Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Ada Jamban Apung Kecamatan Setu Tangsel, Warga Tagih Janji Pemkot Tangsel

Kompas.com - 21/11/2022, 18:27 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Masih ada jamban apung di wilayah RT 002 RW 003 Kampung Cirompang, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan.

Menurut Ketua RT 002 RW 003 Rasman Regha, tersisa satu jamban apung yang masih berdiri di wilayahnya.

"Ada satu yang dekat pemancingan, sebagai maskot," ucapnya sambil bercanda kepada Kompas.com, Senin (21/11/2022).

Baca juga: Masih Ada Jamban Apung di Cirompang Tangsel, Ketua RT: Kayaknya Enggak Dipakai

Di sisi lain Rasman mengatakan bahwa Pemerintah Kota Tangerang Selatan baru merealisasikan satu septic tank di wilayah RT 002.

"Sudah berapa kali (dicanangkan), setiap rumah yang belum punya septic tank mau dibangunkan septic tank-nya," ujar Rasman.

Ia mempertanyakan mengapa keberadaan jamban apung dipersoalkan, sedangkan saat ini belum ada langkah konkret untuk menggantikannya.

Baca juga: Tak Memadainya Sistem Sanitasi di Kampung Cirompang Tangsel, Dulu Pakai Jamban Apung, Kini WC Tanpa Septic Tank

Rasman menegaskan, warganya menuntut janji Pemkot yang pernah disampaikan ke RT 02.

"Jangan jambannya aja dipermasalahkan, tapi septic tank-nya saja dibangunin. Program setiap rumah, baru satu yang dibikin sebulan yang lalu," kata Rasman.

"Cepat direalisasikan, jangan terlalu banyak dibahas di rapat, sekarang kami cuma butuh buktinya," lanjut Rasman.

Sementara itu, salah seorang warga RT 002 RW 003 Kampung Cirompang bernama Devi (26) mengatakan bahwa tanah yang di atasnya terdapat jamban apung awalnya merupakan lahan milik keluarga besarnya.

Baca juga: Cerita Warga yang Tercebur Saat Hendak Buang Air di Jamban Apung di Setu Tangsel

Menurut Devi, jamban apung tersebut kini sudah tidak digunakan lagi oleh warga sekitar untuk buang air.

"Masih (ada). Sudah enggak digunakan. Sudah lama dari semenjak diberitain," kata Devi.

Lahan yang terdapat jamban apung itu, kata dia, kini sudah dijual kepada salah seorang warga sekitar sejak sebulan yang lalu.

Setahu Devi, warga yang membeli tanah itu rencananya ingin menjadikan lahan tersebut untuk mendirikan rumah.

"Soalnya emang waktu itu sama kakak ipar mau dijual, denger mau dijual, sudah berhenti enggak ada yang ke sini lagi," jelas Devi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com