Hal itu menimbulkan tindakan KDRT terhadap anggota keluarga, bahkan pelaku bisa melampiaskan kepada anaknya.
"Muaranya seringkali, perempuan dan dalam beberapa kasus bahkan anak menjadi 'target' pelampiasan karena dipandang lemah, tidak memberikan perlawanan hingga ketidakmampuan untuk membela diri," ujar dia.
Baca juga: Terungkapnya Motif Ayah Bantai Anak dan Istri di Depok, Perkara Harga Diri yang Terinjak
Berkaca dalam tiga kasus KDRT tersebut, Lucky menilai para pelaku KDRT itu memiliki tekanan di pekerjaan, kejenuhan rutunitas dan pencapaian target ekonomi lantaran memiliki keterbatasan.
Sebab, kondisi masyarakat baru pulih dari pandemi Covid-19 sehingga aspek kompetisi di bidang ekonomi jadi meningkat. Namun, peluang atau kesempatannya cenderung menyempit.
"Di sisi lain pelaku tidak memiliki keleluasaan untuk menunjukkan eksistensi power-nya di lingkungan pekerjaan, akhirnya seringkali anggota keluarga yang menjadi pelampiasan," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.