Santi pun menjawab, "saya kesal kok Arie masih bandel dan tidak mau minta maaf."
Baca juga: Siapakah Arie Hanggara?
Saat Santi pergi menuju kamar tidur, Machtino kembali masuk ke kamar mandi dan kembali menghukum Arie. Ia memaksa anaknya untuk tetap berdiri sepanjang sepanjang malam, lalu kemudian menyusul istrinya ke kamar untuk tidur.
Kamis dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB, Machtino kembali ke kamar mandi untuk melihat kondisi anaknya. Ia kesal lantaran mendapati Arie berjongkok, tidak tetap berdiri seperti perintahnya.
Ia pun mulai memukul Arie dengan gagang sapu pada punggung, dada, pantat, paha depan-belakang, kaki, dan tumit. Usai disiksa, Machtino sempat memberikan Arie segelas air.
Arie yang saat itu sudah dalam kondisi sangat lemas akhirnya diselonjorkan oleh Machtino di dekat meja setrika, sebelum kemudian Machtino kembali ke kamarnya.
Baca juga: Swastanisasi Air di Jakarta Berakhir 31 Januari 2023
Dua jam kemudian, Machtino terkejut melihat kondisi Arie yang sudah kritis. Ia pun buru-buru membawa Arie ke rumah sakit. Menurut keterangan polisi, Arie tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Karena perhatian masyarakat kepada peristiwa ini begitu besar, kisah ini pun diangkat ke layar lebar.
Film berjudul “Arie Hanggara” yang rilis di awal tahun 1985 mampu menguras air mata ribuan penonton.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu, Nugroho Notosusanto, sempat hendak memasang patung Arie Hanggara di depan kantor kementeriannya.
Baca juga: Arie Hanggara dari Nunukan, Dua Tahun Bocah Danial Disiksa
Patung yang dibuat Edhi Sunarso—pematung yang juga membuat Patung Pancoran—itu rencananya ditujukan sebagai pengingat agar peristiwa serupa tidak terulang.
Namun patung itu akhirnya batal dipasang karena diprotes pihak keluarga, terutama ibu kandungnya, yang menganggapnya hanya akan mengabadikan luka.
“Gemetar saya melihat foto patung Arie di koran-koran. Saya tak mau anakku dipatungkan begitu menyedihkan. Tolonglah, jangan bikin saya menangis lagi,” ucap Dahlia, ibu kandung Arie, seperti dikutip Kompas edisi Jumat, 11 Januari 1985.
Sewaktu diperiksa, Machtino baru mengakui bahwa Arie tewas bukan karena akumulasi siksaan yang kerap dilakukan olehnya kepada hari.
Baca juga: Prihatin Kasus Ayah Siksa Anak Tiri hingga Kaki Melepuh, Masyarakat Perlu Bentuk Komunitas Pemantau
Di hari meninggalnya, jenazah Arie disemayamkan di Pemakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan.
Sempat ada tulisan “Maafkan Papa” dan “Maafkan Mama.” di samping kanan-kiri nisan Arie. Tulisan itu dibuat sendiri oleh Machtino dan Santi setelah keduanya bebas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.