Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Spanduk Tolak Rentenir di Depok, Upaya Lindungi Warga dari Lintah Darat...

Kompas.com - 04/10/2022, 06:57 WIB
M Chaerul Halim,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sebuah RT di kawasan Sukmajaya memasang spanduk larangan masuk bagi para rentenir atau bank keliling. 

Ketua RT 01 RW 01, Sukmajaya, Depok, Oom Rahmat mengatakan, pihaknya telah membentuk tim sweeping untuk menegur bank keliling atau renternir yang masih beroperasi di lingkungannya.

"Iya kami akan sweeping, memang kalau ada bank keliling itu kumpul sudah ada orang yang siap untuk menegur, karena kami juga sudah bentuk tim," kata Oom saat dihubungi, Kompas.com, Senin (3/10/2022).

Menurut Oom, pembentukan tim sweeping itu merupakan upaya meminimalisir renternir yang masih beredar di lingkungan.

Baca juga: Spanduk Tolak Rentenir Terpasang di Kawasan Sukmajaya Depok, Ketua RT: Karena Sudah Meresahkan Warga

Ia menegaskan, keberadaan tim sweeping itu bukan bermaksud untuk mematahkan usaha renternir.

Namun, ia lebih mengkhwatirkan warganya mendapat perlakuan dari oknum renternir yang menagih secara kasar.

"Alasannya ini biar kami tidak kecolongan mohon maaf aja, bukan berartinya kita menghalangi usaha orang, karena kami khawatir dengan cara-cara para penagih bank keliling itu semacam keras," ujar dia.

Kendati telah dibentuk tim sweeping, Oom mengaku belum menemukan para renternir yang masih berkeliaran di lingkungannya.

Namun, dia menegaskan pihaknya akan melakukan penindakan terhadap rentenir yang ditemukan masih beroperasi di lingkungannya.

"Terutama peneguran, kalau memang ditegur dia tak mengindahkan, kita akan menempuh jalur hukum. Karena bank keliling itu sistemnya tidak sesuai atau dianggap liar dengan caranya," imbuh dia.

Baca juga: Buntut Insiden Penusukan, Warga Pasang Spanduk Tolak Rentenir di Sukmajaya Depok

Ada insiden penusukan

Seorang warga bernama Mul mengungkapkan alasan yang melatarbelakangi sejumlah spanduk penolakan bank keliling atau rentenir terpasang di lingkungan RT 01 RW 01, Sukmajaya, Depok.

Menurut Mul, pemasangan spanduk itu dikarenakan buntut dari tragedi penusukan yang dilakukan penagih utang terhadap rekanannya.

"Iya, karena (oknum) bank keliling tusuk orang, karena konflik itu jadi bank keliling dilarang masuk kawasan ini, makanya sekarang enggak boleh," kata Mul kepada Kompas.com, Senin (3/10/2022).

Peristiwa dua penagih utang berkelahi hingga berujung penusukan itu terjadi di sebuah warung makan di lingkungan tersebut, pada 22 September lalu.

Selain itu, warga juga menolak kehadiran rentenir karena kerap berbuat kasar kepada debiturnya.

Baca juga: Disebut Kembali Fasilitasi Prostitusi, Begini Wajah Kalijodo Sebelum Berubah Jadi Ruang Publik Ramah Anak...

 

"Kan kalau ibu-ibu pas ditagih kadang punya duit kadang enggak, terus marah," ujar dia.

Inisiatif warga jaga lingkungan

Berdasarkan penelusuran Kompas.com di lokasi, setidaknya ada enam spanduk yang terpasang di Jalan Setu Baru dan Jalan Dimun 1.

Dalam spanduk tersebut bertuliskan 'Kami warga RT 01 RW 01, Kelurahan Sukmajaya melarang keras bank keliling/renternir masuk wilayah kami".

Oom mengatakan pemasangan spanduk tersebut merupakan inisatif warga untuk menjaga lingkungannya dari bank keliling atau renternir.

Inisiatif itu, kata Oom, kemudian direalisasikan untuk dibuatkan spanduk penolakan terhadap bank keliling agar tak beroperasi di lingkungannya.

"Ini memang berawal dari inisiatif warga untuk menjaga lingkungannya agar bank keliling ini tidak leluasa untuk beroperasi di wilayah kami," kata Oom.

Menurut Oom, masyarakat telah dibuat jengah dan resah atas aktivitas bank keliling atau renternir yang sebelumnya marak di lingkungan tersebut.

Baca juga: Baim Wong dan Paula, KDRT Bukan untuk Guyonan...

"Memang bank keliling ini, dasarnya dari dulu memang sudah meresahkan warga, karena ada warga yang meminjam uang dengan bunga yang cukup tinggi dan saya anggap itu menyusahkan warga kami," kata Oom.

Lebih jauh, Oom mengaku telah memperingatkan warga agar tak berurusan mengenai keuangannya dengan meminjam kepada renternir.

Meski telah memperingatkan warganya, Oom tak menampik bahwa ada beberapa warganya yang terperangkap oleh sistem peminjaman bank keliling atau renternir tersebut.

"Warga memang sudah saya wanti-wanti diusahakan jangan minjem sama bank keliling, gitu. Karena perlu diketahui, di sini memang ada warga yang terjerat dengan sistem peminjaman di bank keliling," ujar dia.

Karena itu, kata Oom, akhirnya pengurus lingkungan beserta warga bersepakat untuk memasang penolakan bank keliling yang beroperasi di lingkungan mereka.

Terlebih, pihak kelurahan pun juga menyarankan untuk memasang spanduk penolakan tersebut.

"RT, RW sepakat dan bahkan Pak Lurah menyarankan untuk masang banner. Artinya banner itu dipasang untuk memberikan peringatan kepada bank keliling untuk tidak beroperasi di wilayah masing-masing RT dan RW di Kelurahan Sukmajaya," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com