TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Masih ada jamban apung di wilayah RT 002 RW 003 Kampung Cirompang, Kelurahan Kademangan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan.
Menurut Ketua RT 002 RW 003 Rasman Regha, tersisa satu jamban apung yang masih berdiri di wilayahnya.
"Ada satu yang dekat pemancingan, sebagai maskot," ucapnya sambil bercanda kepada Kompas.com, Senin (21/11/2022).
Baca juga: Masih Ada Jamban Apung di Cirompang Tangsel, Ketua RT: Kayaknya Enggak Dipakai
Di sisi lain Rasman mengatakan bahwa Pemerintah Kota Tangerang Selatan baru merealisasikan satu septic tank di wilayah RT 002.
"Sudah berapa kali (dicanangkan), setiap rumah yang belum punya septic tank mau dibangunkan septic tank-nya," ujar Rasman.
Ia mempertanyakan mengapa keberadaan jamban apung dipersoalkan, sedangkan saat ini belum ada langkah konkret untuk menggantikannya.
Rasman menegaskan, warganya menuntut janji Pemkot yang pernah disampaikan ke RT 02.
"Jangan jambannya aja dipermasalahkan, tapi septic tank-nya saja dibangunin. Program setiap rumah, baru satu yang dibikin sebulan yang lalu," kata Rasman.
"Cepat direalisasikan, jangan terlalu banyak dibahas di rapat, sekarang kami cuma butuh buktinya," lanjut Rasman.
Sementara itu, salah seorang warga RT 002 RW 003 Kampung Cirompang bernama Devi (26) mengatakan bahwa tanah yang di atasnya terdapat jamban apung awalnya merupakan lahan milik keluarga besarnya.
Baca juga: Cerita Warga yang Tercebur Saat Hendak Buang Air di Jamban Apung di Setu Tangsel
Menurut Devi, jamban apung tersebut kini sudah tidak digunakan lagi oleh warga sekitar untuk buang air.
"Masih (ada). Sudah enggak digunakan. Sudah lama dari semenjak diberitain," kata Devi.
Lahan yang terdapat jamban apung itu, kata dia, kini sudah dijual kepada salah seorang warga sekitar sejak sebulan yang lalu.
Setahu Devi, warga yang membeli tanah itu rencananya ingin menjadikan lahan tersebut untuk mendirikan rumah.
"Soalnya emang waktu itu sama kakak ipar mau dijual, denger mau dijual, sudah berhenti enggak ada yang ke sini lagi," jelas Devi.
"Mau ditutup mau diratain tanahnya. Katanya rencana mau dibangun rumah sama orangnya (yang beli)," lanjut dia.
Selain itu, kata Devi, warga sekitar sudah tidak berani lagi untuk buang air di jamban apung lantaran bangunannya sudah keropos.
Terlebih beberapa bulan lalu, ada warga yang jatuh terperosok di jamban apung hingga tercebur ke empang.
Devi menambahkan, orang yang tercebur tersebut bukan warga sekitar melainkan pemancing yang datang ke lokasi lalu kebelet untuk buang air.
Adapun posisi empang pemancingan berdampingan dengan empang yang terdapat jamban apung tersebut.
"Orang sudah pada takut walaupun sudah dibenerin dalamnya juga kan sudah keropos dari bambu," kata Devi.
Pantauan Kompas.com di lokasi, terdapat puing-puing bahan bangunan di sekitaran pinggir empang jamban.
Puing bekas bangunan inilah yang nantinya digunakan untuk meratakan lahan yang kini masih berbentuk empang.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Kota Tangerang Selatan mendeklarasikan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) untuk stop perilaku warga buang air besar sembarangan (BABS).
Baca juga: Depok Deklarasi Bebas BAB Sembarangan, Pemkot Dapat Sertifikat dari Ridwan Kamil
Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie mengatakan, latar belakang program tersebut dibentuk lantaran masih ada warganya yang berperilaku BABS.
"Masih ada keluarga di Tangsel yang buang air besar sembarangan (BABS) atau tidak (BAB) di toilet bersih. Untuk itu kami luncurkan program tersebut," ujar Benyamin melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (15/11/2022).
Menurut dia, deklarasi tersebut ditujukan untuk membangun kesadaran warga dalam membiasakan perilaku pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Benyamin berharap, warganya dapat mengubah kebiasaan buruk selama ini dengan menerapkan gaya hidup sehat demi kualitas hidup yang baik.
Caranya, yaitu dengan beralih dari kebiasaan menggunakan MCK (mandi, cuci, kakus) yang tidak layak ke toilet yang bersih dan layak.
Bagi warga yang tidak memiliki sanitasi yang layak, sudah dibangun fasilitas toilet oleh Pemkot sesuai jumlah permintaan dari RT/RW setempat.
"Ada warga yang belum mempunyai MCK berupa toilet bersih di beberapa kelurahan, sesuai permintaan saja (dibangunkan)," kata Benyamin.
"Tidak kita target (jumlahnya), di tahun ini sudah 200 (sanitasi) yang kita intervensi," lanjut dia.
Benyamin menambahkan, program STBM BABS ini dilakukan dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, nantinya Pemkot Tangsel ingin kualitas hidup warganya lebih baik dari segi atau titik terkecil manapun secara intensif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.