Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Jamin Identitas Pelapor Kasus Pelecehan Seksual di Transjakarta Aman

Kompas.com - 05/08/2022, 21:50 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjamin identitas korban hingga saksi yang melaporkan kasus pelecehan seksual di Transjakarta aman dan tidak akan dipublikasi.

"Dan dijamin bahwa identitas pelapor itu akan dijaga dan tidak akan dipublikasikan sehingga kemanan dan keselamatannya terjamin," ujar Syafrin di Halte Harmoni, Jakarta Pusat, dikutip dari Tribunjakarta.com, Jumat (5/8/2022).

Oleh sebab itu, ia mendorong saksi dan korban pelecehan seksual untuk berani melaporkan kasus pelecehan seksual di Transjakarta.

Baca juga: Transjakarta Pasang CCTV yang Mampu Deteksi Wajah Pelaku Pelecehan Seksual meski Pakai Masker

Guna memudahkan pelaporan, Transjakarta bakal menempel stiker STOP pelecehan seksual yang disertai dengan informasi nomor telepon.

Para korban maupun saksi mata bisa menghubungi di nomor 1500 102. Kemudian bisa pula menghubungi lewat akun Twitter @PT_Transjakarta, serta aduan secara langsung dengan melapor kepada petugas.

"Kami perlu mendorong agar korban ataupun saksi itu berani melaporkan setiap ada kejadian pelecehan seksual. Dengan melakukan pemasangan informasi, kanal, nomor aduan tentu itu akan memberikan jaminan kepada setiap korban ataupun saksi untuk segera melaporkan," kata Syafrin.

Korban pelecehan seksual di Transjakarta enggan melapor

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PT Transjakarta Mochammad Yana Aditya mengungkapkan, sejumlah korban pelecehan seksual di Transjakarta tak melaporkan kasusnya kepada petugas.

Baca juga: Kecelakaan Maut yang Melibatkan Transjakarta Terulang Lagi, Pengendara Motor Tewas Terlindas Bus di Jalan S Parman

Hal ini diungkap dia saat rapat kerja di Komisi B DPRD DKI Jakarta di Gedung DPRD DKI Jakarta.

"Kami sudah koordinasi dengan Polda Metro Jaya bagaimana kita bisa mensinkronkan karena apapun pelecehan seksualnya, kalau kita tidak bisa sampai menghukum," kata dia.

"Sekarang sudah ada UU TPKST (Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS), itu seharusnya sudah cukup untuk melapis cuma tadi dari korbannya ini memang banyak sekali yang tidak mau melapor," lanjut dia.

Padahal, sejak tahun 2016, ia mencatat banyak kasus pelecehan seksual, sehingga pihaknya segera membuat upaya mitigasi, dimulai dari pencegahan, penindakan hingga tindak lanjut.

Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan Transjakarta Anang Rizkani Noor mengatakan tiga upaya ini telah dijalankan pihak TransJakarta.

"Nah itu pencegahan, kami akan melakukan kampanye yang lebih gencar lagi. Penindakannya proses pelaporannya itu sudah kita integrasikan di dalam tim kami sehingga apabila yang melaporkan itu segera bisa ditindaklanjuti," lanjut dia.

"Tindak lanjutnya itu tadi yang sudah didiskusikan karena memanh tidak semua yang mengalami itu, insiden itu mau melapor nah ini mengapa? karena ada yang tdk punya waktu, malu, dan sebagainya," tutur dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Korban Pelecehan Seksual di Transjakarta Enggan Melapor, Anak Buah Anies Jamin Identitas Korban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com