Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Usulan Pengaturan Jam Masuk Kantor, DTKJ: Tak Cukup Hanya Buka Jalan Baru untuk Atasi Kemacetan

Kompas.com - 21/07/2022, 20:44 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mendukung usulan Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya yang ingin mengatur ulang jam masuk kantor bagi karyawan yang bekerja di Ibu Kota.

Ketua DTKJ Haris Muhammadun mengatakan sebetulnya usulan itu sudah pernah disampaikan oleh lembaganya dalam sebuah focus group discussion (FGD) pada saat awal pandemi Covid-19.

Waktu itu, kata Haris, DTKJ mengamati ada perubahan seperti udara Jakarta yang lebih bersih, hingga berkurangnya kemacetan secara signifikan pada saat jumlah mobilitas turun akibat pandemi.

"Secara prinsip DTKJ sangat mendukung hal ini karena sudah saatnya kita menerapkan transportastion demand management (TDM) dengan mengatur jam masuk kantor," ujar Haris kepada Kompas.com, dikutip Kamis (21/7/2022).

Baca juga: Atasi Kemacetan, Polda Metro Usulkan Jam Masuk Kantor Diatur Ulang

Haris berujar saat ini sudah tidak bisa lagi melakukan pola pendekatan dengan transportation capacity management (TCM) dengan terus membangun jaringan jalan baru atau pun memperlebar jalan untuk mengurai kemacetan.

Menurut Haris, akar masalah kemacetan di Jakarta itu sebetulnya berasal dari pergerakan orang secara bersamaan dari area yang sama (permukiman) dalam waktu yang sama, ke tujuan yang sama, yaitu pusat kota atau perkantoran.

Hal ini, kata Haris, membuat kondisi jalan Ibu Kota pada jam sibuk pagi dan sore akan terjadi lonjakan yang sangat signifikan.

"Maka atur jam masuk kantor. Sehingga bisa meratakan atau membuat jam sibuk tidak begitu ekstrim, yang pada akhirnya kemacetan pada saat jam sibuk bisa terurai," tutur Haris.

Baca juga: Pemprov DKI Pertimbangkan Usulan Pengaturan Jam Masuk Kantor untuk Atasi Kemacetan

Sebelumnya, Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Latif Usman menyiapkan sejumlah program untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.

Salah satunya jam keberangkatan pekerja diatur supaya tidak menumpuk pada jam yang sama.

Usulan itu, kata dia, berdasarkan hasil analisis terkait kemacetan Jakarta pada jam rawan di pagi hari.

Dari hasil pengamatannya, mobilitas pekerja hingga pelajar berangkat pada jam bersamaan sehingga mengakibatkan kemacetan di jalan.

Baca juga: Polda Usul Pengaturan Jam Masuk Kerja untuk Atasi Macet, Pemprov DKI: Sudah Ada Transportasi Massal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com