Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Sirup Diduga Penyebab Gagal Ginjal Akut, Orangtua Ini Mulai Tak Percaya Dokter

Kompas.com - 24/10/2022, 12:26 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Usai larangan peredaran dan konsumsi obat sirup karena diduga menyebabkan penyakit gagal ginjal akut misterius pada anak, orangtua mulai hilang kepercayaan kepada dokter.

Hal inilah yang dirasakan oleh Eli, warga Ciputat, Tangerang Selatan, yang saat ini memiliki anak balita berusia kurang dari 2 tahun.

Eli mengatakan bahwa sejak temuan kasus gagal ginjal akut dan larangan mengonsumsi obat sirup, di saat yang sama dia juga tidak memberikan obat apapun kepada anaknya karena takut dan kurang yakin dengan obat racikan dokter sekalipun.

Baca juga: Pemkot Depok Pastikan Obat Sirup yang Dilarang BPOM Sudah Ditarik

“Lagian dokter juga enggak bisa mastiin kan (obatnya benar-benar manjur dan aman untuk anak),” kata Eli kepada Kompas.com, Senin (24/11/2022).

Menurut Eli, mulai berkurangnya rasa percaya kepada dokter terjadi karena banyak hal yang ia temukan sejauh ini.

Pertama mengenai obat sirup yang selama ini aman-aman saja dan boleh-boleh saja diberikan untuk anak, tapi tiba-tiba menjadi pemicu untuk penyakit misterius yang berbahaya seperti gagal ginjal akut yang saat ini merebak.

Baca juga: Indonesia Catat Kasus Gagal Ginjal Akut Tertinggi, Lampaui Gambia dan Nigeria

Ia dan suaminya berpikir bahwa kemungkinan ke depannya akan ada potensi serupa untuk obat-obat jenis lainnya yang berisiko memicu penyakit misterius.

“Maksudnya itu gue sama laki gue mikir, ya jadi ketika sekarang sirup berbahaya, jadi sebenarnya dokter-dokternya juga enggak bisa mastiin dong kalau obat yang dikonsumsi ke anak itu beneran safety (aman) atau enggak gitu,” kata dia.

“Baru ada kejadian kayak gini mereka pada ngoreksi lagi, meriksa lagi,” tambah dia.

Dengan pemikiran itu, Eli dan suaminya saat ini tidak akan membawa anaknya berobat ke rumah sakit atau klinik dokter anak jika anaknya sakit ringan.

Baca juga: 86 Kasus Gagal Ginjal Akut di DKI, Heru Budi: Tak Semua Domisili Jakarta, Ada Bekasi...

“Jadi mending ya sudah kami enggak usah berobat ke dokter sekalipun, gitu, karena enggak menutup kemungkinan masalah nanti tuh bakal kayak gitu lagi,” ucap dia.

Eli kini meragukan kapasitas dokter karena sering melihat konten-konten video atau edukasi beberapa dokter di media sosial.

Menurut dia, selama ini dokter-dokter selalu mengedukasi orantua agar segera membawa anaknya ke rumah sakit atau berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat jika anak-anak sakit.

Namun, setelah adanya kasus gagal ginjal misterius pada anak yang merebak kejadiannya di sejumlah negara termasuk Indonesia, dokter yang ia ikuti akun sosial medianya mulai memberikan edukasi agar tidak segera membawa anaknya berobat ke dokter saat sakit.

“Dulu gue inget banget ketika anak itu sakit ya harus ke dokter anak, harus segera gitu kan,” ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com