Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BERITA FOTO: Melihat Ancaman Nyata Tenggelamnya Pesisir Utara Jakarta

Kompas.com - 29/11/2022, 06:06 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal pernah mengungkapkan bahwa pesisir utara Jakarta terancam tenggelam pada 2050 mendatang. 

Menurut dia, kawasan Muara Baru di Jakarta Utara akan tenggelam sedalam 4,6 meter jika pemerintah hanya diam saja dan tidak melakukan kebijakan pencegahan banjir rob.

"Soal kedalaman, ini di Muara Baru tahun 2020 itu sudah minus 1 (meter) di bawah permukaan air laut. Kalau kita tidak melakukan sesuatu bisa jadi Muara Baru 2050 berada minus 4,6 di bawah permukaan air laut. Inilah ancaman itu kalau kita tidak melakukan sesuatu," ujar Yusmada dalam acara webinar, 2 September 2021.

Kompas.com mencoba mendatangi kawasan Muara Baru, yang berada tepat di pesisir Jakarta Utara, Senin (28/11/2022). Adapun Muara Baru menjadi salah satu wilayah di Jakarta, yang memiliki tanggul laut raksasa.

Baca juga: Tanggul di Muara Baru Retak, Bikin Air Laut Melimpas ke Daratan

Tanggul laut Muara Baru di Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (28/11/2022). Sebelum ditinggikan hingga mencapai 2 meter, tanggul ini kerap kali jebol dan menyebabkan air laut tumpah ke daratan. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Tanggul laut Muara Baru di Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (28/11/2022). Sebelum ditinggikan hingga mencapai 2 meter, tanggul ini kerap kali jebol dan menyebabkan air laut tumpah ke daratan.

Memasuki kawasan Muara Baru, terdapat tanggul beton dengan tinggi kira-kira dua meter dari sisi daratan. Tanggul membentang memisahkan daratan dengan perairan laut.

Bila berjalan di sisi daratan, seolah tidak terjadi apa-apa. Hanya terdengar suara debur ombak yang menghantam tanggul beton saja.

Namun, saat mengintip ke arah laut dari balik tanggul, akan sangat terlihat jelas bahwa permukaan air laut lebih tinggi dibandingkan daratannya. Selisih tingginya sekitar 1,5 meter.

Artinya, apabila tidak ada tanggul, wilayah daratan utara Jakarta sudah pasti tenggelam.

Baca juga: Warga Muara Baru Kerap Dihantui Ancaman Banjir Rob: Agak Tenang Setelah Tanggul Ditinggikan

Halaman rumah semipermanen yang berada di dekat tanggul Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (28/11/2022) terlihat terendam air laut. Hal ini salah satunya disebabkan rembesan air dari sisi tanggul yang berlubang maupun retak. Air laut kerap mengaliri sekitar rumah warga saat pasang. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Halaman rumah semipermanen yang berada di dekat tanggul Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara pada Senin (28/11/2022) terlihat terendam air laut. Hal ini salah satunya disebabkan rembesan air dari sisi tanggul yang berlubang maupun retak. Air laut kerap mengaliri sekitar rumah warga saat pasang.

Meskipun dipisahkan tanggul, bukan berarti sisi daratan kering seluruhnya. Terdapat beberapa genangan yang cukup luas. Beda (56), salah satu warga Muara Baru berujar bahwa air laut kerap melimpas ke daratan tiap kali pasang.

"Ya namanya air kan selubang jarum saja bisa lewat. Kan itu ada yang bocor-bocor dari situ," ungkap Beda saat ditemui Kompas.com di kawasan tanggul Muara Baru, Senin. 

Warga di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara terpaksa beraktivitas di tengah genangan air laut yang rembes ke daratan. Tak jarang, mereka memanfaatkan ikan-ikan kecil yang hidup di genangan itu untuk dijual kembali kepada pengepul.  KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Warga di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara terpaksa beraktivitas di tengah genangan air laut yang rembes ke daratan. Tak jarang, mereka memanfaatkan ikan-ikan kecil yang hidup di genangan itu untuk dijual kembali kepada pengepul.

