Jajaran kepolisian berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa bong hingga senjata tajam.
Kami amankan barang bukti dengan berbagai sajam kemudian ada tambahan di bedeng kosong ada sabu, berbagai macam bong, cangklong, korek, ada uang juga," ujar Slamet.
Para pemakai narkoba di Kampung Bahari bukan hanya orang di usia dewasa.
Menurut Andi (nama disamarkan), salah satu warga Kampung Bahari, anak-anak maupun orang tua berusia senja sering kali "nyabu" Kampung Bahari.
"Anak kecil, dewasa, orang tua semua pada nyabu," tutur Andi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/12/2022).
Baca juga: Dilempar Batu dan Petasan saat Gerebek Kampung Bahari, Polisi Pastikan Tak Ada yang Terluka
Sepengetahuan Andi, para pemakai sabu-sabu kerap menyewa lapak di pinggir rel kereta api yang bersebelahan dengan Kampung Bahari.
Mereka membayar Rp 10.000 untuk mengisap barang haram tersebut dari tangan pengedar.
"Jadi dia ada lapak di situ kalau mau pake harus bayar. Di situ udah banyak lah, masih dipakai kalau di Gang A7 sama A9," jelas Andi.
Para warga lain, lanjut Andi, sesungguhnya sangat resah dengan peredaran narkoba yang mengakar di Kampung Bahari.
Namun, upaya mereka untuk bebas dari predikat "kampung narkoba" tak kunjung berhasil.
Para warga bahkan sempat bersitegang dengan pengedar, hingga mengalami intimidasi.
"Kami resah banget, tapi mau gimana kami mau bertindak sendiri ya susah," ujarnya.
"Dia (pengedar narkoba) jaringannya kuat apalagi orang-orang kayak gitu kalau kami ketahuan ngomong keluar, bisa repot jadinya," lanjut Andi.
Baca juga: Letusan Petasan Berbalas Tembakan ke Udara, Polisi Gerebek Kampung Bahari...
Saat ini ia mengaku lebih merasa aman, semenjak kampung itu dipantau oleh kepolisian.
Sebelumnya, area yang dikenal warga dengan sebutan "samping rel" ini rutin digunakan untuk nyabu.
Namun, semenjak kepolisian membangun pos monitoring di area tersebut, Andi mengaku intensitas penyalahgunaan narkoba di kampungnya menjadi berkurang.
(Penulis: Zintan Prihatini, Editor: Jessi Carina, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.