"Bahwa dengan popularitas yang konsisten akan membawa dampak positif elektabilitas bagi koalisi yang menjadi kendaraan politiknya (Anies)," tutur Wasisto.
Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan, pernyataan kesiapan Anies untuk menjadi calon presiden akan memengaruhi pembentukan koalisi parpol.
Koalisi yang dimaksud melibatkan tiga parpol, yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Selama beberapa bulan terakhir, ketiga parpol intens berkomunikasi dan menunjukkan intensi yang sama dalam penentuan sosok yang akan diusung pada pilpres mendatang.
Berdasarkan hasil Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Nasdem pada Juni lalu, misalnya, partai yang dipimpin Surya Paloh itu memutuskan untuk mendukung tiga bakal calon presiden.
Ketiga sosok itu adalah Anies Baswedan, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Baca juga: Nasdem Buka Kemungkinan Usung Anies Baswedan sebagai Capres
PKS dalam Musyawarah Majelis Syuro PKS yang dilaksanakan pada Agustus lalu juga memasukkan Anies sebagai sebagai salah satu tokoh yang masuk dalam kriteria bakal capres.
Adapun Partai Demokrat menyatakan memiliki kedekatan emosional tersendiri dengan Anies. Partai berlambang mercy itu bahkan membuka kemungkinan untuk menduetkan sang ketua umum Agus Harimurti Yudhoyono dengan Anies.
”Pernyataan Anies akan mendorong Nasdem, Demokrat, dan PKS untuk membicarakan ulang skema koalisi dan mungkin juga bisa mendorong percepatan deklarasi koalisi dan pencapresan. Itu juga bisa memengaruhi mereka untuk membicarakan lagi formasi capres dan cawapres karena dari sisi capres sepertinya sudah sangat mengerucut,” kata Arya, dilansir dari Kompas.id.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Nasdem Willy Aditya mengatakan, pihaknya memang telah memutuskan untuk mendukung Anies sebagai salah satu dari tiga bakal capres sesuai dengan hasil rakernas.
Pernyataan Anies pun dianggap sebagai sambutan dan respons yang baik atas keputusan partai. Namun, dari tiga nama tersebut, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh masih akan mengerucutkannya menjadi satu nama.
Willy tidak memungkiri, penentuan figur capres yang akan diusung nantinya akan bergantung pada koalisi parpol.
Sebab, Nasdem belum memenuhi syarat pencalonan capres/cawapres yang diatur dalam Undang-Undang Pemilu, yakni memiliki setidaknya 20 persen kursi DPR atau total perolehan suara nasional dalam pemilu legislatif sebelumnya 25 persen.
Sejauh ini, komunikasi intens untuk menjajaki kemungkinan koalisi dilakukan dengan Demokrat dan PKS.
”Kesepahaman sudah ada, kesepakatan yang belum didapat. Masih berproses. Tinggal tunggu kesepakatan, itu yang cukup jadi titik krusial sejauh ini,” ujar Willy.
Baca juga: Anies Nyatakan Siap Maju Capres 2024, Nasdem: Menarik!