Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu dari Pademangan Timur, 3 Korban Tewas dan Pecahnya Tangis Bu Nyai

Kompas.com - 24/10/2022, 07:36 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kebakaran yang melanda RT 008 RW 010 Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara, menyisakan pilu bagi para korban.

Berikut rangkuman peristiwa kebakaran di Pademangan Timur, Jakarta Utara, pada Sabtu (22/10/2022).

Api muncul tanpa disadari

Ketua RT 008 Kelurahan Pademangan Timur Herno menceritakan bahwa pada awalnya tidak ada satu pun yang tahu api itu mulai muncul.

Warga setempat hanya tahu ketika api sudah berkobar dari rumah salah satu warga yang menjadi korban meninggal dunia dalam insiden ini. Rumah tersebut juga diduga menjadi sumber api itu berasal.

"Enggak ada yang tahu awalnya. Tahu-tahu apinya sudah gede," kata Herno saat dijumpai di tempat kejadian perkara (TKP), Minggu (23/10/2022).

Baca juga: Detik-detik Musibah Kebakaran di Pademangan Tewaskan Ibu dan 2 Anaknya...

Menurut Herno, api kebakaran itu cukup cepat sekali membesar dan merambat ke rumah-rumah lain sekitarnya.

Melihat api dan asap membumbung tinggi, warga sekitar pun. Mereka sibuk menyelamatkan diri sendiri dan barang-barang berharga milik pribadi.

"Tiba-tiba warga keluar, langsung keluar berhamburan menyelamatkan diri," ujar Herno.

Mengeluarkan motor-motor milik mereka yang banyak terparkir di lorong berukuran sekitar 1,5 meter itu.

108 jiwa terdampak

Terdapat 34 keluarga dengan jumlah 108 jiwa yang terdampak dalam musibah ini. Selain itu, kebakaran menyebabkan tiga orang meninggal dunia.

Ketiga korban tersebut merupakan seorang ibu bernama Arisulastini (28) dan dua buah hatinya, Aina Natalia Zahran (6) dan Ahmad Fahrizal (11).

Herno mengatakan, korban dan dua anaknya berada di rumah saat kebakaran terjadi.

Namun, ada banyak dugaan mengapa ibu dan kedua anaknya itu tewas di beda tempat dalam rumah tersebut.

Baca juga: Ibu dan 2 Anak Tewas dalam Kebakaran di Pademangan, Jasad Sang Kakak Peluk Adiknya

Ada yang mengatakan, mereka bertiga pada awalnya ada di lantai dua dan si ibu berusaha turun untuk mengeluarkan motor.

Akan tetapi, saat api yang telah melahap lantai kayu dan triplek di lantai dua pun ambruk kemudian menimpa si ibu yang berada di depan pintu rumah dekat motornya.

Cerita lainnya, si ibu saat itu sedang bersama kedua putranya di lantai atas. Hanya saja, si ibu sedang berada di balkon rumahnya untuk melihat kondisi di luar.

Sehingga, ia terjatuh tepat langsung di depan pintu rumahnya itu.

Baca juga: Kebakaran Rumah Dua Lantai di Pademangan Tewaskan Ibu dan 2 Anak, Polisi Masih Cari Penyebabnya

Anak-anaknya lantas terjatuh bersamaan sambil berpelukan di atas kasur. Posisi keduanya ditemukan saat evakuasi oleh pemadam kebakaran dan tumpukan yang menimpa mereka diangkut.

"Korban ditemukan di sini (tergeletak di luar) di sana anaknya dua berpelukan (di dalam rumah)," ungkapnya.

"Rumah ini lantai dua, ambruk ke bawah. Ibu ini (korban) mau keluar, lalu ditemukan petugas ada di sini (di luar). Kondisi separuh terbakar. Suami lagi kerja, pas pulang lihat keramaian histeris," tambah dia.

Sampai saat ini pihak kepolisian belum memberikan keterangan secara terperinci mengenai kronologi kejadian itu.

Sempat berteriak

Kebakaran terjadi di permukiman padat penduduk RT 008 RW 010 Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (22/10/2022) malam. Ada tiga orang korban tewas dalam kebakaran ini. Ellyvon Pranita Kebakaran terjadi di permukiman padat penduduk RT 008 RW 010 Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (22/10/2022) malam. Ada tiga orang korban tewas dalam kebakaran ini.

Menurut cerita salah satu warga, Purwanti, korban sempat berteriak meminta tolong sebelum ditemukan meninggal dunia di dalam reruntuhan bangunan yang terbakar.