Air laut yang menggenangi perumahan warga cukup mengganggu aktivitas, baik saat menjemur pakaian, maupun mengurusi ternak. Mereka harus bolak-balik melintasi genangan tersebut.

Baca juga: Tanggul Retak, Permukiman Warga di Muara Baru Selalu Tergenang Saat Air Laut Pasang

Tanggul di Muara Baru membatasi antara laut dengan daratan di utara Jakarta. Beberapa sisi tanggul tampak mengalami keretakan, hingga air laut melimpas ke area daratan permukima warga di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Tanggul di Muara Baru membatasi antara laut dengan daratan di utara Jakarta. Beberapa sisi tanggul tampak mengalami keretakan, hingga air laut melimpas ke area daratan permukima warga di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara.

Sayangnya, tanggul dua meter itu mengalami keretakan di sejumlah sisinya. Tampak beberapa keretakan pada bagian bawah tanggul. Dua retakan tersebut berjarak kira-kira 10 meter dari seberang rumah semi permanen milik warga setempat.

Retakan itu menyebabkan air laut mengalir ke daratan. Akibatnya, area yang berada di sekitar rumah warga tergenang air setinggi 5-10 sentimeter.

Sisi area depan tanggul pada Senin (28/11/2022) terlihat kurang terawat. Banyak coretan hingga mural terpatri di tanggul beton tersebut. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Sisi area depan tanggul pada Senin (28/11/2022) terlihat kurang terawat. Banyak coretan hingga mural terpatri di tanggul beton tersebut.

Kondisi tanggul Muara Baru, kini terlihat kurang terurus. Selain retakan, ada pula bagian sisi area bawah tanggul yang berlubang. Ironisnya, bagian tanggul yang retak dan berlubang sehingga mengucurkan air itu tampak belum diperbaiki seluruhnya.

Ada beberapa titik yang hanya ditambal dengan batu conblock seadanya. Tanggul laut di Muara Baru ini juga tampak dicorat-coret.

Baca juga: Miris, Tanggul Laut Muara Baru yang Retak Hanya Ditambal Batu Seadanya

Di sekitar tanggul Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara berbagai jenis sampah tampak menggunung. Berdasarkan pantauan di lokasi pada Senin (28/11/2022), sampah itu berada tak jauh dari hunian semipermanen milik warga RW 15 RT 17, Muara Baru. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Di sekitar tanggul Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara berbagai jenis sampah tampak menggunung. Berdasarkan pantauan di lokasi pada Senin (28/11/2022), sampah itu berada tak jauh dari hunian semipermanen milik warga RW 15 RT 17, Muara Baru.

Selain itu, terdapat tumpukan sampah di atas permukaan air yang berada tidak jauh dari permukiman warga. Aroma amis khas air laut pun menemani perjalanan Kompas.com selama berada di kawasan tanggul Muara Baru.

Masjid Wal Adhuna di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi saksi bisu tenggelamnya pesisir Jakarta. Pada Senin (28/11/2022) masjid itu terlihat makin rapuh dan hanya bersisa bangunan kumuh dengan atap seng yang sudsh hancur. Masjid ini berada di balik tanggul setinggi 2 meter. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Masjid Wal Adhuna di Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi saksi bisu tenggelamnya pesisir Jakarta. Pada Senin (28/11/2022) masjid itu terlihat makin rapuh dan hanya bersisa bangunan kumuh dengan atap seng yang sudsh hancur. Masjid ini berada di balik tanggul setinggi 2 meter.

Masjid bernama Wal Adhuna itu menjadi saksi bisu bagaimana wilayah Ibu Kota perlahan tenggelam karena naiknya level air laut dan turunnya permukaan tanah.

Masjid Wal Adhuna berada di balik tanggul setinggi sekitar 2 meter. Bangunan masjid sangat rapuh, tembok-tembok penuh coretan dan bagian bawahnya menghitam akibat ditumbuhi lumut.

