Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

HUT Ke-27 "Kompas.com": Bersepeda, Berziarah, dan Berbagi Beasiswa

Kompas.com - 11/09/2022, 18:23 WIB
Sandro Gatra

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Melanjutkan tradisi tahunan menyambut HUT Kompas.com, kami berziarah ke makam para pendiri Kompas Gramedia dan rekan-rekan kerja yang mendahului untuk menghadap Sang Pencipta serta menyerahkan donasi.

Gerakan bersepeda, berziarah, dan berbagi kami mulai sejak 2020, ketika Kompas.com berulang tahun ke-25.

Menjelang ulang tahun ke-27 Kompas.com pada 14 September 2022, kami kembali bersepeda ke empat tempat pemakaman pada Minggu (11/9/2022).

Ini adalah upaya kami untuk terus menghormati jasa para pendiri dan rekan-rekan yang telah berkontribusi membangun Kompas.com.

Rombongan sepeda dibagi dua. Rombongan pertama start dari Bentara Budaya Jakarta, Palmerah Selatan, menuju TPU Menteng Pulo, Jakarta Selatan.

Di sana, tempat rekan kerja kami, Ervan Hardoko, dimakamkan. Koko, panggilannya, berpulang pada 8 Agustus 2019.

Sedangkan rombongan lainnya start dari Depok menuju makam ke makam Moh Latif. Kong Latif, sapaan akrab rekan kerja kami, berpulang pada 28 Desember 2019.

Kami berziarah ke makam pendiri Kompas Gramedia, Bapak Jakob Oetama di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (11/9/2022).Kompas.com Kami berziarah ke makam pendiri Kompas Gramedia, Bapak Jakob Oetama di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (11/9/2022).
Kedua rombongan bertemu di titik TMP Kalibata, Jakarta Selatan, tempat pusara pendiri Kompas Gramedia, Bapak Jakob Oetama, yang tutup usia pada 9 September 2020.

Kemudian rombongan bertolak ke titik makam terakhir, yakni TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Di sana, tempat peristirahatan terakhir pendiri Kompas Gramedia, Bapak P.K. Ojong, yang wafat pada 31 Mei 1980.

Di TPU yang sama, rekan kerja kami, Kurnia Sari Azizah alias Icha, dimakamkan. Icha berpulang pada 31 Juli 2020.

Kami berziarah ke makam pendiri Kompas Gramedia, bapak Jakob Oetama di TMP Kalibata Jakarta Selatan, Minggu (11/9/2022).Kompas.com Kami berziarah ke makam pendiri Kompas Gramedia, bapak Jakob Oetama di TMP Kalibata Jakarta Selatan, Minggu (11/9/2022).
Rombongan bersepeda finis di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah Selatan. Di titik ini sekaligus penyerahan simbolis beasiswa dari kanal Health Kompas.com tahap II.

Penerima beasiswa merupakan anak-anak yang menjadi yatim atau piatu akibat pandemi pada 2020-2021. Mereka rentan putus sekolah.

Donasi ini bersumber dari keuntungan kanal Health yang disisihkan sebanyak 60 persen.

Bantuan ini dapat diimplementasikan dengan dukungan berbagai pihak, di antaranya Kitabisa.com, Kawal Masa Depan, dan Yayasan Kapiler.

Pada tahap awal bantuan berupa santunan kepada 83 anak dan beasiswa sebanyak 37 anak. Saat ini bantuan senilai Rp 157.800.00 akan dimanfaatkan 95 anak untuk keperluan melanjutkan sekolah.

Anak-anak penerima manfaat tersebar 8 provinsi dari tingkat SD hingga SMA.

“Bantuan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak yang telah dihimpun teman-teman Kawal Masa Depan. Bahkan di antaranya penerima bantuan Kompas.com di tahap I. Alhamdulillah sukses lulus SMA dan terhindar dari putus sekolah,” tutur Syaukat Rafifidhiya Zubaidi sebagai project officer implementer donasi.

Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho menjelaskan, bantuan ini merupakan upaya Kompas.com dalam merespons kebutuhan masyarakat.

"Konsistensi ini diawali melalui dukungan pembaca yang ingin membantu kisah yang tayang di Kompas.com. Selain itu, dari sisi Kompas.com pun khususnya kanal Health yang mengalami profit cukup signifikan saat pandemi 2021 lalu. Kami salurkan 60 persen profitnya untuk bantu yang membutuhkan," kata Wisnu.

Semoga hal-hal baik dari gerakan ini dapat menjadi inspirasi bagi pihak lain untuk dapat membantu sesama dan memberikan manfaatnya ke masyarakat luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com