Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejadian Menghebohkan di Tahun 80an, Ayah dan Ibu Tiri Siksa Arie Hanggara hingga Tewas

Kompas.com - 16/11/2022, 05:10 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

Santi pun menjawab, "saya kesal kok Arie masih bandel dan tidak mau minta maaf."

Baca juga: Siapakah Arie Hanggara?

Saat Santi pergi menuju kamar tidur, Machtino kembali masuk ke kamar mandi dan kembali menghukum Arie. Ia memaksa anaknya untuk tetap berdiri sepanjang sepanjang malam, lalu kemudian menyusul istrinya ke kamar untuk tidur.

Kamis dini hari, sekitar pukul 01.00 WIB, Machtino kembali ke kamar mandi untuk melihat kondisi anaknya. Ia kesal lantaran mendapati Arie berjongkok, tidak tetap berdiri seperti perintahnya.

Ia pun mulai memukul Arie dengan gagang sapu pada punggung, dada, pantat, paha depan-belakang, kaki, dan tumit. Usai disiksa, Machtino sempat memberikan Arie segelas air.

Arie yang saat itu sudah dalam kondisi sangat lemas akhirnya diselonjorkan oleh Machtino di dekat meja setrika, sebelum kemudian Machtino kembali ke kamarnya.

Baca juga: Swastanisasi Air di Jakarta Berakhir 31 Januari 2023

Dua jam kemudian, Machtino terkejut melihat kondisi Arie yang sudah kritis. Ia pun buru-buru membawa Arie ke rumah sakit. Menurut keterangan polisi, Arie tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Diangkat ke layar lebar

Karena perhatian masyarakat kepada peristiwa ini begitu besar, kisah ini pun diangkat ke layar lebar.

Film berjudul “Arie Hanggara” yang rilis di awal tahun 1985 mampu menguras air mata ribuan penonton.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kala itu, Nugroho Notosusanto, sempat hendak memasang patung Arie Hanggara di depan kantor kementeriannya.

Baca juga: Arie Hanggara dari Nunukan, Dua Tahun Bocah Danial Disiksa

Patung yang dibuat Edhi Sunarso—pematung yang juga membuat Patung Pancoran—itu rencananya ditujukan sebagai pengingat agar peristiwa serupa tidak terulang.

Namun patung itu akhirnya batal dipasang karena diprotes pihak keluarga, terutama ibu kandungnya, yang menganggapnya hanya akan mengabadikan luka.

“Gemetar saya melihat foto patung Arie di koran-koran. Saya tak mau anakku dipatungkan begitu menyedihkan. Tolonglah, jangan bikin saya menangis lagi,” ucap Dahlia, ibu kandung Arie, seperti dikutip Kompas edisi Jumat, 11 Januari 1985.

Sewaktu diperiksa, Machtino baru mengakui bahwa Arie tewas bukan karena akumulasi siksaan yang kerap dilakukan olehnya kepada hari.

Baca juga: Prihatin Kasus Ayah Siksa Anak Tiri hingga Kaki Melepuh, Masyarakat Perlu Bentuk Komunitas Pemantau

Di hari meninggalnya, jenazah Arie disemayamkan di Pemakaman Jeruk Purut, Jakarta Selatan.

Sempat ada tulisan “Maafkan Papa” dan “Maafkan Mama.” di samping kanan-kiri nisan Arie. Tulisan itu dibuat sendiri oleh Machtino dan Santi setelah keduanya bebas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com