Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Stasiun Manggarai, Stasiun Tersibuk Sejak Masa Lampau hingga Masa Mendatang...

Kompas.com - 07/11/2022, 04:45 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

Komoditas yang dibawa, yakni karet, teh, buah-buahan, rempah-rempah, dan hasil bumi lainnya. Selain itu, Manggarai juga menjadi tempat transit angkutan pos seperti telegram dan surat.

Karena peran yang sentral itu pula, SS berniat membangun Manggarai menjadi stasiun yang megah dengan atap atau kanopi besi.

Material dikirim dengan kapal dari Belanda ke Indonesia. Namun, karena situasi di Eropa yang tengah menghadapi Perang Dunia I, material itu tidak pernah sampai ke Indonesia.

Baca juga: Stasiun Manggarai Bakal Miliki 18 Jalur, Layani Perjalanan Kereta Jarak Jauh hingga Bandara

Sekitar tahun 1925, SS mulai membuat program elektrifikasi kereta yang berdampak pada mulai dimanfaatkannya kereta sebagai angkutan orang.

Jalur pertama yang dibuka untuk angkutan orang pada 6 April 1925 adalah jalur Tanjung Priok-Pasar Senen.

Pada tahun 1930, jalur dikembangkan lagi dari Tanjung Priok ke Bogor. Banyak warga melakukan perjalanan dengan kereta api.

Pada saat itu, pemerintah Hindia-Belanda masih menerapkan tiket berdasarkan kelas sosial penumpang. Orang lokal, China, dan Eropa berada dalam kereta terpisah.

Masa depan Stasiun Manggarai

Baca juga: Video Viral Penumpang KRL Terjatuh di Peron Stasiun Manggarai, Ini Kata KCI

Kini, Stasiun Manggarai kian padat dan diandalkan warga Jakarta, terutama para komuter. Saking padatnya jadwal perjalanan kereta, kereta sering tertahan di sinyal masuk atau keluar stasiun tersebut.

Hal itu dikarenakan kereta jarak jauh dan KRL masih memakai jalur yang sama sehingga ketika ada gangguan pada salah satu kereta, berimbas pada semua perjalanan kereta.

Kementerian Perhubungan pun optimistis, pembangunan Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral dapat menyelesaikan permasalahan dalam layanan kereta api komuter di kawasan aglomerasi Jabodetabek.

(Kompas.com: Isna Rifka Sri Rahayu, Masya Famelli Ruhulessin/ Kompas: Dian Dewi Purnama Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com