Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kasus Kalideres Terulang, Pengurus RT/RW di Jakarta Harus Aktifkan Lagi Forum-forum Warga

Kompas.com - 14/11/2022, 17:25 WIB
Tria Sutrisna,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengurus lingkungan di DKI Jakarta disarankan untuk mengaktifkan kembali forum-forum warga agar interaksi sosial secara langsung bisa berjalan.

Hal itu disampaikan Pengajar Sosiologi Perkotaan UIN Jakarta Tantan Hermansah menanggapi kasus tewasnya empat orang anggota keluarga di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat. 

Mayat satu keluarga itu ditemukan warga sudah dalam keadaan membusuk pada Kamis pekan lalu. 

Berdasarkan hasil otopsi, diduga keempat korban sudah tewas selama dua sampai tiga minggu sebelum akhirnya ditemukan.

Warga sekitar sebenarnya sudah lama mencium bau busuk, namun tak menghiraukan karena dikira bangkai tikus.

Baca juga: Kriminolog Menduga Keluarga Tewas di Kalideres Dilaparkan, Bekas Makanan Bisa Jadi Petunjuk Eksekutor Terakhir

Selain itu, masih berdasarkan hasil otopsi, muncul dugaan keempat korban tewas setelah tak makan dalam waktu cukup lama, karena kondisi otot lambungnya yang sudah mengecil dan tak ditemukan sari makanan. 

Tantan menilai, kasus kematian ini menandakan kehidupan sosial masyarakat di Jakarta yang sudah acuh tak acuh dalam hubungan bertetangga.

"Namanya juga berkehidupan sosial, maka kemudian pemerintah yang dalam hal ini unit terujungnya adalah RT/RW harus kembali menghidupkan kembali forum-forum warga," ujar Tantan saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/11/2022).

Menurut Tantan, kasus satu keluarga di Kalideres yang ditemukan sudah tak bernyawa di dalam rumahnya, menjadi salah satu contoh negatif kebebasan memilih pada era moderenisasi.

Baca juga: Sederet Kejanggalan dalam Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Korban Tak Makan hingga Temuan Bedak Bayi

Saat ini, kata Tantan, banyak masyarakat yang memilih untuk tidak berinteraksi secara langsung dengan orang di sekitarnya, karena mengutamakan pemanfaatan teknologi.

Dalam kasus di Kalideres, keluarga tersebut disebut tertutup dan tidak berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Sampai akhirnya ditemukan tak bernyawa di dalam rumahnya karena diduga tidak makan dan minum.

"Ini sebetulnya kan merupakan konsekuensi dari moderenisasi yang diadopsi dalam sistem kehidupan kita yang di dalamnya membasiskan pada pilihan rasionalnya itu adalah kebebasan," kata Tantan.

"Nah dampak negatif dari kebebasan itu adalah setiap orang memiliki ruang-ruang untuk memutuskan, apa yang boleh terjadi dan tidak boleh terjadi dalam kehidupannya. Termasuk memutuskan untuk dia tidak berinteraksi dengan lingkungan," sambungnya.

Untuk itu, Tantan menilai diperlukan kesadaran dari pengurus lingkungan mengaktifkan kembali kegiatan dilingkungan yang menumbuhkan keterikatan antartetangga.

Baca juga: Buntut Kematian Misterius Satu Keluarga di Kalideres, Pemkot Jakbar Tegur Jajaran RT dan RW di Sekitar Lokasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com