Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pria Arogan yang Mengaku Polisi di Bekasi Akhirnya Minta Maaf...

Kompas.com - 14/09/2022, 06:33 WIB
Joy Andre,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Kasus seorang pria yang menolak untuk memindahkan mobilnya meski menghalangi akses ke sebuah toko di Jatiwaringin, Pondok Gede, Kota Bekasi, kini mencapai babak akhir.

Edison Samsudin (67), pengendara mobil yang juga mengaku sebagai anggota polisi sudah menyampaikan permintaan maaf ke publik.

Permintaan maaf itu ia sampaikan setelah pihak yang terlibat dimediasi di Mapolres Metro Bekasi Kota pada Selasa (13/9/2022).

Di sana, ia dipertemukan dengan Airin, pemilik toko sekaligus perekam video dan Ketua RT 01 Jaticempaka, Jatiwaringin, Yosharman Nirman.

"Saya atas nama pribadi dan keluarga memohon maaf atas kejadian yang sebetulnya kami tidak hendaki," ujar Edison di Mapolres Metro Bekasi Kota.

Baca juga: Sederet Fakta Istri Sayat Alat Kelamin Suami Sirinya di Bekasi...

"Semoga untuk selanjutnya, hidup kami aman dan sejahtera," lanjut Edison.

Dalam mediasi yang digelar, Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Hengki menyatakan bahwa Edison bukanlah seseorang dari keluarga besar Polri.

Hengki mengatakan bahwa Edison hanya pensiunan perusahaan swasta.

Atas kejadian ini, Hengki berharap agar masyarakat tidak secara sembarangan menyatakan diri sebagai anggota dari keluarga Polri.

"Mudahan-mudahan, kejadian serupa tidak terulang kembali dan dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk tidak menyampaikan seolah-olah sebagai anggota Polri," ujar Hengki.

Baca juga: Pria Mengaku Polisi yang Parkir dan Halangi Akses Kios di Bekasi Minta Maaf

Berawal dari unggahan di Twittet

Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria menghalangi akses keluar-masuk di depan toko alat tulis kantor (ATK) sebelumnya viral di Twitter.

Dalam video yang berdurasi 2 menit 16 detik itu tampak seorang pria mengaku sebagai polisi menolak memindahkan mobilnya yang menghalangi akses keluar masuk.

Terlihat, seorang pria mengenakan baju putih, yang ternyata merupakan seorang ketua RT, sedang bersitegang dengan pria pengemudi mobil.

Si pengemudi mobil tampak menolak untuk memindahkan kendaraannya sambil menunjuk-nunjuk.

Ketua RT yang berdebat dengannya kemudian terlihat mencoba mendorong mobil itu agar mundur.

Kejadian perselisihan itu belakang diketahui terjadi pada Kamis (8/9/2022).

Baca juga: Bukan Polisi, Siapa Pengendara Arogan yang Parkir dan Halangi Akses Kios di Bekasi?

Kronologi kejadian perselisihan

Pemilik toko sekaligus perekam dalam video yakni Airin membeberkan awal mula kejadian tersebut.

Awalnya, Airin sedang berada di kios yang juga rumahnya.

"Waktu sore itu, saya lagi di rumah, terus ada mobil di pintu keluar masuk, saya ngomong baik-baik, minta dia mundur atau maju, karena itu pintu keluar masuk," kata Airin saat ditemui di lokasi kejadian, Senin.

Namun, pengemudi mobil itu menolak untuk memundurkan kendaraannya dengan nada tinggi.

"Akhirnya dia marah, bawa-bawa nama, 'Saya anggota polisi,' begitu," ucap Airin.

Tak mau berdebat panjang, Airin akhirnya menghubungi petugas keamanan setempat, tetapi yang datang ke lokasi justru ketua RT.

"Saya telepon, terus Pak RT enggak lama datang. Pak RT pun kasih omongan baik-baik, tapi ternyata omongan dia itu sangat kasar dan enggak menghormati Pak RT," ujar Airin.

Baca juga: Duduk Perkara Video Viral Polisi Arogan yang Halangi Jalan di Bekasi hingga Dapat Sorotan Mahfud MD

Usut punya usut, ternyata pengemudi mobil itu tengah menunggu istrinya. Tak beberapa lama kemudian, pengemudi mobil yang mengaku polisi itu pun pergi dari lokasi.

Dapat sorotan dari Mahfud MD

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Republik Indonesia Mahfud MD ikut menyoroti video perselisihan ini.

Dalam akun Twitter resmi miliknya, Mahfud mengatakan bahwa pengemudi mobil itu harus ditindak.

"Ini beneran atau konten sandiwara buatan? Kalau ini sungguhan maka polisi harus mengambil tindakan," demikian twit Mahfud dalam akun resmi Twitter-nya.

Dalam cuitan tersebut, Mahfud menyebutkan pelat nomor kendaraan tersebut dan menge-tag akun resmi @DivHumas_Polri.

Mahfud juga mempertanyakan sikap arogansi seseorang dalam video tersebut yang diduga aparat kepolisian.

"Masak arogansinya seperti itu @DivHumas_Polri," lanjut Mahfud.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] DPRD DKI Usulkan Pemberhentian Anies | Duduk Perkara Video Viral Polisi Arogan Halangi Jalan

Polisi pastikan pengemudi bukan polisi

Polisi pun juga sudah menyelidiki kasus pria arogan yang mengaku polisi tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan sudah mengatakan bahwa pria pengendara mobil yang ada dalam video bukan anggota Polri.

"Pengemudi kendaraan dengan nomor polisi B 1398 KYP itu atas nama saudar Edison Samsudin," ujar Zulpan, Senin.

Menurut Zulpan, peristiwa dalam video terjadi ketika pelaku hendak membeli makanan di salah satu kios.

Edison memarkirkan mobilnya sembarangan hingga menutupi akses keluar masuk kios di lokasi kejadian.

"Setelah dilakukan pendalaman ternyata pengemudi kendaraan B 1398 KYP bukanlah seorang anggota polisi, tetapi pensiunan pegawai bank," ungkap Zulpan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com