"Dian jalan dari sini (arah pasar). Dia jalan kaki sama bapaknya bawa kresek item jalan," kata R ditemui tak jauh dari TKP, Selasa.
"Terus tukang bubur nanya ke saya, 'Itu Dian kan, Mba?' Iya kata saya. Kok diem aja ya, biasanya kan dia negor," ucap R menirukan percakapannya dengan tukang bubur kala itu.
Dian juga tampak berbeda beberapa waktu belakangan. Perempuan yang tadinya bertubuh gemuk itu, kata R, menjadi lebih kurus.
R juga mengatakan baru pertama kali melihat keluarga Dian pergi dengan berjalan kaki.
"Biasanya mereka keluar itu enggak pernah jalan. Mereka selalu bawa mobil atau enggak motor. Dan baru kali itu lihat dia jalan, Dian sama Bapaknya," sebut R.
Meski telah lama menjual jamu kepada keluarga tersebut, R masih merasa janggal terutama ketika salah seorang di antaranya berniat meminjam uang.
Baca juga: Bukan Hilang, Mobil Keluarga yang Tewas di Kalideres Ternyata Dijual
Salah satu anggota keluarga tersebut bertanya apakah bisa meminjam uang sebesar Rp 50 juta. Anggota keluarga tersebut beralasan, uang itu akan digunakan untuk operasi kerabatnya.
R lantas menolak untuk meminjamkan karena ia mengaku tak memiliki uang sebanyak itu.
"Dia pernah WA (WhatsApp) ke saya minjem duit Rp 50 juta buat operasi. Operasi untuk apa saya enggak tahu," ujar R.
Semenjak pandemi Covid-19, keluarga ini pun tak pernah lagi memesan jamu darinya. R sendiri tak mengetahui alasannya.
Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Bareskrim Polri telah memeriksa suhu dan kelembapan rumah satu keluarga tewas di Kalideres.
Hal itu dilakukan guna mengetahui berapa lama waktu pembusukan keempat jenazah.
"Pembusukannya nanti jadi diketahui berapa lama dari suhu sama itu tadi (kelembapan). Sudah berapa lama kira-kira kematiannya," terang Kepala Sub Bidang (Kasubbid) Toksikologi Lingkungan (Toklin) Puslabfor Bareskrim Polri Kompol Faizal Rachmad.
Selama menyelidiki suhu dan kelembapan, kepolisian menggunakan humidity meter dan termometer. Beberapa dari mereka memeriksa tiga ruangan di dalam rumah.
"Kami mengukur suhu sama kelembapan saja di tiga ruangan. Kamar belakang, kamar depan, sama ruang tamu," tutur Faizal.
Baca juga: Polisi Pastikan Satu Keluarga Tewas di Kalideres Bukan Karena Kelaparan
Sekitar 15 menit, polisi berada di dalam rumah yang menjadi lokasi keempat korban mengembuskan napas terakhirnya.
Namun, Faizal tak memerinci hasil pemeriksaan suhu dan kelembapan di lokasi.
Terbaru, Polda Metro Jaya menegaskan bahwa empat orang itu meninggal dunia bukan karena kelaparan.
Dugaan kelaparan awalnya muncul karena hasil otopsi menunjukkan tidak ada sisa sari makanan di lambung korban, serta otot keempat jenazah yang juga sudah mengecil.