Di kejauhan ia melihat beberapa orang yang menuju ke panggung, salah satunya Abesta.
Beberapa orang berhasil mencapai panggung dengan melawan arus dan menginjak puing-puing sembari bergandengan tangan.
Namun, Abesta gagal mencapai panggung lantaran terlalu banyak puing di hadapannya.
"Jadi di bawah air itu banyak puing, kayu-kayu dan paku. Saya mau maju agak susah. Dan arusnya dari arah belakang panggung itu kuat," ungkap Abesta.
Baca juga: Ayah Korban Tewas Runtuhnya Tembok MTsN 19: Tenang di Surga Nak..
Ketiganya pun berharap, sahabat mereka, Dendis, dapat terus tertawa meski tidak lagi bersama mereka.
"Selain itu, semoga Dendis husnul khotimah, orangtuanya semoga diberi ketabahan, kita juga semoga ikhlas," harap mereka sebelum turut menyolatkan jenazah Dendis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.