TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Harga bahan pangan seperti sembilan bahan pokok (sembako) dan sayur mayur mengalami kenaikan di pasaran Tangerang Selatan. Seperti yang terjadi di Pasar Ciputat.
Harga melonjak seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang perayaan Natal dan tahun baru 2023.
Sembako jenis telur mengalami kenaikan paling tinggi hingga menyentuh angka Rp 32.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya sekitar Rp 25.000 hingga Rp 27.000 per kg.
Baca juga: Saat Harga Sejumlah Bahan Pangan di Jabodetabek Naik Jelang Natal dan Tahun Baru
Sedangkan jenis sayur mayur yang melonjak tajam yaitu cabai rawit. Kini harga cabai rawit merah dan hijau mengalami kenaikan Rp 20.000 dari harga normal.
Harga cabai rawit merah saat ini mencapai Rp 60.000 per kilogram dari harga normalnya Rp 40.000 per kg pada bulan lalu.
Kemudian, harga cabai rawit hijau mencapai Rp 50.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 30.000 per kg.
Menanggapi itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel kemudian melakukan dua langkah penanganan untuk menjaga kestabilan harga.
Baca juga: Harga Daging Sapi dan Ayam di Pasar Nangka Bungur Kemayoran Masih Stabil Jelang Natal dan Tahun Baru
Kepala Disperindag Kota Tangsel Heru Agus Santoso mengatakan langkah yang dilakukan adalah menggelar bazar atau operasi pasar murah dan sidak ke distributor atau pasar-pasar di Tangsel.
Salah satu yang dikeluhkan adalah harga telur yang mencapai Rp 32.000 per kilogram di pasaran.
Pedagang di Pasar Ciputat bernama Ilham mengatakan harga telur terus mengalami kenaikan secara perlahan.
"Iya kebanyakan pada naik harga sembako sudah sekitar dua minggu naik terus. Telur saat ini masih jual Rp 32.000 per kg," ujar Ilham saat ditemui, Rabu (7/12/2022).
"Sebelumnya masih Rp 26.000, Rp 28.000, naiknya perlahan. Sudah sekitar empat hari harganya Rp 32.000," lanjut Ilham.
Baca juga: Harga Sembako di Pasar Serdang Kemayoran Melonjak, Warga: Sudah Susah Tambah Susah
Senada dengan Ilham, pedagang lainnya bernama Jafra (22) juga mengatakan harga telur di toko sembakonya naik.
"Telur ayam sebelumnya Rp 28.000 terus naik Rp 30.000, sekarang jadi Rp 32.000. Pas mau Natal gini naiknya hampir tiap hari. Naik dikit-dikit soalnya. Yang paling tinggi naiknya telur, hampir setiap hari naiknya Rp 500-Rp 1.000," kata dia.
Ia selalu memberitahukan terlebih dahulu soal kenaikan harga kepada pembelinya yang hendak membeli telur. Beberapa di antaranya, kaget saat mengetahui harga telur melambung tinggi.
Kendati demikian, Jafra mengaku jumlah penjualan telur tetap tinggi setiap harinya.
"Alhamdulillah jumlah penjualannya tinggi setiap hari. Kaget mereka (pembeli) harganya pas dikasih tahu Rp 32.000. Saya kan bilang naik, terus pembeli heran kok kemarin segini sekarang segini," jelas Jafra
Baca juga: Harga Daging di Pasar Ciputat Naik, Pedagang: Masyarakat Jarang Makan Daging karena Mahal
Tak hanya telur, kebutuhan utama pangan seperti beras juga mengalami kenaikan sekitar Rp 500 hingga Rp 1.000 per liternya.
"Naiknya rata, ada yang naik Rp 500 per liter, ada yang naik Rp 1.000 per liter. Yang harga Rp 8.000 jadi Rp 8.500, terus yang Rp 9.000 jadi Rp 10.000," ujar Adun, Kamis (8/12/2022).
