Rudy pun mengucap hal yang sama. Wacana penggusuran yang terakhir ia dengar tahun 2015. Setelah tujuh tahun berselang, wacana itu menguap.
"Kalau sekarang ada wacana penggusuran, semua RT dan RW kan rapat semua. Ini belum ada," ujar Rudi.
Ketua RW 07 Madjid (67) menjelaskan mengapa rapat dengan warga hingga kini belum dilaksanakan. Ia sengaja belum memberi tahu warga karena khawatir normalisasi Kali Ciliwung kembali batal.
Baca juga: Menyusuri Kali Ciliwung Sepanjang 2,5 Km, Sampah Bekas Kemasan Saset Jadi Pemandangannya...
Sebab, informasi soal normalisasi aliran Kali Ciliwung di wilayahnya bukan kali pertama direncanakan.
"Delapan tahun yang lalu (informasi soal normalisasi). Yang sekarang juga belum pasti, tahun ini atau tahun besok. Makanya, saya enggak berani rapat RT dan masyarakat karena biasanya yang sudah-sudah begini (batal)," jelas Madjid.
Madjid menyebutkan, belum lama ini dirinya memang dipanggil Lurah Kampung Melayu untuk membahas masalah normalisasi dan pembahasan lahan.
Namun, pertemuan itu hanya sebatas meminta data total warga yang terdampak. Pertemuan pembahasan serius juga belum dilakukan.
Madjid sendiri tak menepis bahwa ada beberapa warga yang bertanya soal wacana normalisasi, tetapi dirinya memilih untuk tidak berbicara banyak.
Jika memang wacana tersebut sudah pasti terealisasi, dirinya akan memberitahu ke semua warga yang terdampak.
"Memang warga banyak yang nanya, tapi saya diam. Kata saya, 'Tenang'. Enggak mau buru-buru, walau memang 90 persen warga itu sudah siap sebenarnya," ujar Madjid.
Pria yang sejak lahir tinggal di kawasan tersebut pun berharap agar Pemerintah Provinsi DKI dapat segera melakukan normalisasi.
"Harapannya (normalisasi) dapat segera terealisasi. Karena sudah serba salah, warga mau membangun takut, enggak dibangun, kena banjir. Kan ini jadi masalah. Karena 90 persen warga ini, insya Allah enggak ada masalah (kalau digusur)," tutur dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.