Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Aksi Demo 411 Disejukkan Lantunan Ayat Suci Pasukan Basmalah...

Kompas.com - 05/11/2022, 11:35 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah massa yang mengenakan pakaian muslim tampak berkumpul di depan Patung Kuda atau Patung Arjuna Wijaya, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat (4/11/2022).

Sejumlah massa juga membawa beberapa bendara, poster dan spanduk yang masing-masing terdapat tulisan berbeda.

Tulisan itu umumnya bernada protes dan tuntutan terhadap pemerintah.

Baca juga: Demo di Kawasan Patung Kuda, Massa Aksi 411 Long March dari Istiqlal

Massa itu merupakan gabungan dari organisasi masyarakat (ormas) Islam yang mengatasnamakan Gerakan Nasional Pembela Rakyat (GNPR).

Unjuk rasa mereka itu bertajuk "Aksi 411".

Pada pukul 14.00 WIB, sebagian massa aksi GNPR kembali berdatangan ke kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat. Mereka melakukan 'long march" dari Istiqlal.

"Allahuakbar...Allahuakbar...Allahuakbar," teriak massa aksi sambil jalan.

Massa aksi dari GNPR itu berkumpul, tepatnya di depan Gedung PT Indosat. Mereka kemudian melantunkan sholawat dan ayat suci Al Quran.

Baca juga: Ruslan Buton, Pecatan TNI yang Pernah Ditangkap Polisi karena Minta Jokowi Mundur Ikut Aksi 411

Tampak dua mobil komando berada di tengah massa aksi. Beberapa bendera dan spanduk dibentangkan oleh massa aksi.

Hingga pukul 14.37 WIB, massa aksi belum melakukan penyampaian pendapatnya. Mereka tampak masih melantunkan ayat suci Al-Quran.

Protes harga BBM

Tak lama, orasi dari massa aksi itu dimulai. Mereka menyuarakan beberapa tuntutan antara lain meminta harga bahan bakar minyak (BBM) dan bahan pokok diturunkan, serta mendesak keadilan hukum ditegakkan.

Namun orasi itu kemudian dijeda karena memasuki watku shalat ashar. Para massa aksi itu kemudian menggelar shalat ashar berjamaah di lokasi unjuk rasa.

Mereka beribadah beralas tikar yang mereka beli dari beberapa pedagang di lokasi demo. Shalat ashar berjamaah itu dipimpin oleh menantu eks ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, Hanif Al Athos.

Usai beribadah, massa masih mengibarkan bendera dan membentangkan spanduk bertulisan aksi protes kepada pemerintah.

Baca juga: Aksi Pasukan Basmalah Kawal Demo 411, Lantunkan Ayat Suci hingga Azan

Pada orasi itu, massa aksi juga menyuarakan protes kepada pemerintah khususnya Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka meminta Jokowi mundur dari jabatannya.

Tuntutan itu juga disuarakan massa aksi melalui spanduk dan poster yang mereka bawa.

Ruslan Buton hadir

Di tengah aksi demo tersebut, tampak seorang pria yang menggunakan kemeja cokelat menjadi perhatian massa. Massa aksi tersebut datang silih berganti meminta swafoto kepada pria itu.

Pria itu adalah Ruslan Buton. Ia merupakan pecatan TNI yang pernah meminta Presiden Joko Widodo legowo untuk mundur di tengah pandemi Covid-19.

Terlihat Ruslan membawa bambu runcing yang diikatkan bendera merah putih dan mengikuti aksi penyampaian pendapat.

Baca juga: Diduga Provokator, Seorang Pria Diamankan Massa Aksi 411 di Patung Kuda

"Sebagai anak bangsa yang cinta tanah air yang peduli dengan bangsanya yang tidak ingin bangsanya terjajah, pasti akan merasa terpanggil untuk hadir di sini," ujar Ruslan di lokasi.

Ruslan mengatakan kedatangannya di tengah aksi unjuk rasa itu bukan karena mendapatkan undangan khusus, melainkan inisiatif pribadi untuk memprotes kebijakan pemerintah.

"Tidak ada undangan khusus, hanya kita tahu bahwa 411 sebuah momentum perjuangan rakyat menegakan keadilan, perjuangan melawan kezaliman, menegakan keadilan," kata Ruslan.

Ruslan ditangkap polisi pada 2020 lalu karena menyuarakan Presiden Joko Widodo legowo untuk mundur di tengah pandemi Covid-19.

Video yang berisi suara Ruslan yang meminta Jokowi legowo untuk mundur sempat viral di media sosial.

Ruslan ditangkap di Jalan Poros, Pasar Wajo Wasuba Dusun Lacupea, Desa Wabula 1, Kecamatan Wabula, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Baca juga: Massa Aksi 411 Shalat Magrib Berjemaah di Bawah Guyuran Hujan Deras

Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku rekaman suara yang meminta Presiden Jokowi mundur itu adalah benar suaranya sendiri.

Adapun Ruslan merupakan mantan perwira menengah di Yonif RK 732/Banau dengan pangkat terakhirnya Kapten Infanteri.

