Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Balita Ini Disangka Tertidur, Ternyata Koma dan Telat Dapat Penanganan Medis...

Kompas.com - 27/10/2022, 10:26 WIB
Reza Agustian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Luka amat mendalam dirasakan Amir Hamzah dan istrinya Martini warga Kelurahan Kartini, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Pasalnya mereka kehilangan putra bungsunya, Muhammad Khalid (4), yang meninggal dunia pada 18 Oktober 2022, diduga akibat gagal ginjal akut misterius.

Amir menuturkan, mulanya Khalid mengalami demam tinggi yang tak kunjung mereda pada 14 Oktober 2022. Lantas ia membawa Khalid ke Puskemas Mangga Besar untuk mendapatkan perawatan medis.

"Di sana diperiksa sama dokter dan suhunya sangat tinggi 39 derajat celsius, lalu dikasih obat mendapatkan resep. Obatnya parasetamol sebanyak dua botol," kata Amir saat ditemui di kediamannya, Rabu (26/10/2022).

Baca juga: Pasien Anak Meninggal akibat Gagal Ginjal Akut di Cilincing, Ada Riwayat Demam Tinggi lalu Konsumsi Obat Warung...

Saat itu dokter menyarankan agar pasien datang kembali ke puskemas jika selama tiga hari demam Khalid belum juga turun.

Tiga hari berselang, pada 16 Oktober 2022, Amir kembali ke puskesmas. Hasil pemeriksaan lab di sana menyatakan tidak ditemukan masalah apa pun pada tubuh Khalid.

"Dokter bilang cuma ada kenaikan leukositnya sedikit, lalu dikasih obat lagi antibiotik pulang," ungkap dia.

Keesokan harinya, 17 Oktober 2022, setelah sarapan pagi, Amir memberikan obat parasetamol untuk Khalid dengan harapan demam anak keempatnya itu cepat turun.

Baca juga: Kutip Data Kemenkes, Walkot Depok Sebut Kasus Gagal Ginjal Akut di Kotanya Ada 5

"Enggak lama minum obat itu, anak saya sesak napas terus berkelanjutan sampai siang hari. Habis itu saya tidak kasih lagi (obat parasetamol) dan sebelum waktu (shalat) ashar, anak saya tidur sepemikiran saya," ucapnya.

Setelah tenang karena Khalid tertidur, malam harinya Amir membawa putranya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawah Besar untuk mendapatkan perawatan dokter.

Namun nahas, dokter menjelaskan kepada Amir bahwa anaknya tersebut sudah dalam keadaan koma.

"Saya bilang, 'Saya tidak tahu dok, saya pikir anak saya tidur', saya kan enggak tahu apa-apa," kata Amir dengan nada lemas.

Baca juga: Ada 6 Kasus Gagal Ginjal Akut di Tangerang, Dinkes Perketat Pengawasan Penjualan Obat

Atas dasar tersebut, dokter di RSUD Sawah Besar langsung memberikan tindakan pertama untuk Khalid dengan diberikan infus.

"Dokter bilang, 'Anak bapak ini kondisinya sudah paling buruk dan kemungkinan besarnya bisa meninggal'," ucap Amir.

"Ini harus dirujuk ke ruang ICU anak, dan ruang ICU anak (di RSUD Sawah Besar) itu penuh jadi saya harus menunggu mendapatkan kamar ruang ICU anak itu," sambung dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Aksi Gila Pejabat Kemenhub Injak Kitab Suci demi Buktikan Tak Selingkuh, Berujung Terjerat Penistaan Agama

Megapolitan
Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com