JAKARTA, KOMPAS.com - Rudi (33) bukannya tidak percaya pandemi Covid-19 masih ada. Namun, ia merasa belum ada urgensi bagi dirinya untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster hingga saat ini.
Seperti diketahui, cakupan vaksinasi dosis ketiga di Jakarta masih 51,1 persen dari target sebanyak 10.083.716 orang. Artinya, baru ada 5.156.017 orang yang telah menerima vaksinasi booster.
"Percaya (Covid-19) masih ada. Tapi, menurut sebagian kalangan, Covid-19 ini sudah terkendali. Penyakit berbahaya tetapi sudah bisa dikendalikan," ujar Rudi kepada Kompas.com, Kamis (10/11/2022).
Keyakinan itu yang membuat Rudi enggan untuk menerima vaksin dosis ketiga kendati hal itu dijadikan syarat wajib perjalanan.
"Makanya selama belum ada kebutuhan mendesak untuk harus naik pesawat atau kereta api, kayaknya saya belum akan vaksin booster," tutur Rudi.
Selain itu, Rudi mengaku masih menyimpan keragu-raguan tentang urgensi menerima vaksin ketiga. Rudi merasa sudah divaksinasi hingga dosis kedua sudah lebih dari cukup.
Belum lagi, kata dia, banyak informasi meragukan berseliweran tentang vaksinasi booster. Salah satunya adalah soal peretas atau hacker Bjorka yang menyinggung status vaksinasi pejabat di Indonesia.
Pandangan senada juga diungkapkan Ochi (30). Ia menilai vaksin dosis ketiga belum dibutuhkan untuk dirinya. Ia juga mempertanyakan efektivitas dari dosis ketiga vaksin Covid-19 itu.
"Kayaknya enggak perlu banget deh. Kan vaksin satu dan dua sudah. Terus, booster lagi untuk apa ya?" ungkap Ochi.
Ochi juga semakin ragu-ragu lantaran banyaknya gosip tentang vaksin yang menyebutkan bisa memperpendek usia hidup manusia.
"Benar enggak sih kalau vaksin itu, umur kita tinggal dua tahun doang? Jadi, makanya banyak yang takut. Katanya, kalau kita vaksin, usia kita tinggal dua tahun doang dari jarak kita vaksin itu," tutur Ochi.
Baca juga: Menuju Akhir Pandemi Covid-19, Epidemiolog: Kebijakan Mitigasi Harus Dievaluasi
Selain itu, Ochi juga berpandangan, baik sudah divaksin atau belum, Covid-19 masih tetap akan ada. Sebagai penyintas Covid-19, ia merasa risiko tertular tetap ada meski sudah divaksin.
"Karena waktu itu gue sudah divaksin (pertama) saja, enggak lama kemudian gue positif (Covid-19). Cuma bedanya, kalau sudah divaksin, tubuh kita lebih kuat dibandingkn yang belum. Begitu saja," kata Ochi.
Kasus Covid-19 di DKI Jakarta kembali meningkat dalam sepekan terakhir. Kasus harian Covid-19 merangkak naik dari 1.781 ke angka 2.254 dalam sepekan terakhir.
Hal itu ditengarai akibat masuknya virus corona subvarian Omicron XBB dan BQ ke Indonesia.
Kasus harian Covid-19 di Jakarta meningkat secara konsisten ke angka ribuan sejak 26 Oktober 2022. Saat itu, kasus harian mulai menyentuh angka 1.000 kasus, tepatnya 1.066 kasus.
Baca juga: Minta Percepat Vaksinasi Dosis 3 di Jakarta, Heru Budi: Semua Harus Booster!
Padahal, sebelumnya dari periode September hingga pengujung Oktober, kasus harian Covid-19 di Jakarta konsisten berada di angka ratusan. Namun, mulai 26 Oktober hingga sekarang, kasus harian Covid-19 konsisten berada di angka ribuan.
Dikutip dari situs resmi penanganan Covid-19 Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, rata-rata kasus harian pada periode 26 Oktober-1 November juga meningkat dibandingkan periode 2 November-8 November.
Pada periode 26 Oktober-1 November, rata-rata kasus harian Covid-19 di Jakarta tercatat sebanyak 1.091.
Sementara itu, rata-rata kasus harian pada pekan selanjutnya yakni periode 2 November-8 November mencapai 1.805. Artinya, ada kenaikan 65 persen rata-rata kasus harian dalam dua pekan terakhir.
Baca juga: Lokasi Vaksin Booster di Jabodetabek 7-13 November 2022
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta cakupan vaksinasi dosis ketiga atau booster di Ibu Kota dipercepat. Heru menyebutkan bahwa Dinas Kesehatan DKI telah menjamin persediaan vaksin masih ada.
"Ya harus dipercepat booster dan Bu Kadis (DKI) menjamin vaksin ada dan Kementerian Kesehatan mem-back up," ujar Heru, Kamis (10/11/2022).
Heru berharap, dengan percepatan vaksinasi booster, kasus Covid-19 di DKI bisa menurun. "Mudah-mudahan bisa menurunlah. Semua harus booster," kata Heru.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kasus konfirmasi Covid-19 di DKI Jakarta sudah memasuki level 3.
Baca juga: Saat Penumpang Marah dan Siram Petugas Stasiun Gambir, Ditolak Naik Kereta karena Belum Booster
Saat ini, kasus konfirmasi mingguan di DKI Jakarta mencapai 106,63 per 100.000 orang. Sementara itu, tren kasus perawatan mingguan di DKI Jakarta mencapai 6,59.
"Ternyata ada yang sudah masuk ke level 2 dan khusus untuk Jakarta kasus konfirmasi sudah masuk ke level 3," kata Budi, Selasa (8/11/2022).
(Penulis : Nirmala Maulana Achmad, Fabian Januarius Kuwado, Larissa Huda | Editor : Ihsanuddin, Jessi Carina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.