Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Mal Sepi di Jakarta Bangkit dari Keterpurukan?

Kompas.com - 08/12/2022, 07:08 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengelola mal di Jakarta kini harus berjuang mati-matian lantaran sepinya pengunjung yang datang ke mal.

Padahal, mal-mal sepi itu dulunya menjadi tujuan utama warga Jakarta untuk berbelanja atau sekadar nongkrong setelah pulang kerja di akhir pekan. Di antaranya ialah Blok M Mall, Ratu Plaza, dan Plaza Semanggi.

Ketiga mal itu terletak di lokasi yang sangat strategis di Jakarta. Blok M Mall bahkan dulunya menjadi tempat nongkrong para anak gaul Jakarta di era 1990-an hingga 2000-an.

Baca juga: Tumbangnya Kejayaan Satu Per Satu Mal di Jakarta, dari Mal Blok M hingga Plaza Semanggi

Demikian pula Ratu Plaza dan Plaza Semanggi yang terletak di wilayah pusat perkantoran Ibu Kota. Dulunya kedua mal itu saban hari didatangi para pekerja yang hendak melepas penat usai lelah bekerja.

Kini keramaian di ketiga mal itu tak tampak. Akibatnya, banyak pedagang yang memutuskan untuk menutup kios mereka.

Di Ratu Plaza contohnya, suasana di lantai 3 dan 5 mal tampak kosong melompong. Tak ada satu pun toko yang beroperasi. Pengunjung mal itu pun sangat sedikit, bahkan bisa dihitung jari.

Jumlah pengunjung yang mendatangi mal itu bisa dihitung jari. Sejumlah tenant masih cukup ramai beroperasi di lantai dasar. Sedikitnya ada sekitar 5 toko elektronik dan 3 restoran yang masih bertahan di lantai dasar.

Beberapa kios lainnya tampak kosong dan ditutupi oleh kertas karton putih dari dalam. Di lantai dasar, jumlah kios yang tutup hampir seimbang dengan jumlah kios yang masih buka. Namun, pengunjung yang berlalu lalang jumlahnya sangat sedikit.

Baca juga: Sempat Berjaya, Sederet Mal Berikut Makin Sepi Pengunjung…

Hal yang sama terlihat di Plaza Semanggi. Jumlah pengunjung yang datang ke sana dapat dihitung dengan jari. Antrean pengunjung yang menunggu lift terbuka juga tidak terlihat.

Lorong-lorong di lantai GF dan UG Plaza Semanggi terlihat lowong karena banyaknya kios yang tutup. Hanya terlihat beberapa toko kecil, sebuah restoran dan tempat kopi dengan merek ternama masih buka di lantai tersebut.

Saking sepinya, pemilik salah satu toko di lantai GF bahkan menjual perlengkapan dagangnya. Di kaca toko terlihat selembar kertas bertulisan "DIJUAL Rak Stainless" lengkap dengan nomor ponsel, menandakan bahwa pemilik toko tak akan berjualan lagi di Plaza Semanggi.

Pergeseran kebiasaan

Menyikapi fenomena itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai ada pergeseran kebiasaan orang yang ingin datang ke mal. Menurut dia, belanja bukan lagi jadi prioritas pengunjung.

"Mal lebih ramai dijadikan sebagai sentra kuliner dibandingkan pembelian barang-barang mewah atau branded," kata Bhima.

Baca juga: Lorong Sepi di Plaza Semanggi, Mal Primadona di Jantung Kota yang Semakin Ditinggalkan Pengunjung...

Menurut Bhima, saat ini alternatif berbelanja semakin banyak, misalnya lewat e-commerce dan media sosial. Hal ini membuat masyarakat tak lagi memprioritaskan berbelanja barang mewah saat datang ke mal.

Sejumlah mal pun semakin ditinggalkan pengunjung meskipun pernah menjadi destinasi favorit bagi masyarakat di sekitar Jabodetabek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com