Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tantan Hermansah
Dosen

Pengajar Sosiologi Perkotaan UIN Jakarta

Kelaparan di Kota dan Tragedi Komunitas

Kompas.com - 14/11/2022, 09:27 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di mana komunitas biasanya disebut demikian karena di dalamnya memiliki nilai-nilai yang mengikat antara anggota suatu entitas.

Misalnya komunitas pencinta sepeda. Sepeda telah menjadi alat atau instrumen yang membuat anggota dalam komunikasi itu terikat.

Begitu pun komunitas-komunitas lain, seperti komunitas pelari, komunitas penggemar motor besar, komunitas vloger dan sebagainya.

Inti dari satu entitas yang disebut komunitas biasanya memang memiliki instrumen yang membuat mereka merasa beririsan di antara anggotanya. Di atas komunitas ada masyarakat yang jauh lebih kompleks.

Entitas tingkat RT itu bisa disebut sebagai masyarakat. Disebut demikian karena di dalamnya ada aturan yang mengelola hubungan antaranggota dalam berbagai interaksi tersebut.

Juga ada reward serta sanksi yang memungkinkan setiap entitas menerimanya sebagai ketentuan yang harus ditaati bersama.

Komunitas tidak tumbuh alamiah. Artinya, komunitas hadir dibentuk dan dirawat, sehingga eksistensinya diakui dan dirasakan, minimal oleh anggotanya.

Hubungan-hubungan dalam komunitas biasanya sudah tidak lagi mekanistik, justru organik. Setiap anggota membangun kesadaran sendiri tentang bagaimana empati, peduli, menghargai, dan sebagainya di dalam komunitasnya.

Komunitas juga bisa memudar seiring dengan meluruhnya nilai-nilai yang selama ini menjadi pengingatnya.

Faktor meluruhnya ikatan dalam komunitas biasanya karena sudah hilangnya kepercayaan kepada anggota di dalam komunitas tersebut dengan berbagai sebab. Ketidak percayaan ini pula yang kemudian bisa “menggusur” berbagai sikap positif dalam bermasyarakat.

Kembali ke persoalan yang dibahas di atas, untuk menemukan faktor apa yang menyebabkan keluarga itu tidak menemukan spirit komunitasnya.

Ada beberapa analisis yang bisa dijelaskan. Pertama, memudarnya semangat berkomunitas seiring dengan berbagai faktor yang membuat sesama anggota masyarakat menjadi “jauh”.

Lihat saja, ada banyak hal yang membuat kita bisa tidak perlu berinteraksi dengan sekitar. Belanja harian bisa sistem daring; begitu juga hal lain.

Bahkan, melawat kepada orang yang mendapatkan musibah kematian saja, kita bisa merasa cukup hadir secara online.

Kedua, minimnya interaksi antarsesama. Memang untuk berinteraksi di zaman serba gawai dan online ini, memerlukan effort tersendiri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com