Ketika menjabat sebagai Komandan Kompi sekaligus Komandan Pos Satgas SSK III Yonif RK 732/Banau, Ruslan terlibat dalam kasus pembunuhan La Gode pada 27 Oktober 2017.

Pengadilan Militer Ambon memutuskan hukuman 1 tahun 10 bulan penjara dan pemecatan dari anggota TNI AD kepada Ruslan pada 6 Juni 2018 lalu.

Pada sekitar pukul 17.06 WIB, tampak terjadi keributan terjadi di tengah aksi unjuk rasa yang sedang berjalan. Satu orang yang diduga provokator diamankan oleh laskar dari massa aksi.

Orang yang diamankan itu sebelumnya diduga cekcok dengan massa aksi yang menyampaikan pendapat.

Seorang pria itu orang itu langsung diamankan oleh laskar dari massa aksi yang mengenakan pakaian putih.

Baca juga: Aksi Demo 411 Digelar Hari Ini, Apa Saja Tuntutannya?

Seseorang yang diduga provokator itu lalu dibawa untuk menghindari massa aksi yang mulai memanas.

Namun, keributan itu dapat diredam setelah orator dari atas mobil komando mengingatkan massa.

"Hati-hati provokasi," kata orator dari atas mobil komando.

Bertahan meski hujan

Pada pukul 17.24 WIB, hujan yang mengguyur kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat tak menyurutkan semangat massa aksi untuk tetap menyuarakan pendapat mereka.

Massa aksi tetap bertahan untuk menyuarakan pendapat mereka di tengah guyuran hujan. Mereka masih berkumpul mengelilingi satu mobil komando. Mereka berdiri dengan mengenakan jas hujan.

Ada juga massa yang berteduh di bawah spanduk yang mereka bawa.

Baca juga: Massa Aksi 411 Shalat Magrib Berjemaah di Bawah Guyuran Hujan Deras

"Takbir, takbir," teriak orator dari mobil komando.

Teriakan orator disambut oleh massa aksi yang berada di bawah mobil komando.

"Allahuakbar, allahuakbar," teriak massa aksi.

Aksi tersebut berlangsung hingga memasuki azan magrib. Mereka kemudian kembali menggelar shalat berjamaah di lokasi demo.

Pasukan Basmalah

Waktu azan magrib itu sebelumnya diingatkan oleh Pasukan Basmalah dan Asmaul Husna. Pasukan itu merupakan anggota polisi Polda Metro Jaya yang hadir di tengah aksi unjuk rasa 411 sebagai "penyejuk" saat demo memanas.

Pasukan Basmalah dan Asmaul Husna itu mendirikan tenda dan pengeras suara di dalam gedung Indosat, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Seperti biasanya, para Pasukan Basmalah itu juga mengenakan peci putih dan sorban. Mereka berada di bawah tenda.

Pasukan itu sebelumnya juga mengingatkan massa aksi saat memasuki waktu shalat ashar.

Baca juga: Pengendara Motor Tercebur ke Lubang Galian Saluran Air di Pejaten Sedalam 5 Meter, Korban Luka-luka

"Saat ini wilayah Jakarta memasuki waktu Ashar," kata salah satu pasukan Basmalah melalui pengeras suara.

Pasukan Basmalah ini sebelum aksi unjuk rasa dimulai juga melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran yang diikuti oleh massa aksi.

Hingga aksi demonstrasi selesai, Pasukan Basmalah dan Asmaul Husna juga melantunkan asmaul husna mengiringi bubarnya massa aksi untuk kembali ke rumah masing-masing.

Tentang pasukan basmalah

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, bahwa pasukan tersebut sudah sejak lama dibentuk oleh kepolisian. Mereka memiliki peranan penting dalam menjaga kondusifitas setiap aksi demonstrasi.

"Pasukan ini sebetulnya sudah lama ini, cuma sekarang kami optimalkan kembali," ujar Fadil dalam keterangannya, dikutip Selasa (27/9/2022).

Fadil bercerita, asal nama pasukan tersebut diambil dari nama-nama Allah yang dalam ajaran Islam disebut Asmaul Husna.

Baca juga: Polisi Evaluasi Konser NCT 127 Usai Dihentikan karena 30 Penonton Pingsan

Pasukan khusus itu.bertugas untuk memanjatkan doa, dan melantunkan sholawat serta nama-nama Allah dalam ajaran Islam selama unjuk rasa berlangsung.

Lantunan Asmaul Husna dan sholawat yang dilantunkan para pasukan khusus diharapkan bisa dipahami setiap makna-maknanya, baik oleh pasukan pengamanan maupun para demonstran.

Dengan begitu, lanjut Fadil, aksi demonstrasi bisa berjalan dengan tertib dan lancar tanpa ada tindakan-tindakan anarkis.

"Supaya suasananya menjadi tenang, suasananya menjadi adem, bahwa polisi mengawal, melayani unjuk rasa ini dengan kasih sayang," ungkap Fadil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com