Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membaca Isi Kepala Rudolf Tobing yang Tega Habisi Nyawa Teman Dekatnya dan Tetap Bisa Tersenyum...

Kompas.com - 25/10/2022, 05:15 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Rudolf Tobing (36) tega membunuh teman dekatnya sendiri, Ade Yunia Rizabani alias Icha (36) karena ia tak memiliki akses untuk menghabisi nyawa target utamanya.

Kasus ini pertama kali mengejutkan publik pada 17 Oktober 2022, saat jasad Icha ditemukan di dalam plastik di kolong tol becakayu.

Kurang dari 24 jam kemudian, polisi berhasil meringkus Rudolf Tobing yang kala itu hendak menggadaikan laptop milik korban.

Berdasarkan keterangan kepolisian, Icha sebenarnya merupakan korban dari kecemburuan sosial Rudolf terhadap hubungan korban dengan seorang pria berinisial H dan wanita berinisal S.

Keempatnya, yakni Rudolf, Icha, H, dan S, diketahui pernah berada dalam satu lingkaran pertemanan.

Namun, terdapat sebuah dinamika dalam pertemanan mereka yang membuat hubungan Rudolf dengan H dan S merenggang hingga akhirnya mereka bermusuhan.

Baca juga: Meski Terindikasi Miliki Gangguan Jiwa, Jerat Hukum Tetap Mengintai Rudolf Tobing

Rudolf merasa sakit hati dan dikhianati oleh Icha, karena orang yang selama ini ia anggap sebagai teman dekat mengunggah foto kebersamaannya dengan H dan S pada 2021 lalu, dalam sebuah acara pernikahan.

Pada tahun ini, ketiganya juga kerap terlihat bersama dalam sejumlah kegiatan, seperti perayaan natal dan kegiatan lain.

Sulit menemui target utamanya

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan, target utama pembunuhan yang direncanakan oleh Rudolf sebenarnya adalah H.

Rudolf dan H sudah menjalin pertemanan sejak lama dan membangun bisnis bersama. Hingga akhirnya pada pada 2015, terjadi konflik antara Rudolf dan H berkaitan dengan kegiatan usaha yang mereka jalankan.

“Antara keduanya ada hubungan kerja sama bisnis, namun bermasalah. Kemudian ada dendam dari sisi Rudolf yang terakumulasi sejak 2015 sampai 2022," beber Hengky.

Baca juga: Modus Rudolf Tobing Pura-pura Bikin Konten Prank agar Korban Bersedia Diikat

Rudolf telah mencoba beberapa cara untuk menjebak H, salah satunya dengan cara mencari tahu keberadaan H melalui adiknya.

Tapi hal ini tidak di respon oleh adik H, sehingga pelaku menunda untuk melaksanakan rencananya.

Begitu juga saat mengincar S, Rudolf tidak menemukan celah yang bisa digunakan untuk menjebak S. Hingga pada akhirnya Rudolf mengalihkan targetnya kepada Icha.

Icha jadi korban karena percaya dengan Rudolf

Tidak seperti H dan S yang mengabaikan Rudolf, Icha menerima ajakan pelaku untuk membuat konten promosi siniar (podcast) di sebuah unit apartemen di bilangan Jakarta Pusat.

Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan, dalam skenario yang dibuat Rudolf, mereka akan membuat konten promosi podcast berupa adegan penculikan.

Baca juga: Polisi Ungkap Motif Rudolf Tobing Habisi Nyawa Korbannya, Ada Dendam yang Terakumulasi sejak 2015

”Pelaku mengikat korban dengan kabel ties dan ini disetujui korban. Tanpa adanya kepercayaan, korban tidak mungkin menuruti keinginan pelaku,” tutur Panjiyoga.

Namun alih-alih membuat konten promosi, kesempatan itu malah digunakan Rudolf untuk mencecar Icha dengan sejumlah pertanyaan terkait hubungannya dengan H.

"'Kamu akan ada di kubu mana? Saya atau H?' Dan dijawab korban, 'Di bagian kamu'," kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga mengulang pengakuan Rudolf.

Pertanyaan itu adalah sebagai bentuk klarifikasi keberpihakan korban, apakah korban berpihak kepada pelaku atau berpihak kepada H yang dianggap musuh oleh pelaku.

Pertanyaan demi pertanyaan berakhir panas hingga membuat Rudolf melakukan kekerasan fisik, seperti menampar wajah.

Tidak hanya kekerasan fisik, Rudolf meminta transfer uang yang nilainya puluhan juta rupiah kepada Icha.

Baca juga: Polisi: Rudolf Tobing Punya Trauma akibat Sering Dipukuli Saat Kecil, Emosinya Meledak-ledak

Bahkan Rudolf meminta agar keluarga Icha mentransfer uang untuk kemudian dikirim kepadanya.

”Pelaku berbicara dengan korban ’kamu harus membantu saya dengan cara kamu memberikan saya sejumlah uang. Bantu saya menghabisi nyawa H’,” kata Panji.

Skenario berakhir dengan Rudolf mencekik Icha hingga meregang nyawa.

Tubuh Icha kemudian dibopong ke dalam keranjang barang dorong (trolley) yang dipinjam dari pengelola apartemen.

Sejumlah rekaman CCTV menangkap gestur tenang dan senyuman di wajah Rudolf saat mendorong keranjang barang yang berisi jasad Icha.

Observasi mental Rudolf

Reza Indragiri Amriel, psikolog forensik, mengatakan, pemeriksaan psikologis penting untuk mengobservasi motif dan perilaku dari Rudolf.

Baca juga: Rudolf Tobing Sempat Bantah Membunuh, Sebut Korban Meninggal karena Asma

"Ada luapan emosi tertentu, mungkin marah, benci, sakit hati dendam. Tetapi tidak bisa disalurkan ke obyek atau target yang sesungguhnya,” kata Reza kepada harian Kompas, Minggu 24/10/2022).

Akibat tidak tersalurkannya emosi pada target, orang seperti Rudolf bisa melampiaskan ke target pengganti.

Dari kasus ini, Reza mendorong agar penegak hukum tetap obyektif dalam mengungkap perkara tersangka.

Obyektivitas ini termasuk dengan tidak mengidentifikasi pelaku dengan gangguan kepribadian atau perilaku tertentu, yang berujung membebaskan pelaku dari jerat pidana.

Penegakan hukum, menurut Reza, penting karena pelaku kekerasan di Indonesia banyak memakan korban.

Pusat Data Informasi Kriminalitas Nasional Polri di 2021 mencatat, dari 100.000 orang di Indonesia, 100 orang di antaranya menjadi korban kejahatan.

Baca juga: Tak Lagi Tersenyum, Kini Rudolf Tobing Terdiam dan Menunduk...

Ini berarti, dalam waktu 30 menit, ada satu peristiwa kejahatan di Indonesia yang memakan korban.

Data Statistik Kriminalitas Provinsi DKI Jakarta 2021 bahkan menunjukkan adanya peningkatan kasus kejahatan yang mengancam nyawa, dari 16 kasus di 2020 naik menjadi 22 kasus pada tahun berikutnya.

(Kompas.com: Tria Sutrisna, Larissa Huda/Kompas: Erika Kurnia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com