Sebelum upacara, Asep mengaku sudah mengatakan kepada para peserta agar tidak terlalu larut dalam suasana yang berlebih.
"Awal juga pada saat upacara belum dimulai, saya peringatkan juga ke pembawa acaranya, tapi mungkin karena telanjur senang, ya sulit, apalagi jiwa-jiwa anak muda," kata Asep.
Asep menjelaskan, aksi yang dilakukan oleh anggota Paskibraka itu merupakan euforia yang terjadi secara spontan setelah upacara.
Ia sendiri menyayangkan aksi joget yang dilakukan oleh anggota paskibra tersebut. Namun, Asep mengatakan bahwa aksi joget itu hanya euforia spontan yang dilakukan oleh remaja.
"Itu kan anak-anak kisaran umur 15-16 tahun. Saya juga menyayangkan, intinya kenapa tari memakai baju paskibra, mungkin kan enggak bisa ditahan rasa senangnya itu," jelasnya.
Asep menambahkan, bahwa dirinya tak ingin menyalahkan siapapun atas aksi joget yang terjadi.
"Kami tidak menyalahkan siapa-siapa, mungkin ini euforia anak muda. Mungkin enggak bisa ditahan, karena rasa senangnya," ujar Asep.
Terkini, pihak Kecamatan Cabangbungin sudah melakukan pembinaan kepada anggota paskibra yang melakukan aksi joget tersebut.
"Kami lagi lakukan pembinaan saja, kami kan berpikir psikis mereka. Masih usia-usia muda," imbuh Asep.
Asep beralasan bahwa pembinaan dilakukan agar mental para remaja tersebut tidak tergganggu karena aksi yang sudah dilakukan.
Selain itu, sanksi keras tak akan diberikan, mengingat para remaja itu sudah bekerja dengan baik dan telah berjasa menaikkan Bendera Merah Putih.
"Ya jangan sampai kejiwaannya terganggu, karena kan mereka masih panjang pendidikannya. Mereka juga sudah berjasa menaikkan bendera, kalau kami tegur secara keras, itu juga tidak baik dampaknya" pungkas Asep.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.