Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kebayoran, Kawasan Elite yang Semula Disiapkan untuk Kelas Menengah-Bawah

Kompas.com - 14/11/2022, 05:15 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kebayoran merupakan salah satu kawasan elite di bilangan Jakarta Selatan. Selain jajaran permukiman elite, Kebayoran juga menjadi area bisnis Jakarta.

Saat ini kawasan Kebayoran terbagi menjadi dua wilayah, yakni Kebayoran Lama dan Kebayoran Baru. Kedua area ini punya sejarah panjang dan ceritanya masing-masing.

Berdasarkan buku Pembangunan Kotabaru Kebajoran yang diterbitkan Kementerian Pekerdjaan Umum dan Tenaga RI tahun 1953, pemerintah memutuskan untuk membangun Kebayoran Baru sebagai “kota satelite” untuk perluasan area permukiman.

Baca juga: Demi Abadikan Legenda Betawi, Jalan Bang Pitung Gantikan Nama Jalan Kebayoran Lama

Dalam buku tersebut, tertulis bahwa sepuluh tahun sebelum pembangunan permukiman Kebayoran, lokasi tersebut masih sunyi sepi, penuh semak belukar, kebun-kebun, dan padang hijau.

 

Pertumbuhan penduduk Jakarta yang tinggi membuat pemerintah mencanangkan perluasan lokasi permukiman. Jumlah penduduk Jakarta pada 1952 mencapai 2,5 juta jiwa.

Dua tahun sebelumnya, jumlah penduduk masih 1,5 juta jiwa dan 700.000 jiwa pada 1940.

Pemerintah pun berpikir untuk membuka area permukiman baru. Lokasi di selatan-barat daya Jakarta ini dipilih karena saat itu belum banyak dihuni orang.

Baca juga: Berbahaya, Trotoar Berlubang di Kebayoran Baru, Bikin Khawatir Pejalan Kaki

Jarak lokasi baru ini juga tidak terlalu jauh, yakni sekitar 8 km dari pusat kota Jakarta. Jalur kereta api yang ada juga dirasakan strategis untuk mengangkut bahan bangunan.

Kelas menengah-bawah

Dari peta perencanaan Kebayoran Baru, pemerintah - menggandeng swasta - menyiapkan berbagai model perumahan, mulai lahan untuk instansi pemerintah (kelas rumah kecil, sedang, besar), perusahaan swasta, hingga perkantoran pemerintah.

Kebayoran Baru dibangun di atas tanah seluas 730 hektar. Selain permukiman, ada juga lokasi bangunan khusus, yakni markas polisi yang kini menjadi Mabes Polri, taman, dan jalan.

Baca juga: Bundaran Senayan, Penanda Batas Kota Lama Sekaligus Penanda Zaman

Kepada harian Kompas, sejarawan JJ Rizal menuturkan, Kebayoran awalnya dibangun sebagai lokasi permukiman kelas menengah ke bawah. Kawasan itu banyak dihuni oleh pegawai pemerintahan.

”Yang menarik adalah Kebayoran dibangun dengan konsep taman dan sekaligus untuk daerah resapan air. Rumah-rumah dirancang mengadopsi langgam-langgam tradisi lokal,” kata Rizal.

Memasuki zaman Orde Baru, konsep itu berubah. Letaknya yang strategis dan secara planologi tergolong ideal membuat kawasan itu dirangsek orang kaya baru.

Sistem blok

Dikutip dari BBC Indonesia, Nadia Purwestri, pimpinan Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA), mengatakan proyek pengerjaan kota satelit di Kebayoran sebenarnya telah dinisiasi sejak awal kemerdekaan Indonesia.

Proyek pembangunan ini dibidani oleh perusahaan swasta bernama Yayasan Pemugaran Pusat atau Centrale Stichting Wederopbouw (CSW).

Baca juga: Seharian di Blok M, Main ke Taman Literasi Martha Christina Tiahahu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Rute Transjakarta 8N Kebayoran - Petamburan via Asia Afrika

Megapolitan
Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Ahok Beberkan Solusi Penanganan Macet Jakarta, Berharap Direalisasikan Gubernur DKI

Megapolitan
DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Terancam 12 Tahun Penjara akibat Sebar Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Pemprov DKI Jakarta Pertimbangkan Usul DPRD DKI soal Sekolah Gratis Negeri dan Swasta

Megapolitan
Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Komisi E DPRD DKI Desak Pemprov Wujudkan Sekolah Gratis Negeri dan Swasta, dari TK sampai SMA

Megapolitan
Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Inikah Akhir Perjalanan Rosmini, Ibu Pengemis yang Marah-marah?

Megapolitan
DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com