Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberkan Data Perkembangan Pembangunan di Kota Depok, PDI-P: Eksekusinya Amburadul!

Kompas.com - 21/09/2022, 05:09 WIB
M Chaerul Halim,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Kota Depok, Hendrik Tangke Allo mengungkapkan data perkembangan pembangunan selama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berkuasa memimpin Kota Belimbing.

Menurut Hendrik, masalah pembangunan infrastruktur dalam program Pemerintah Kota (Pemkot) Depok tak bisa dieksekusi dengan baik.

"Saya ingin menyampaikan dari data yang kami punya, eksekusi program-program yang disampaikan pemerintah kota Depok ini amburadul," kata Hendrik dalam konferensi pers di Ruang Fraksi PDI-P DPRD Kota Depok, Selasa (20/9/2022).

Baca juga: PDI-P: Tak Ada Perkembangan Signifikan selama 20 tahun PKS Memimpin Depok

Misalnya, terkait pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Cipayung tak ada solusi sejak 20 tahun terakhir.

"TPA yang ada menjadi sumber masalah bagi warga masyarakat sekitar. Pengolahan sampah masih tradisional, bandingkan dengan Kota Surabaya yang produksi sampahnya justru menghasilkan energi listrik," kata dia.

Kemudian, masalah ruas jalan yang ada di Kota Depok disebut tak ada penambahan. Bahkan, ada jalan yang kondisinya memprihatinkan malah dibiarkan dan tak diperbaiki.

"Titik banjir semakin bertambah tanpa adanya penanganan, contohnya wilayah Mampang, Jalan Margonda, Kompleks GDC dan lain sebagainya. Maka Depok menjadi termasuk 10 besar kategori kota tidak layak huni versi Ikatan Ahli Perencana," sambung Hendrik.

Baca juga: KemenPPPA Sebut Depok Belum Jadi Kota Layak Anak, Ini Penjelasan Wali Kota Idris

Pria yang akrab disapa HTA itu mengatakan rencana pembangunan area publik pun sempat mendapatkan sorotan lantaran sudah disediakan, tetapi belum dapat dimanfaatkan masyarakat secara maksimal.

"Seharusnya memaksimalkan space yang sudah ada, contohnya Alun-alun Kota yang justru tidak bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh masyarakat karena dibatasi jam operasionalnya, itu menghabiskan APBD yang sangat besar," kata Hendrik.

Baca juga: Ketika Depok Terseret Perseteruan PDI-P dan PKS soal Kenaikan Harga BBM, Prestasi Wali Kota Dipertanyakan...

"Sebaiknya anggaran pembangunan public space diberikan sebagai bantuan ke masyarakat miskin," sambung dia.

Menurut Hendrik, fasilitas publik seperti pasar di Depok seharusnya dimaksimalkan dengan baik. Bahkan, Pasar Kemiri Muka yang sebelumnya menjadi aset Pemkot Depok, kini telah diurus oleh pihak swasta.

"Pasar Kemiri Muka sebagai aset Pemkot, tetapi hilang. Pasar Cisalak menghabiskan APBD tetapi dipergunakan tidak sesuai fungsinya, seharusnya infrastruktur pasar dimaksimalkan oleh Pemerintah sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," kata dia.

Baca juga: Tanggapi Pernyataan Hasto PDI-P tentang Prestasi Depok, Wali Kota Idris Pamerkan Sejumlah Pencapaian...

Begitu pun dengan pelayanan kesehatan yang disediakan Pemkot Depok turut disoroti oleh HTA, karena fasilitas yang kurang maksimal.

"RSUD Sawangan setelah hampir 20 tahun masih tipe C, artinya pelayanannnya tidak akan maksimal. Kemudian, RSUD ASA masih tipe C. Dari kedua RSUD ini, penanganan lanjutannya masih tergantung dengan RS lain," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com