Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pungutan Rp 1.000 di Stasiun Bekasi Timur Diprotes Pengemudi Ojol dan Penumpang...

Kompas.com - 08/09/2022, 07:21 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kasus dugaan pungutan liar (pungli) dalam bentuk karcis di Stasiun Bekasi Timur, Kota Bekasi, belakangan ini ramai diperbincangkan di jagat maya Twitter.

Dugaan pungli itu mencuat ke publik usai pemilik akun Twitter @tsanvia mengunggah foto karcis bagi pengemudi ojek online (ojol) yang hendak masuk ke area Stasiun Bekasi Timur.

"Awalnya suka banget sama Stasiun Bekasi Timur, karena liftnya sekarang sudah berfungsi. Tapi sekarang kalau mau di pick up atau drop off, ojol harus bayar Rp 1.000," cuit pemilik akun @tsanvia.

Baca juga: Antar Jemput Penumpang di Stasiun Bekasi Timur, Pengemudi Ojol Harus Bayar Rp 1.000

Pemilik akun itu juga menggunggah sebuah foto karcis bertulisan "KARCIS MASUK OJEK ONLINE Rp. 1000,-".

Dalam karcis tersebut juga terlihat sebuah stempel bertulisan Totabuan Manajemen Parkir.

Ada juga keterangan bahwa karcis itu bukan untuk parkir kendaraan, melainkan hanya untuk menurunkan (drop off) pengguna jasa.

Tak hanya pemilik akun @tsanvia, para pengemudi dan penumpan ojol lainnya juga mempersoalkan tiket tersebut.

Keluhan para pengemudi ojol

Karcis untuk pengemudi ojek online yang antar jemput penumpang di Stasiun Bekasi Timur, Kota Bekasi. Pengemudi ojek online harus bayar Rp 1.000 untuk mengantar atau menjemput penumpang di lobi Stasiun Bekasi Timur.Dok. Pemilik Akun Twitter @tsanvia Karcis untuk pengemudi ojek online yang antar jemput penumpang di Stasiun Bekasi Timur, Kota Bekasi. Pengemudi ojek online harus bayar Rp 1.000 untuk mengantar atau menjemput penumpang di lobi Stasiun Bekasi Timur.
Sejumlah pengemudi ojol merasa berkeberatan dengan adanya biaya masuk yang harus dibayar. Salah satunya adalah Vicky (27).

Menurut Vicky, ia dan rekan-rekannya sesama pengemudi ojol masuk ke area Stasiun Bekasi Timur hanya menurunkan dan mengangkut penumpang, bukan memarkirkan kendaraan.

"Ini kan kami bukan parkir, ini drop off dan pick up. Kalau parkir, kami tinggalkan kendaraan di sini dan kami tinggal. Kami kan hanya jemput penumpang, selesai," kata Vicky kepada Kompas.com di Stasiun Bekasi Timur, Rabu (7/9/2022).

Baca juga: Pengemudi Ojol Mengeluh Harus Bayar Rp 1.000 di Stasiun Bekasi Timur: Kami Tidak Parkir, Cuma Antar Jemput

Ia pun mempertanyakan keberadaan karcis tersebut. Menurut Vicky, biaya karcis Rp 1.000 itu seperti pungli dan tidak sesuai dengan peraturan daerah (perda) yang berlaku.

"Kalau memang tarifnya resmi, bukan Rp 1.000, karena kan memang ada peraturan daerahnya, minimal parkir stasiun itu berapa," ujar dia.

Pengelola tempat parkir abaikan keluhan pengemudi ojol

Vicky menjelaskan bahwa tarif masuk Rp 1.000 di Stasiun Bekasi Timur sudah diberlakukan sejak Agustus.

Sebelum tarif itu diberlakukan, para pengemudi ojol sudah beberapa kali melakukan mediasi dengan pengelola parkir dan meminta rencana penerbitan karcis dibatalkan.

Baca juga: Pengemudi Ojol Protes Kena Biaya Rp 1.000 di Stasiun Bekasi Timur, Tuding Bukan Tarif Resmi

Namun, tanpa alasan yang jelas, pengelola parkir tetap membuat kebijakan mewajibkan pengemudi ojol bayar Rp 1.000 untuk masuk area stasiun.

"Sudah tiga kali (pertemuan), tapi pada akhirnya mereka tetap pasang tarif Rp 1.000 itu," tutur Vicky.

Pengguna KRL ikut merugi

Sejumlah penumpang juga ikut merasakan dampaknya. Apabila mereka menggunakan jasa ojol tetapi enggan membayar Rp 1.000, maka penumpang harus berjalan kaki sejauh 100-200 meter dari pintu masuk stasiun.

Seorang pengguna jasa ojol sekaligus pengguna KRL, Tari (46), merasa bingung dengan adanya pungutan Rp 1.000 tersebut.

Tari mengungkapkan, akibat adanya pungutan untuk ojol, akses masuk area stasiun jadi dibagi dua.

"Enggak tahu (kejelasan pungutan Rp 1.000), karena jadi aneh, ada dua pintu akses di stasiun ini," kata Tari di Stasiun Bekasi Timur.

Baca juga: Ada Pungutan Rp 1.000 untuk Driver Ojol di Stasiun Bekasi Timur, Penumpang Mengaku Ikut Rugi

Selain Tari, pengguna jasa ojek daring bernama Marina juga kebingungan.

Menurut Marina, selain pengemudi ojol, para penumpang juga merasa dirugikan dengan adanya pungutan Rp 1.000 yang diterapkan di Stasiun Bekasi Timur.

Marina berharap tak ada lagi pungutan bagi pengemudi ojol yang mengantar dan menjemput penumpang di Stasiun Bekasi Timur.

"Saya penginnya kayak dulu saja, driver bisa keluar-masuk buat antar penumpang di depan pintu masuk peron, tapi ya enggak usah bayar, kayak langsung saja," kata Marina.

PT KAI tegaskan bukan pungli

Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 Eva Chairunisa pun buka suara mengenai karcis tersebut.

Eva mengatakan bahwa area parkir di Stasiun Bekasi Timur belum dikelola oleh PT KAI. Lahan itu dikelola secara resmi oleh pengelola lahan parkir.

Karcis yang dikeluarkan pengelola lahan parkir, Eva berujar, merupakan karcis resmi.

"Terkait parkir di stasiun, itu resmi dan tidak pungli, tiketnya memang bukan tiket parkir stasiun," ujar Eva.

Baca juga: Pengemudi Ojol Harus Bayar Rp 1.000 Antar Jemput Penumpang di Stasiun Bekasi Timur, PT KAI: Seperti di Mal

Eva berujar, karcis itu hanya diberikan ketika pengemudi ojol menurunkan atau menjemput penumpang melewati gerbang parkir yang sudah ditentukan.

"Kami sudah melakukan konfirmasi bahwa hal tersebut sudah menjadi kebijakan pengelola parkir, resmi di area tersebut, sehingga jika tidak melewati gate, tidak perlu membayar," ujar Eva.

Eva mengibaratkan karcis itu seperti kondisi di mal atau pusat perbelanjaan.

"Ya, seperti kalau di mal, ada beberapa yang drop off (menurunkan penumpang), kemudian keluar tetap dikenakan biaya, karena sudah melalui gate," tutur Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com