JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus kematian empat orang dalam satu keluarga di dalam rumahnya yang berada di Kalideres, Jakarta Barat, masih menjadi teka-teki.
Ahli psikologi forensik Reza Indragiri menuturkan terdapat berbagai kemungkinan penyebab kematian keluarga tersebut.
Salah satunya, ia berspekulasi bahwa adanya kematian yang disengaja.
"Salah satu spekulasi yang dapat diuji adalah satu keluarga tersebut secara sengaja atau terencana mencapai kematian mereka sendiri," ujar Reza saat dikonfirmasi, Selasa (22/11/2022).
Spekulasi itu timbul atas sejumlah temuan kasus di lokasi kejadian seperti posisi jenazah yang tertata, hingga permintaan pemutusan aliran listrik.
"Indikasinya, sebagaimana pemberitaan media massa, kondisi dalam rumah yang rapi (sampah tidak berserakan di sembarang tempat), permintaan agar PLN memutus aliran listrik, dan posisi jenazah yang tertata (tidak bergelimpangan secara acak)," jelas Reza.
Selain itu, rencana pihak keluarga korban yang ingjn mengkremasi jasad-jasad tersebut juga menjadi faktor penambah atas spekulasi bunuh diri.
Menurutnya, dalam masyarakat yang mempraktikkan kremasi, kematian adalah transisi dari satu format kehidupan ke kehidupan yang lain.
"Sehingga, apabila seseorang dalam format kehidupannya saat ini merasa tidak mampu lagi melakukan dharma (baik karena usia lanjut maupun penyakit yang tidak kunjung sembuh), ia memiliki justifikasi moral untuk menempuh bunuh diri sebagai jalan menuju format kehidupannya yang baru," ungkap Reza.
Baca juga: Pesan dalam Ponsel Keluarga Tewas di Kalideres Diduga Diketik Seorang Perempuan
Baca juga: TKP Keluarga Tewas di Kalideres Rusak, Penyebabnya Bubuk Kopi yang Ditabur Warga
"Dengan format baru tersebut, korban berharap akan lebih kuasa melakukan dharma," tutup Reza.
Sementara itu, kasus kematian empat orang dalam satu keluarga di dalam rumahnya yang berada di Kalideres, Jakarta Barat, masih menjadi teka-teki.
Terbaru, Polda Metro Jaya mengungkap fakta baru bahwa tidak ada orang lain yang terlibat dalam tewasnya satu keluarga tersebut.
Terungkap pula bahwa salah satu dari empat anggota keluarga tersebut, Margaretha (68) sudah meninggal ketika ditemui pada 13 Mei 2022.
Beberapa anggota keluarga yang masih hiduo saat itu, Dian (42) dan Budiyanto (68) disebut sempat hidup bersama mayat Margaretha.
Hal itu diketahui berdasarkan keterangan sejumlah saksi yang pernah berkomunikasi dan berinteraksi dengan para korban, salah satunya pegawai koperasi simpan pinjam.
Saksi yang tidak diungkap identitasnya itu pernah masuk ke dalam rumah untuk mengurus administrasi penggadaian sertifikat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.