Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Predator Anak "Menyusup" Jadi Guru SD di Bekasi, Lecehkan Sejumlah Murid hingga Korban Trauma Berat

Kompas.com - 16/11/2022, 07:32 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Seorang oknum guru melakukan aksi bejat di salah satu sekolah dasar (SD) yang berada di wilayah Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi.

Tempat yang seharusnya aman dari aksi kekerasan dan kejahatan seksual, justru "disusupi" oleh seorang predator anak.

Sejumlah siswi jadi korban dari tindakan cabul guru tersebut. Korban paling kecil masih duduk di bangku kelas 2 SD.

Salah satu orangtua murid berinisial DI mengaku, anak perempuannya menjadi korban pelecehan sejak masih duduk di bangku kelas 3 SD.

"Kebetulan sekarang kelas 4. Anak saya mengaku kepada temannya, kalau dia (dilecehkan) waktu kelas 3 SD," ujar DI kepada wartawan, Selasa (15/11/2022).

Baca juga: Guru SD di Kota Bekasi Diduga Lecehkan Sejumlah Muridnya

DI mengaku baru mengetahui pelecehan tersebut setelah sang anak ditanya dan didesak oleh kakaknya.

Ketika ditanya, korban awalnya menolak berbicara. Namun, setelah didesak kembali oleh DI, korban akhirnya berani berbicara.

"Jadi, begitu dia (korban) ditanya sama kakaknya, baru mengaku pernah dilecehkan. Ternyata begitu ditelusuri, masih banyak (korbannya)," tutur DI.

Korban ada yang masih duduk di kelas 2

Orangtua siswi lain, yakni SJ, juga merasakan hal yang sama.

Anaknya yang masih duduk di bangku kelas 2 dilecehkan pada Kamis (3/11/2022) lalu. Akibat peristiwa tersebut, anak perempuan SJ trauma berat dan tak mau kembali ke sekolah.

"Semenjak itu, dia (korban) sudah enggak mau sekolah lagi sampai sekarang, kemarin sempat bilang kalau hari Senin mau sekolah, tapi enggak jadi. Sejak kejadian tanggal 3 November itu, enggak mau sekolah lagi," tutur SJ.

Disdik mengaku kecolongan

Dinas Pendidikan Kota Bekasi kemudian merespons dugaan kasus pelecehan tersebut.

Disdik mengaku kecolongan karena guru yang berstatus tenaga kerja kontrak (TKK) itu rupanya belum lulus S1 keguruan, sehingga harusnya belum dibolehkan untuk mengajar.

"Kalau dibilang kecolongan, ya kecolongan. Karena pelaku informasinya tengah menempuh pendidikan lanjut S1 agar bisa lanjut mengajar," ucap Kepala Seksi Pendidikan dan Tenaga Kependidikan SD Disdik Kota Bekasi Sugito kepada wartawan, Selasa.

Baca juga: Guru di Bekasi Diduga Lecehkan Murid, Disdik Akui Kecolongan

Sugito menuturkan, saat ini pihaknya tengah menelusuri kasus dugaan pelecehan yang terjadi dengan memanggil sejumlah pihak, termasuk kepala sekolah hingga pelaku.

"Hari Senin waktu tanggal 7 kemarin, ada beberapa yang dipanggil oleh Disdik, antara lain unit pelaksana pendidikan (UPP), yang kedua pengawas, yang ketiga kepala sekolah, dan yang keempat terduga pelaku," ucap Sugito.

Namun, terduga pelaku tak menghadiri panggilan itu. Berdasarkan informasi kepala sekolah dan UPP, terduga pelaku telah melarikan diri.

Korban trauma berat

Dua siswi yang menjadi korban dari aksi bejat oknum guru itu pun kini mengalami trauma berat.

SJ bercerita, anaknya dihantui rasa takut dan tak ingin kembali ke sekolah.

Selain itu, kondisi psikis putri SJ juga diduga terganggu. Putri SJ kerap marah dan cenderung menjadi pemilih ketika makan.

"Sekarang gampang marah. Sedikit-sedikit marah. Marahnya itu enggak bisa tergambarkan. Makan juga sekarang pilih-pilih," tutur SJ.

Baca juga: Guru yang Lecehkan Muridnya di Bekasi Belum Lulus Sarjana

DI juga merasakan hal yang sama. Kondisi psikis buah hati DI ikut terganggu dan kini juga gampang marah.

DI berharap agar pihak sekolah dapat memulihkan seluruh trauma yang dialami oleh para korban yang diduga lebih dari lima orang tersebut.

"Kami mau pemulihan anak sebagaimana semestinya dan sekolah tanggung jawab (atas pelecahan yang terjadi)," ucap DI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com