Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSI: Normalisasi Sungai Ciliwung adalah Kewajiban Setiap Gubernur DKI

Kompas.com - 12/10/2022, 13:38 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest Tanudjaja mengungkapkan bahwa normalisasi sungai Ciliwung merupakan kewajiban setiap Gubernur DKI Jakarta kapan pun masanya.

Normalisasi sungai itu sebenarnya sudah tertera kok, dalam banyak rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang, itu sudah ada sebenarnya,” kata Rian saat berkunjung ke Redaksi Kompas.com di Menara Kompas, Jakarta Pusat, Selasa (11/10/2022).

“Jadi emang gubernur, pejabat gubernur, siapapun lah ya itu hanya administratif saja, administrator saja,” tambah dia.

Menurut Rian, proyek atau program normalisasi Sungai Ciliwung tidak perlu lagi dijadikan janji-janji manis, melainkan menjadi tanggung jawab setiap pemimpin DKI Jakarta untuk ke depannya.

Baca juga: PSI Ingatkan Pj Gubernur DKI Tak Prioritaskan Proyek Sumur Resapan

Pasalnya, normalisasi sungai sudah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (PRJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

“Tinggal menjalankan saja rencana-rencana jangka panjang, jangka menengah yang sudah ada, terkait normalisasi fungsi sungainya, bukan hanya sumur resapan (drainase vertikal),” ujarnya.

Ia menambahkan, normalisasi sungai lebih penting dibandingkan dengan proyek sumur resapan.

Sebab, menurut Rian, sumur resapan sejauh ini belum terbukti efektif mengatasi persoalan banjir di Jakarta di berbagai wilayah Ibu Kota sampai saat ini.

“Sekarang sedisplin apa Pemprov DKI, seintens apa Pemprov DKI untuk menormalisasi fungsi sungai, pengedukan lumpur, pembangunan tembok-tembok penghalang karena itu menjadi penting,” ucap dia.

Baca juga: Gelar Rembuk Rakyat Sebelum Deklarasikan Ganjar Capres 2024, PSI: Tidak Ada yang Usulkan Nama Anies

Untuk diketahui, proyek normalisasi Sungai Ciliwung merupakan proyek penanggulangan banjir yang dicetuskan di masa Gubernur Fauzi Bowo, saat banjir besar Jakarta pada 2012.

Normalisasi kemudian mulai dieksekusi pada kepemimpinan Gubernur Joko Widodo dan dilanjutkan oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Normalisasi dengan target 33 kilometer berhasil dikerjakan sepanjang 16 kilometer.

Jakarta berganti pemimpin, masa Gubernur Anies Baswedan normalisasi tak berjalan dan belum ada penambahan panjang proyek yang dimulai dari tahun 2013 itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com