Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Spanduk Tolak Rentenir di Depok, Upaya Lindungi Warga dari Lintah Darat...

Kompas.com - 04/10/2022, 06:57 WIB
M Chaerul Halim,
Jessi Carina

Tim Redaksi

"Kan kalau ibu-ibu pas ditagih kadang punya duit kadang enggak, terus marah," ujar dia.

Inisiatif warga jaga lingkungan

Berdasarkan penelusuran Kompas.com di lokasi, setidaknya ada enam spanduk yang terpasang di Jalan Setu Baru dan Jalan Dimun 1.

Dalam spanduk tersebut bertuliskan 'Kami warga RT 01 RW 01, Kelurahan Sukmajaya melarang keras bank keliling/renternir masuk wilayah kami".

Oom mengatakan pemasangan spanduk tersebut merupakan inisatif warga untuk menjaga lingkungannya dari bank keliling atau renternir.

Inisiatif itu, kata Oom, kemudian direalisasikan untuk dibuatkan spanduk penolakan terhadap bank keliling agar tak beroperasi di lingkungannya.

"Ini memang berawal dari inisiatif warga untuk menjaga lingkungannya agar bank keliling ini tidak leluasa untuk beroperasi di wilayah kami," kata Oom.

Menurut Oom, masyarakat telah dibuat jengah dan resah atas aktivitas bank keliling atau renternir yang sebelumnya marak di lingkungan tersebut.

Baca juga: Baim Wong dan Paula, KDRT Bukan untuk Guyonan...

"Memang bank keliling ini, dasarnya dari dulu memang sudah meresahkan warga, karena ada warga yang meminjam uang dengan bunga yang cukup tinggi dan saya anggap itu menyusahkan warga kami," kata Oom.

Lebih jauh, Oom mengaku telah memperingatkan warga agar tak berurusan mengenai keuangannya dengan meminjam kepada renternir.

Meski telah memperingatkan warganya, Oom tak menampik bahwa ada beberapa warganya yang terperangkap oleh sistem peminjaman bank keliling atau renternir tersebut.

"Warga memang sudah saya wanti-wanti diusahakan jangan minjem sama bank keliling, gitu. Karena perlu diketahui, di sini memang ada warga yang terjerat dengan sistem peminjaman di bank keliling," ujar dia.

Karena itu, kata Oom, akhirnya pengurus lingkungan beserta warga bersepakat untuk memasang penolakan bank keliling yang beroperasi di lingkungan mereka.

Terlebih, pihak kelurahan pun juga menyarankan untuk memasang spanduk penolakan tersebut.

"RT, RW sepakat dan bahkan Pak Lurah menyarankan untuk masang banner. Artinya banner itu dipasang untuk memberikan peringatan kepada bank keliling untuk tidak beroperasi di wilayah masing-masing RT dan RW di Kelurahan Sukmajaya," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com