Peristiwa tenggelamnya Masjid Wal Adhuna turut disaksikan salah satu warga bernama Ale (37).

Baca juga: Menengok Masjid Wal Adhuna, Saksi Bisu Tenggelamnya Pesisir Jakarta

"Awalnya masid itu daratan, jadi air laut itu ombaknya meluap tiba-tiba, jadi masjidnya tenggelem," kata Ale. 

Kala itu, lanjut Ale, luapan air laut melimpas dari ujung Pelabuhan Sunda Kelapa hingga wilayah RT 15 RW 17, Muara Baru. Seng pada atap masjid juga sudah hancur.

Berbagai jenis sampah yang terbawa arus ombak, ikut tersangkut di sisi-sisi masjid.
Anak-anak sekitar pun bermain di tepi laut, tak jauh dari lokasi Masjid Wal Adhuna.

Gubuk di balik tanggul Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara turut menjadi saksi bisu tenggelamnya wilayah pesisir utara Jakarta. Salah satu warga setempat, pada Senin (28/11/2022) menyampaikan gubuk ini biasa digunakan nelayan untuk bersantai. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Gubuk di balik tanggul Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara turut menjadi saksi bisu tenggelamnya wilayah pesisir utara Jakarta. Salah satu warga setempat, pada Senin (28/11/2022) menyampaikan gubuk ini biasa digunakan nelayan untuk bersantai.

Selain masjid, ada pula gubuk yang tersisa di balik tanggul laut. Berdasarkan penuturan warga setempat, gubuk itu biasa digunakan nelayan atau pemancing untuk beristirahat.

Apabila dilihat lebih dekat, gubuk tersebut dibangun di sisa-sisa dataran yang terkikis air laut. Luas permukaan tanahnya hanya sekitar 3 meter dari tepi tanggul.

Anak-anak di sekitar tanggul Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara bermain dengan menaiki tangga pada Senin (28/11/2022) sore. Mereka terlihat gembira saat akan menaiki tangga, dan duduk di sisi bagian atas tanggul setinggi 2 meter tersebut. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Anak-anak di sekitar tanggul Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara bermain dengan menaiki tangga pada Senin (28/11/2022) sore. Mereka terlihat gembira saat akan menaiki tangga, dan duduk di sisi bagian atas tanggul setinggi 2 meter tersebut.

Tanggul laut Muara Baru menjadi alasan mengapa utara Jakarta masih bertahan hingga kini. Pasalnya, jika tanggul tidak dibangun maka air laut akan langsung menyapu daratan di sekitarnya.

Tanggul ini kerap dimanfaatkan warga untuk memancing. Bahkan, anak-anak nekat naik ke atas hanya untuk menikmati suasana laut lepas.

Anak-anak yang bermukim di sekitar tanggul Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara terlihat sedang bermain di sekitar kawasan ini pada Senin (28/11/2022). Mereka berkata bahwa air laut yang melimpas ke area daratan memiliki banyak ikan kecil yang bisa dipelihara, atau sekadar ditangkap untuk memenuhi rasa penasaran mereka. KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI Anak-anak yang bermukim di sekitar tanggul Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara terlihat sedang bermain di sekitar kawasan ini pada Senin (28/11/2022). Mereka berkata bahwa air laut yang melimpas ke area daratan memiliki banyak ikan kecil yang bisa dipelihara, atau sekadar ditangkap untuk memenuhi rasa penasaran mereka.

Sekitar 100 meter dari tanggul, berdiri deretan hunian semipermanen milik warga. Tak seperti sebelumnya, menurut Ale, hunian yang sekarang masih berdiri jauh lebih sedikit dibandingkan sebelumnya.

"Tadinya di sini rumah-rumah semua, digusurin lantaran takut kena air," kata Ale.

Kini, bekas hunian itu kerap digunakan anak-anak untuk jadi tempat bermain. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com