Mural tersebut memiliki dua tema berbeda. Desain Andre bertema "Jakarta dan Orang-orangnya", sedangkan Shane "From Nostalgia to New Media".
Dua desain itu disatukan sehingga menjadi titik temu, yakni "We are All Kids from Different Generations".
"Jadi yang ada konsepnya itu lebih yang di pilar. Sementara yang di bawah itu permainan nostalgia saja. Dibikin karakter sesuai gambar kami berdua," ujar Andre, yang sudah bergelut di dunia grafiti dan mural selama 16 tahun.
Andre merasa terapresiasi dengan mural yang ia hadirkan itu. Menurut dia, mural tersebut bisa dinikmati masyarakat luas.
"Ibarat kalau kami misalnya dibikin di kanvas itu buat beberapa orang doang yang bisa lihat," kata dia.
"Tetapi kalau di ruang publik, dengan izin pemerintah itu kan semua yang lewat, semua yang melihat itu bisa menikmati. Jadi, ya positif banget," tutur Andre.
Bagi Andre, "menyulap" sesuatu di ruang publik merupakan hal yang menyenangkan.
"Dengan kerja sama yang sesuai sih pasti senang untuk menjalani proyek menyulap sesuatu di ruang publik. Pasti interested. Diapresiasi segala macam," kata Andre.
Baca juga: Konsep Festival Tawuran di Manggarai, Ada Pembuatan Mural hingga Saling Lempar Cat
Menurut Andre, mural yang ia bikin bersama Shane bisa merawat ruang-ruang publik yang selama ini terabaikan.
"Menurut aku bisa dibilang memberi impact yang positif bagi masyarakat luas. Karena dalam artian, kami mengeksplore media-media atau tempat baru yang sebelumnya mungkin terabaikan," ucap Andre.
"Lalu dengan izin pemprov atau pemerintah bisa mulai memberi warna atau entertainment atau art ke publik," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.