Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Tewas di Kalideres Lama Tak Komunikasi dengan Kerabat, Kriminolog: Padahal Itu Nyaris Tak Mungkin di Indonesia

Kompas.com - 15/11/2022, 17:44 WIB
Fabian Januarius Kuwado,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala bertanya-tanya soal komunikasi keluarga yang ditemukan tewas pada Kamis (10/11/2022) di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, itu putus dengan kerabatnya sejak lama.

Berdasarkan pengakuan Ris Astuti (64), sudah lama sekali tidak berkomunikasi dengan kakak kandungnya, Margaretha Gunawan (68).

Margaretha adalah salah satu dari empat orang anggota keluarga yang ditemukan tewas misterius di rumahnya pada Kamis lalu. Ia memperkirakan komunikasi terakhir terjadi pada lima tahun lalu.

"Bayangkan, di Indonesia itu sangat susah sekali lho memutus jaringan dengan kerabat. Nyaris tidak mungkin rasanya di Indonesia itu," ujar Adrianus dilansir dari Kompas TV, Selasa (15/11/2022).

Baca juga: Satu Keluarga Tewas di Kalideres Diduga Penganut Sekte Tertentu, Kriminolog: Jangan Sampai Ada Korban Lagi

Atas dasar itu, dugaan Adrianus soal adanya pengaruh paham tertentu yang dianut korban semakin kuat. Terlebih, keluarga yang tewas membusuk di rumahnya itu juga menutup diri dari keluarga.

"Masalahnya adalah memutus jaringan komunikasi ini adalah hal yang terencana atau karena yang bersangkutan ini memiliki kecurigaan," ujar Adrianus menambahkan.

Adrianus pun menarik kematian sekeluarga itu dengan misteri kematian 11 anggota keluarga di dalam satu rumah di Burari, New Delhi, India sempat menggegerkan publik pada 2018.

Dalam peristiwa itu, kata Adrianus, kematian 11 anggota keluarga itu juga diduga kuat atas dasar keinginan bunuh diri yang kuat. Adrianus menyebutkan, ada korban yang mati dengan melaparkan diri, bahkan gantung diri.

"Semuanya menganggap bahwa di luar sana adalah musuhnya. Maka mereka mengakhiri hidupnya. Itulah yang disebut sebagai delusi," tutur Adrianus.

Baca juga: Kompolnas Sarankan Penyidik Juga Periksa Teman Kerja Satu Keluarga Tewas Misterius di Kalideres

Situasi tersebut, kata Adrianus, tidak menutup kemungkinan juga menjadi penyebab kematian empat anggota keluarga yang ditemukan membusuk di dalam rumah tersebut.

Kendati demikian, kata Adrianus, perlu didalami apakah dorongan bunuh diri itu datang dari dalam diri atau ada pihak lain yang menghasut atau pun memaksa.

"Kalau memang benar tindakan menarik diri itu bagian dari delusi, maka nanti kesimpulannya, jangan-jangan ini bagian dari kesakitjiwaan yang berakhir dengan self destruction dengan cara bunuh diri," kata Adrianus.

Sebelumnya diberitakan, warga perumahan Citra Garden geger dengan penemuan empat jasad yang merupakan satu keluarga di dalam sebuah rumah, Kamis (10/11/2022).

Keempat orang itu yakni Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri bernama Margaretha Gunawan (68). Lalu, anak dari keduanya bernama Dian (40) dan yang terakhir yakni Budyanto Gunawan. Ia adalah ipar dari Rudyanto.

Baca juga: Benny Mamoto Sebut Ditemukan Buku Berbagai Agama di Rumah Sekeluarga yang Tewas di Kalideres

Polisi belum bisa menyimpulkan penyebab tewasnya keempat orang itu. Tetapi, dari hasil otopsi, tidak ada tanda kekerasan pada empat orang itu. Belum pula ditemukan zat/unsur berbahaya di organ dalam mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan 'Open BO'

Amarah Pembunuh Wanita di Pulau Pari, Cekik Korban hingga Tewas karena Kesal Diminta Biaya Tambahan "Open BO"

Megapolitan
Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Akses Jalan Jembatan Bendung Katulampa Akan Ditutup Selama Perbaikan

Megapolitan
Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Tidak Kunjung Laku, Rubicon Mario Dandy Bakal Dilelang Ulang dengan Harga Lebih Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI Disarankan Gunakan Wisma Atlet buat Tampung Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Terlibat Tawuran, Dua Pelajar Dibacok di Jalan Raya Ancol Baru

Megapolitan
Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Potret Kemiskinan di Dekat Istana, Warga Tanah Tinggi Tidur Bergantian karena Sempitnya Hunian

Megapolitan
Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Dinas SDA DKI Targetkan Waduk Rawa Malang di Cilincing Mulai Berfungsi Juli 2024

Megapolitan
Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Pemprov DKI Teken 7 Kerja Sama Terkait Proyek MRT, Nilai Kontraknya Rp 11 Miliar

Megapolitan
Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Penampilan Tiktoker Galihloss Usai Jadi Tersangka, Berkepala Plontos dan Hanya Menunduk Minta Maaf

Megapolitan
4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com