Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Tempat Prostitusi di Jakarta, Kini Berubah Jadi Masjid dan Taman Ramah Anak

Kompas.com - 04/10/2022, 07:19 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Walau sudah bermetamorfosis, wilayah Kramat Tunggak dan Kalijodo masih lekat dengan masa lalu keduanya sebagai pusat bisnis prostitusi di DKI Jakarta.

Keduanya bahkan sempat tercatat sebagai dua dari sejumlah lokalisasi terbesar yang ada di Indonesia, bahkan Asia Tenggara.

Wilayah Kramat Tunggak yang sempat dikenal sebagai pusat prostitusi berada di Kelurahan Tugu Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Sementara Kalijodo berada di perbatasan Jakarta Utara di Kecamatan Penjaringan dan Jakarta Barat di Kecamatan Tambora.

Dalam sejarahnya, pernah ada periode di mana kedua wilayah ini sama-sama berada di puncak kejayaan dalam menjalankan bisnis prostitusi.

Baca juga: Disebut Kembali Fasilitasi Prostitusi, Begini Wajah Kalijodo Sebelum Berubah Jadi Ruang Publik Ramah Anak...

Sejarah Kramat Tunggak

Pada tahun 1970-1999, Kramat Tunggak merupakan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara. Awalnya, Kramat Tunggak adalah Lokasi Rehabilitasi Sosial (Lokres) yang diresmikan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

Tempat itu dibangun atas dasar menyadarkan dan membina pekerja seks di Jakarta. Namun, seiring berjalannya waktu, kawasan di Jakarta Utara itu menjadi tempat pelacuran.

Berkumpulnya pekerja seks dimanfaatkan sejumlah muncikari. Mereka dibujuk untuk bekerja kembali sebagai wanita penghibur.

Kramat Tunggak kemudian berubah menjadi tempat pelacuran, melenceng dari tujuan awal.

Melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI Jakarta No. Ca.7/I/13/1970 per tanggal 27 April 1970 tentang Pelaksanaan Usaha Lokalisasi/Relokasi Wanita Tuna Susila, Ali Sadikin menetapkan Kramat Tunggak sebagai lokalisasi.

Para pekerja seks, yang tadinya tersebar di banyak tempat, berduyun-duyun bergabung ke Kramat Tunggak. Pada era 1990-an, lebih dari 2.000 pekerja seks “mengadu nasib” di Kramat Tunggak. Mereka diawasi 258 muncikari.

Baca juga: Lokalisasi Kramat Tunggak: Dibuat Ali Sadikin, Diruntuhkan Sutiyoso

Perubahan Kramat Tunggak

Kramat Tunggak sebagai lokasi prostitusi resmi ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 31 Desember 1999, pada era Gubernur Sutiyoso.

Tak ada lagi kelab-kelab malam. Tak ada lagi wanita berpakaian terbuka. Denyut dunia malam berhenti. Potret hitam Kramat Tunggak kini berubah.

Sutiyoso kemudian melontarkan ide mendirikan Jakarta Islamic Centre (JIC) di Kramat Tunggak. Ide itu sudah didiskusikan dalam forum bersama berbagai elemen masyarakat pada 2001.

Dalam perencanaan pembangunan JIC, pada Agustus 2002, dilakukan studi komparasi ke Islamic Centre di Mesir, Iran, Inggris, dan Perancis. Didirikanlah Masjid Jakarta Islamic Centre di Kramat Tunggak.

Masjid yang diresmikan pada 4 Maret 2003 itu dirancang arsitek Muhammad Numan, berdiri di atas lahan seluas 109.435 meter persegi, dengan luas bangunan masjid 2.200 meter persegi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com