Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Kenaikan Harga BBM, PO Bus: Tiket Naik, tapi Masih Nombok

Kompas.com - 06/10/2022, 11:45 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebulan berlalu setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 3 September 2022. Namun perusahaan otobus (PO bus) masih kesulitan untuk terus memutar roda busnya.

Joni (62) salah satu karyawan PO Laju Prima di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, mengatakan saat ini jumlah penumpang masih sedikit.

"Penumpang kami sudah anjlok kan pandemi, lah ini naik BBM, tambah sedikit," kata Joni di Jakarta Barat, Kamis (7/10/2022).

Baca juga: Cerita Anies Gelontorkan Hampir Rp 70 M demi Jaga Tarif Transjakarta Saat Harga BBM Naik

Lantaran tingginya biaya operasional perjalanan usai kenaikan harga BBM, Joni menyebut harga tiket bus pun terpaksa ikut naik untuk menyeimbangkan operasional.

Joni menuturkan, meski harga tiket penumpang sudah naik, bukan berarti biaya operasional bus sudah tertutupi.

"Tiket naik, bukan berarti nutup. Kan penumpangnya sedikit. Dengan harga tiket baru, perusahaan juga masih nombok. Sebenarnya itu juga masih kurang buat cari untung," kata Jonni.

Jonni mengungkap saat ini perusahaan-perusahaan bus masih menombok untuk menekan harga tiket penumpang.

Baca juga: Menengok Waduk Brigif yang Belum Rampung tapi Sudah Diresmikan Anies

"Jadi gimana perusahaannya kuat atau enggak. Berani enggak nambahin biaya penyeberangan. Tinggal kuat-kuatan perusahaan mana yang berani dapat untung sedikit, jadi banting harga. Padahal dengan jual harga murah, kadang operasional juga tidak menutup," ungkap Jonni.

Jonni menyebut perusahaan nekat berlaku demikian demi mendapat penumpang dan berupaya terus memutar roda busnya.

"Kalau enggak begitu, enggak ada yang naik bus," pungkas Jonni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com