"Iya sempat teriak korban, tapi heran kenapa dia enggak keluar-keluar (dari dalam rumah)," kata Purwanti, tetangga korban.

"Api.. api... tolong.. tolong...," ucap Purwanti menirukan suara teriakan korban.

Baca juga: Warga Sibuk Selamatkan Diri Saat Ibu dan Anak Berteriak Minta Tolong dari Kebakaran di Pademangan

Pada saat kebakaran terjadi, masyarakat yang panik dan khawatir tengah sibuk mengamankan diri sendiri dan barang-barang berharga milik mereka.

Warga juga menduga suami korban ada di rumah, sehingga saat korban berteriak akan ada suaminya yang membantu.

Namun sampai pemadam kebakaran datang dan proses evakusi berlangsung, jenazah para korban ditemukan dalam posisi berpelukan di balik puing-puing reruntuhan rumah.

Padahal, suami korban pada saat kejadian masih bekerja di luar rumah.

Mencari sisa-sisa benda berharga

Korban kebakaran di RT 008 RW 010 Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (22/10/2022) masih mencari puing-puing berharga yang bisa diambil dari sisa-sisa kobaran api. Warga berharap menemukan dokumen dalam keadaan baik dan benda-benda yang masih bisa dipakai.Ellyvon Pranita Korban kebakaran di RT 008 RW 010 Pademangan Timur, Pademangan, Jakarta Utara, Sabtu (22/10/2022) masih mencari puing-puing berharga yang bisa diambil dari sisa-sisa kobaran api. Warga berharap menemukan dokumen dalam keadaan baik dan benda-benda yang masih bisa dipakai.

Sejumlah warga yang rumahnya terbakar masih sesekali kembali ke rumahnya untuk mencari dan mengais sisa puing-puing reruntuhan, berharap dapat menemukan benda berharga milik mereka.

"Kami masih nyari-nyari yang bisa dipakai. Apalagi berkas-berkas dan dokumen kali ada yang masih bisa diselamatin," kata Mei salah satu korban kebakaran saat dijumpai di lokasi.

Rasa pesimistis hinggap di hati Mei dan warga lainnya. Sebab, mereka kebanyakan menyimpan berkas dan dokumen penting di lantai dua.

Baca juga: Korban Kebakaran Pademangan Mengais Puing Rumah, Cari Barang Berharga

Sementara, lantai dua adalah sasaran amukan api. Sehingga, ia dan keluarganya hanya bisa berharap ada keajaiban yang mampu menyelamatkan barang-barang berharga tersebut.

Tidak hanya Mei, beberapa warga lain juga masih tampak bolak-balik ke rumahnya untuk memilah barang-barang di rumahnya yang masih bisa digunakan.

Bu Nyai tangisi nasib

Bu Nyai (67) juga merupakan salah satu warga yang rumahnya ikut terbakar dan berhasil menyelamatkan diri dari insiden kebakaran tersebut.

Suara teriakan cucunya akan kemunculan api dan kebakaran saat menjelang magrib itu masih melekat jelas diingatan Bu Nyai.

Cucunya yang di rumah, saat Bu Nyai dan anaknya sedang berada di depan gang, berhasil menyelamatkan diri kemudian duduk di dekat neneknya.

Mereka lalu menjauh dari lokasi untuk mengamankan diri.

Baca juga: Air Mata Bu Nyai Ceritakan Tragedi Kebakaran di Pademangan, Orang-orang Teriak dan Berlarian...

Mereka duduk di pinggir rel kereta api, meratapi nasib sambil melihat orang-orang yang berlalu-lalang menyelamatkan diri dengan penuh kepanikan dan kegelisahan.

"Lampu pada mati. Saya berdua sama cucu nangis aja," ceritanya.

Saat kejadian, dia mengaku gelisah karena petugas pemadam kebakaran tidak kunjung datang.

"Pak yang bener, lama amat sih pak. Rumah saya sudah abis," ungkap nenek yang sehari-harinya berjualan nasi dan lauk-pauk ini, mengulang ucapannya pada malam itu.

Penyebab kebakaran belum diketahui

Kanit Reskrim Polsek Pademangan AKP Asman Hadi mengungkapkan, penyebab kebakaran di Pademangan Timur belum diketahui.

"Belum bisa saya ambil kesimpulan (dugaan penyebabnya)," kata Asman kepada media, Minggu.

Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait kasus kebakaran di Pademangan Timur ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com