Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luapan Kekecewaan Penonton yang Menyesal Datang ke Festival Berdendang Bergoyang

Kompas.com - 01/11/2022, 06:29 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Satu per satu penonton festival musik "Berdendang Bergoyang" kini buka suara perihal kekacauan yang ditimbulkan akibat festival tersebut.

Digelar di Istora Senayan, festival musik yang rencananya diselenggarakan secara tiga hari mulai Jumat, 28 Oktober hingga Minggu, 30 Oktober 2022 itu, dibatalkan sejak hari kedua, setelah aparat keamanan mengganggap festival tersebut over kapasitas.

Baca juga: Kekacauan Berdendang Bergoyang Festival, Psikolog: Euforia setelah Dikekang selama Pandemi

Protes pun selanjutnya datang. Penonton membanjiri kolom komentar Instagram akun @berdendangbergoyang.

Di kolom komentar tersebut, warganet memprotes dan kecewa dengan pihak penyelenggara yang dianggap tidak profesional dalam menjalankan sebuah acara.

Rasa kecewa pun tak hanya datang dari warga Indonesia, melainkan juga datang dari penonton asal Malaysia.

Ironisnya, festival yang seharusnya bisa menjadi hiburan justru dianggap berbahaya bagi penonton yang datang.

Baca juga: Kerumunan Tak Terbendung dari Konser Berdendang Bergoyang, Pengamat: Fenomena Dahaga Massa

Kekecewaan penonton asal Malaysia

Satu dari ribuan penonton yang kecewa atas kekacauan yang ditimbulkan akibat festival "Berdendang Bergoyang" adalah Amir Radzi (25).

Bersama dengan tiga rekan lainnya, Amir sudah berencana datang ke festival tersebut sejak berbulan-bulan sebelumnya.

Mereka sudah menyiapkan segala akomodasi untuk menikmati konser. Namun, saat tiba di konser itu, hanya perasaaan kecewa yang mereka dapat.

"Ya, sangat kecewa, karena (datang) dari jauh mau merasakan suasana konser sama orang-orang Indonesia. Kirain hari terakhir mau senang-senang, ternyata hari terakhirnya enggak dapat," ujar Amir saat dihubungi Kompas.com, Senin (31/10/2022).

Baca juga: Datang Langsung dari Malaysia, Penonton Berdendang Bergoyang: Saya Rugi Sampai Rp 6 Juta!

Amir mengaku rencana untuk menonton artis idolanya seperti Rossa dan Ahmad Dhani, juga harus pupus lantaran dua artis tersebut tampil di hari ke-3.

"Di hari terakhir itu kan ada Ahmad Dhani, kalau di Malaysia, itu Dewa perform, (tiket) habis," ucap dia.

"(Mau menonton) Rossa. Rossa kan hari terakhir, akhirnya enggak jadi. Itu agak kecewa. Karena itu, tiket konser Rossa di Malaysia luar biasa mahal, jadi sering habis," sambung dia.

Baca juga: Penonton Berdendang Bergoyang Asal Malaysia: Datang Jauh-jauh Mau Nonton Rossa, Malah Kecewa!

Rugi jutaan rupiah

Amir mengaku rugi jutaan rupiah karena festival musik tersebut. Kerugian itu merupakan biaya akomodasi untuk perjalanan ke Indonesia.

"Kalau rugi, (tiket) pesawat itu pergi-pulang, 600 ringgit, dalam rupiah, itu Rp 2 juta-an. Untuk hotelnya, hampir Rp 1 juta untuk satu orang," ungkap dia.

Apabila dikalkulasikan, Amir merogoh kocek hingga sekitar Rp 5-6 juta rupiah demi menonton acara festival yang berakhir kacau itu.

"Penuh sesak penonton. Enggak bisa digambarkan," kata dia.

Baca juga: Peringatan Polisi Usai Kisruh Berdendang Bergoyang: Jangan Cari Untung tapi Abaikan Keselamatan!

Amir dan tiga rekan lainnya pun memilih berlibur di Jakarta untuk mengalihkan perasaan kecewanya akibat kekacauan Festival "Berdendang Bergoyang" di Jakarta.

"Harusnya tiga hari kami fokus nonton konser saja. Kami sudah rencanakan. Tapi, ini hari terakhir kami berkeliling di Jakarta, jadi besok kami kembali ke Malaysia," imbuhnya.

Tenant yang ikut merugi

Ketidakmunculan panitia pelaksana konser "Berdendang Bergoyang" di lokasi juga menyisakan kekecewaan bagi pemilik gerai.

Padahal, petugas sudah bahu membahu mencopot rangka panggung, properti, serta gerai-gerai makanan. Papan petunjuk, serta balok nama konser pun dilepas satu per satu.

Baca juga: Amarah Penonton yang Kecewa dengan Konser Berdendang Bergoyang, Minta Biaya Transportasi hingga Hotel Juga Diganti

Buntut kerugian pun ikut dirasakan para penyewa tenant di acara tersebut.

Andra (28), penjaga gerai makanan bahkan mengatakan belum ada kejelasan soal penggantian uang, meski sebelumnya ia dijanjikan akan mendapatkan pengembalian uang sebanyak 30 persen.

"Sampai detik ini hanya ada kata-kata dari panitia akan dikembalikan 30 persen setelah 45 hari acara. Tetapi, belum ada realisasi pasti," kata Andra.

Andra menunjukkan bahwa grup WhatsApp koordinasi antara panitia dan tenant ditutup aksesnya, sehingga tak ada satu pun yang bisa berkoordinasi dengan panitia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP Soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com