JAKARTA, KOMPAS.com - Anies Baswedan buka suara soal pengusungan dirinya dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Untuk diketahui, Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi sebelumnya memprediksi Anies-AHY bakal dipasangkan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menanggapi hal itu, Anies menyatakan bahwa dirinya hendak fokus terlebih dahulu dengan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Sekarang saya lagi menyelesaikan tugas di Jakarta (sebagai gubernur). Jadi saya tuntaskan dulu tugas di Jakarta," tuturnya kepada awak media, Jumat (5/8/2022).
Di sisi lain, ia memang mengaku bertemu dengan sejumlah tokoh partai politik (parpol) di acara Forum Pemimpin Redaksi (Pemred) yang digelar di Kuningan, Jakarta Selatan, hari ini.
Baca juga: Digadang Duet dengan Anies untuk Pilpres, AHY: Kami Terus Saling Sapa
Menurut Anies, pertemuan antara dirinya dan tokoh parpol sebenarnya kerap dilakukan.
"Tadi kan di acara Forum Pemred juga ketemu (dengan tokoh parpol). Ketemuan-ketemuan itu sesuatu yang jamak, yang kita kerjakan, silaturahmi dengan semuanya," urai politisi non-parpol itu.
Diberitakan sebelumnya, Ari memprediksi, Anies-AHY bakal dipasangkan jika koalisi antara Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pilpres 2024 menguat.
"Sepertinya (mengusung) Anies-AHY (sebagai capres-cawapres)," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (2/8/2022).
Sebagaimana diketahui, Anies Baswedan menjadi salah satu dari tiga nama calon presiden yang diusulkan Partai Nasdem.
Baca juga: Jika Hendak Maju Pilpres, Anies Disarankan Tentukan Warna Politik Usai Lengser sebagai Gubernur
Gubernur DKI Jakarta itu bersanding dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Sementara itu, kata Ari, Demokrat juga menjagokan ketua umumnya sendiri yang tak lain adalah AHY untuk maju di panggung pilpres.
Menurut Ari, kemungkinan ini yang lantas memikat PKS untuk bergabung. Apalagi, daya tawar partai pimpinan Akhmad Syaikhu itu terbilang rendah.
"Agenda politik Nasdem yang menjagokan Anies dan Demokrat yang mengusung AHY pasti akan diaminkan PKS karena partai ini tidak dalam posisi tawar yang tinggi," ujarnya.
Ari menilai, koalisi antara Demokrat, Nasdem, dan PKS terbilang masuk akal.
Justru, yang janggal adalah PKS yang semula hendak bergandengan dengan PKB. Sebab, massa pendukung kedua partai sangat diametral.
PKS juga hampir tidak mungkin bekerja sama dengan PDI Perjuangan, lantaran kultur poltik keduanya sangat berbeda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.