Ia menjelaskan, kenaikan harga beras terjadi sejak awal Desember 2022. Namun, Adun tidak mengetahui pasti alasan kenaikan harga beras.
Kata dia, harga beras memang sudah tinggi dari agen tempat dia membeli di Pasar Cipinang, Jakarta Timur.
Meski harga beras naik, Adun menilai kualitasnya justru menurun.
Baca juga: Sembako di Pasar Serdang Kemayoran Mengalami Kenaikan Harga, Cabai Melonjak 100 Persen
"Tapi (justru) pada jelek, menurun kualitasnya, banyak batunya, gabahnya juga," kata Adun.
Kenaikan harga juga terjadi pada sembako jenis daging. Pedagang daging di Pasar Ciputat, bernama Ahmad (50) mengatakan harga daging naik sekitar dua pekan lalu.
Saat itu, bos tempat dia bekerja mematok harga daging sapi sebesar Rp 140.000 per kg.
Namun, karena daya beli masyarakat yang kurang, tokonya menyesuaikan harga pasar menjadi Rp 130.000 per kg.
"Cuma dijualnya Rp 130.000 karena berhubung orang gak mau belanja, jadinya Rp 130.000 per kg. Daging lokal Sapi Cianjur, daging murni. Harga sebelumnya Rp 125.000," ujar Ahmad, Kamis.
Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Cabai Rawit Merah dan Hijau di Pasar Ciputat Melonjak
Sementara, harga daging karkas Rp 110.000 dari sebelumnya hanya Rp 100.000.
Ahmad heran harga daging terus melonjak setiap tahunnya.
Menurut dia, imbas lonjakan harga tersebut, daya beli masyarakat terhadap daging semakin menurun.
Ia pun mengenang beberapa tahun lalu ketika harga daging masih Rp 80.000 per kg.
Saat itu, kata dia, dagangannya laris manis karena harg daging yang masih terjangkau oleh masyarakat.
"Harusnya kami nanya kenapa daging di Indonesia harganya selalu mahal, masyarakat jarang makan daging karena mahal. Apa harus subsidi, apa harus eksploitasi harga?" tanya Ahmad.
Baca juga: Pedagang di Pasar Serdang Kemayoran Mengeluh Sepi Pembeli Sejak Harga Cabai Tembus Rp 50.000
"Harapan saya ke pemerintah, mudah-mudahan bisa terjangkau oleh masyarakat. Dulu ramai pasar daging pas masih Rp 80.000 per kg, semenjak harganya 100-an makin lesu," lanjut dia.
Pedagang daging lainnya, Jejen (35) mengatakan harga daging selalu mengalami kenaikan setiap akan ada perayaan Lebaran maupun Natal. Begitu juga dengan menjelang tahun baru.
Akibatnya, omzet penjualan semakin menurun hingga mencapai 50 persen dari biasanya.
"Mau Lebaran, mau Nataru biasanya naik. Bulan ini dari awal Desember turun omzetnya. Ya ada penurunan omzet 25 persen sampai 50 persen menurunnya, baik daging yang lokal maupun impor," jelas Jejen.
Jika laris, Jejen bisa menjual hingga 50 kilogram daging per harinya. Namun jika sepi, ia hanya bisa menjual setengahnya saja, yaitu 25 kg sehari.
Baca juga: Harga Beras di Pasar Ciputat Naik tapi Kualitasnya Malah Turun, Pedagang: Orang Enggak Jadi Beli
"Iya memang daya beli masyarakat juga kurang. Satu efek pandemi (Covid-19), satu lagi efek harganya makin pada mahal," kata Jejen.
Sementara itu, harga sayur mayur mengalami peningkatan sejak sebulan terakhir terlebih memasuki bulan Desember 2022.
Hal itu diungkap oleh pedagang sayur bernama Slamet (36). Menurutnya, setiap menjelang Nataru harga sayur mayur selalu meningkat tajam.
