Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Warga Asli Pulau Seribu di Balik Megahnya Pelabuhan Muara Angke

Kompas.com - 06/10/2022, 08:22 WIB
Zintan Prihatini,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengeklaim, terminal penumpang di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, sesungguhnya menguntungkan warga Kepulauan Seribu.

Dia menilai, gedung yang baru saja diresmikan pada Senin (3/10/2022) lalu itu berdampak pada produktivitas maupun perekonomian warga. Sebab, terminal penumpang memiliki sejumlah fasilitas yang dianggap mampu memberikan keuntungan tersebut.

"Ini (terminal penumpang) dapat membuat intensitas pergerakan penduduk dari pulau (Kepulauan Seribu) ke daratan dan sebaliknya meningkat, dan Insya Allah meningkatkan produktivitas," ujar Anies usai peresmian, Senin.

Baca juga: ABK Minta Anies Tinjau Pelabuhan Muara Angke Diam-diam: Jangan Dengar Kata Bawahannya...

Kompas.com bertanya langsung kepada warga Kepulauan Seribu, terkait kehadiran terminal penumpang yang disebut menguntungkan mereka.

Berdasarkan penuturan Katur (40), seorang warga Pulau Pari, terminal penumpang Pelabuhan Muara Angke memang semakin dipercantik dengan fasilitas. Air conditioner (ac), mesin ATM, ruang tunggu, hingga pujasera disediakan untuk para penumpang.

Meski demikian, kata dia, tak semua warga Kepulauan Seribu menganggap pelabuhan itu menguntungkan. Mereka berpendapat, bahwa fasilitas yang ada tertuju hanya untuk wisatawan saja.

"Fasilitas yang menguntungkan itu terfokusnya kepada wisatawan ya. Bagaimana kepada warganya, ke warga Pulau Seribu-nya sendiri?" ucap Katur, Rabu (5/10/2022).

Baca juga: ABK Kapal Tradisional di Pelabuhan Muara Angke Minta Dishub Tidak Angkut Wisatawan

Revitalisasi pelabuhan di mata warga

Wajah baru Pelabuhan Muara Angke pun dianggap menyulitkan warga yang berdagang, atau berbelanja karena mereka tak lagi bisa tidur di area sekitar pelabuhan.

"Warga kalau mau ke Jakarta lewat Kali Adem sudah pasti menginap. Apakah itu menguntungkan untuk warga Pulau Pari (setelah) ada gedung itu? Apakah warga Pulau Pari bisa menginap di gedung itu, kan itu menjadi pertanyaan," ungkap Katur.

Sebelum revitalisasi, warga Pulau Pari terbiasa tidur di pinggir pelabuhan sambil menunggu kapal yang hanya melayani pelayaran sekali dalam satu hari. Hal yang sangat dia sayangkan ialah, kini para warga tak bisa lagi menginap di pelabuhan itu.

Mereka terpaksa bermalam di tempat lain yang jaraknya tak terlalu jauh dari dermaga. Sehingga, saat pagi tiba bisa menumpangi kapal untuk bisa pulang ke rumah.

"Sisi menguntungkan adalah wisawatan akan lebih nyaman di gedung, ada ruang tunggu kedatangan dan kepulangan tetapi bagaimana dengan warganya sendiri yang mau pulang dan berbelanja?" tanya Katur.

Baca juga: Benarkah Wajah Baru Pelabuhan Muara Angke Menguntungkan Warga Kepulauan Seribu?

Sudah ramai sejak dulu

Di satu sisi, lanjut Katur, sebelum revitalisasi pelabuhan rampung jumlah wisatawan Pulau Seribu sudah banyak. Dia menilai hal itu bukan dari hasil dipercantiknya kawasan Pelabuhan Muara Angke.


"Kalau dibilang banyaknya wisatawan meningkatkan perekonomian Pulau Seribu benar. Tapi itu dari dulu, sebelum gedung itu dibangun wisatawan di Pulau Seribu itu udah ramai," jelas Katur.

Alih-alih meningkatkan ekonomi, lanjutnya, revitalisasi terminal penumpang di Pelabuhan Muara Angke lebih tepat disebut menunjang fasilitas bagi penumpang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com