Setibanya Icha di apartemen, Rudolf sempat mengajak berdiskusi soal podcast. Dia pun menjalankan tipu muslihatnya agar Icha bersedia diikat tangan dan kakinya.
Cara itu dilakukan dengan mengajak Icha membuat video promosi produk yang mensponsori konten podcast-nya, sebelum memulai rekaman.
Skenarionya, Icha berpura-pura menjadi korban penculikan sehingga tangan dan kakinya akan diikat. Nantinya, Icha akan dibuat seolah-olah bisa melepaskan ikatan tali tanpa bantuan gunting.
Baca juga: Rudolf Tobing Sempat Merenung Sebelum Bunuh Icha, Polisi: Dia Merasa Iba
Belum mulai mengikat korban, Rudolf memilih keluar sejenak dari kamar. Dia memeragakan adegan duduk di sofa apartemen yang disewanya.
Saat itu, Rudolf disebut merasa iba dan tak tega kepada Icha. Dia merenung beberapa saat di ruang tengah sambil memainkan ponselnya.
"Tersangka merasa iba dan keluar dari kamar. Di ruang tengah, tersangka mainkan HP dan merenung sebentar," ujar penyidik yang memandu proses rekonstruksi, Rabu.
Setelah meyakinkan dirinya untuk melanjutkan rencana pembunuhan, Rudolf kembali ke kamar. Dia langsung mengikat kaki dan tangan Icha, sambil merekamnya dengan ponsel.
Setelah proses produksi video promosi selesai, Rudolf mengikat lagi kaki dan tangan Icha. Saat itu lah Rudolf langsung menjelaskan bahwa konten itu hanyalah cara untuk mengelabui korban agar mau diikat.
Rudolf tampak memeragakan cara dia menjelaskan hal tersebut dengan mendekatkan wajahnya ke depan muka Icha yang duduk di kasur.
Baca juga: Rudolf Tobing Curahkan Isi Hati Sebelum Bunuh Icha: Gue Lagi Terpuruk, Lu Lupain Gue...
Mendengar pengakuan itu, Icha marah dan memberontak dengan berusaha membuka ikatan di kedua kaki dan tangannya.
Bersamaan dengan itu, Rudolf langsung menampar Icha sambil memintanya untuk diam. Dia kemudian mencurahkan isi hatinya yang kesal akan sikap Icha dan teman-temannya terhadap dirinya.
"Padahal dulu waktu susah, kita bareng-bareng. Sekarang ketika lu pada sukses dan gue yang lagi terpuruk, lu lupain gue, lu pada having fun," kata penyidik menirukan ucapan Rudolf kepada Icha.
Keduanya kemudian terlibat adu mulut sampai akhirnya Rudolf mengatakan bahwa Icha dan teman-temannya, yakni H dan S, lebih baik mati.
Rekonstruksi berlanjut ke adegan Rudolf menguras habis uang korban. Icha yang tangan dan kakinya terikat dipaksa memberi PIN aplikasi mobile banking pada ponsel miliknya.
Rudolf lalu memaksa Icha mentransfer sendiri seluruh uang tabungan ke rekening milik pelaku. Setelah itu, Rudolf menyumpal mulut Icha menggunakan kain dan lakban hitam agar tak bersuara keras.