Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Kenaikan BBM, BEM UI Singgung Megaproyek Pemerintah Senilai Rp 6.445 Triliun

Kompas.com - 13/09/2022, 08:25 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) menolak kenaikan harga bahan bakar minyak yang telah ditetapkan pemerintah.

Ada sejumlah alasan yang membuat BEM UI menolak dialihkannya subsidi BBM. 

Pertama, BEM UI menilai alasan pemerintah yang menyebut bahwa keuangan negara sudah terbebani subsidi BBM hanya mengada-ada. 

Sebab, di saat bersamaan, pemerintah terus menggenjot berbagai proyek strategis nasional yang menggerus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Hingga kini, terdapat lebih dari 200 proyek strategis nasional yang dikejar rampung oleh pemerintah sebelum tahun 2024 dan menghabiskan dana hingga mencapai Rp 6.445 triliun," kata Ketua BEM UI Bayu Satrio Utomo dalam keterangan tertulis kepada Kompas.com, Selasa (13/9/2022). 

Baca juga: BEM UI Demo Tolak Kenaikan BBM di Kementerian ESDM Siang Ini

Bayu menambahkan, geliat ekonomi konstruktif pemerintah terus berlanjut sampai megaproyek pemindahan ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan.

"Sayangnya, realisasi megaproyek IKN ini jelas semakin membebani APBN karena
pembangunan IKN tentu tidak memakan biaya yang sedikit hingga ditaksir sebesar Rp 466
triliun," sambung Bayu. 

Langkah pemerintah yang lebih mengedepankan berbagai proyek pembangunan
minim urgensi, kata dia, jelas bertolak belakang dengan peran APBN sebagai shock absorber dalam menjaga dan melindungi perekonomian dan rakyat dari dampak krisis energi global.

Kedua, BEM UI menolak kenaikan BBM karena akan berdampak pada inflasi dan kenaikan harga kebutuhan pokok.

Sebagai contoh, beberapa hari setelah kenaikan harga BBM terjadi, berbagai harga sektor pangan pun juga mengalami kenaikan harga.

Baca juga: Demo Lagi di Istana, Buruh Pertanyakan Kenapa Pemerintah Cabut Subsidi BBM tapi Tetap Bangun IKN

 

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) mencatat bahwa telah terjadi kenaikan harga di berbagai komoditas pangan secara signifikan seperti komoditas cabai yang mengalami peningkatan harga hingga 15,76% imbas kenaikan harga BBM.

"Tentunya, kenaikan harga komoditas pangan ini akan terus terjadi dan memberatkan
masyarakat mengingat sudah terjadinya kenaikan harga dari kelompok pangan sebesar
11,47% sebelum terjadinya kenaikan harga BBM," kata Bayu. 

Selanjutnya, BEM UI juga tidak yakin penyaluran bantuan sosial sebagai pengganti subsidi BBM bisa efektif menjadi solusi meredam efek domino dari kenaikan harga BBM. 

Sebab,  belum ada kepastian konkret mengenai penerima BLT ini akan tepat sasaran.

Hal ini mengingat pendataan masyarakat tergolong miskin pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) belum sepenuhnya baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com