Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melaju Sejak 2018, Kereta MRT Diperiksa Besar-besaran untuk Pertama Kali

Kompas.com - 06/12/2022, 17:13 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seluruh unit kereta Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta tengah menjalani pemeriksaan sekaligus perawatan besar-besaran untuk pertama kalinya.

Pemeriksaan besar-besaran itu merupakan pemeriksaan berkala setiap 4 tahun sekali atau pre overhaul berupa eksaminasi dan perawatan peralatan mayor pada unit kereta MRT.

Berbeda dengan pemeriksaan dan perawatan berkala setiap hari dan setiap bulan,  pemeriksaan 4 tahunan dilakukan secara mendalam.

"Jadi ini preventif maintenance, rangkaian biasa dilakukan itu ada pemeriksaan harian, bulanan, 4 tahunan atau semi perawatan akhir, dan 8 tahunan atau overhaul di mana semua akan dicek," kata Kepala Departemen Rolling Stock Workshop, MRT Jakarta Christoforus Deberland di Gedung Workshop, Depo Lebak Bulus, Selasa (6/12/2022).

Baca juga: [BERITA FOTO] Empat Tahun Melaju, Potret Kereta MRT Nomor 9 Jalani Perawatan Pre-overhaul Pertama Kali di Bengkel

Pemeriksaan dan perawatan tersebut dilakukan menyeluruh, termasuk membongkar sebagian besar perangkat di dalam suatu unit, hingga memasangkannya kembali.

"Semuanya dibongkar, dari AC dibongkar, pantograph dibongkar, bogie-nya juga dilepas kemudian dibongkar, ada air compressor juga dilepas dibongkar, kemudian ada breaker dibongkar," jelas Berland.

"Breaker dibongkar lalu dilakukan pemeriksaan dan perawatan. Kita rawat dengan cara dibersihkan, diganti elastimeric-nya. Kami cek segala macam, setelah itu kita lakukan testing," lanjut dia.

Proses maintenance dari 96 unit kereta MRT Jakarta tersebut bisa memakan waktu hingga 33 hari.

Baca juga: Mengintip Bengkel Perawatan Kereta MRT Jakarta di Depo Lebak Bulus

Jika sudah diperiksa dan dirawat, unit kereta akan dites dengan melintasi rel di dalam depo hingga menjajal operasional di lintasan MRT Jakarta.

Tes dilakukan di luar jam operasional atau pada dini hari.

"Kami lakukan shout out test, ini yang paling penting karena ini yang menjamin kereta betul-betul sudah sesuai dengan fungsinya untuk beroperasi.

Jika unit kereta dan rangkaiannya lolos pengujian dan laik beroperasi, rangkaian kereta tersebut sudah bisa digunakan untuk beroperasi seperti biasa.

"Pertama dites dulu di Dipo ini, maju mundur dulu saja. Setelah dinyatakan oke, baru kereta masuk ke lintasan. Dites dua kali bolak-balik tanpa penumpang, malam-malam, dini hari," jelas Berland.

Pemeriksaan ini dilakukan pada seluruh rangkaian kereta secara bergilir sehingga tidak mengganggu operasional PT MRT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com