"Naik semua jelang Nataru, sejak sebulan terakhir. Apalagi Nataru tiap tahun pasti naik harganya," ujar Slamet, Kamis.
Jenis sayuran yang mengalami kenaikan paling tinggi terjadi pada cabai.
Kini, harga cabai rawit merah mencapai Rp 60.000 per kilogram dari harga normalnya Rp 40.000 per kg pada bulan lalu.
Kemudian, disusul harga cabai rawit hijau yang mencapai Rp 50.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 30.000 per kg.
"Sejak sebulan lalu naik. Itu bertahap naiknya enggak langsung segitu. Awal Desember hampir setiap hari naiknya. Kalau mau Desember pasti melonjak," jelas Slamet.
Tak hanya cabai, sayur hijau juga mengalami kenaikan mulai Rp 1.000 hingga Rp 10.000 per kilogram.
"Sayuran hijau kebanyakan dari Cianjur, sayuran itu parah sekarang naiknya, ada yang sampai Rp 10.000 per kg," jelas Slamet.
Kenaikan tertinggi sayuran hijau terjadi pada tomat. Sebelumnya harga normal tomat hanya berkisar Rp 10.000- Rp 12.000. Namun, kini harganya melonjak hingga menyentuh angka Rp 20.000 per kg.
Disusul sayur kol dari sebelumnya Rp 8.000 per kg kini menjadi Rp 10.000 per kg dan kentang menjadi Rp 15.000 dari sebelumnya Rp 13.000.
Baca juga: Harga Telur di Pasar Pademangan Timur Naik Jadi Rp 31.000 Per Kg Jelang Natal dan Tahun Baru
Menanggapi kenaikan harga yang terjadi jelang Nataru, Disperindag Kota Tangsel menggelar dua langkah penanganan untuk stabilisasi harga.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel Heru Agus Santoso mengatakan langkah tersebut yaitu dengan menggelar operasi pasar murah dan sidak.
"Kalau untuk menjaga stabilisasi harga kita ada dua, yang pertama kita melakukan operasi pasar, sudah kita lakukan. Kemudian yang kedua yang kami lakukan adalah dengan melakukan pengawasan dan sidak ke para distributor," ujar Heru, Kamis.
Ia menjelaskan, operasi pasar dilakukan di tujuh kecamatan yang ada di Tangsel. Kegiatan itu digelar rutin sekitar tiga kali dalam sepekan sejak awal Desember.
Baca juga: Naik Hampir Tiap Hari, Harga Telur di Pasar Ciputat Menyentuh Rp 32.000 Per Kg
Operasi pasar murah biasanya diselenggarakan di kantor kelurahan yang ada di tiap kecamatan. Dalam operasi pasar, kata Heru, harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan harga di pasaran.
Misalkan telur ayam yang kini harganya mencapai Rp 32.000 per kg. Menurut Heru, harganya di bazar atau operasi pasar lebih murah hanya Rp 30.000 saja.
Sedangkan sidak ke para distributor dilakukan guna memastikan bahwa stok barang tersedia. Kegiatan ini juga dilakukan di setiap pasar yang ada di Tangsel.
"Kemudian (untuk memastikan) bahwa kenaikan harga yang ada itu bersih, memperhitungkan margin pengeluaran mereka. Jadi bukan mengambil keuntungan sesaat sehingga mereka menaikkan seenaknya sendiri," jelas Heru.
Baca juga: Minta Pemerintah Stabilkan Harga Bahan Pangan, Pedagang: Pembeli Komplain...
"Kalau untuk harga yang mulai naik memang secara regional maupun nasional barang-barangnya, memang sekarang kayaknya sedang lagi naik apalagi menjelang Nataru, itu memang sudah seperti itu," lanjut dia.
Melalui sidak, Disperindag ingin memastikan bahwa kenaikan harga tidak terlalu tajam dan masih dalam batas wajar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.