Slogan baru itu mendapatkan kritik dari Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta M Taufik Zoelkifli.
Menurut Taufik, slogan "Jakarta untuk Indonesia" itu tidak keren.
"Slogan yang sekarang enggak keren, enggak milenial, dan tidak menuntun atau memotivasi warga Jakarta tentang apa yang mesti mereka lakukan untuk memajukan Jakarta," ujar Taufik, Senin kemarin.
Taufik juga meminta masyarakat membandingkan slogan "Jakarta Kota Kolaborasi" era Gubernur Anies Baswedan.
Baca juga: Saat Slogan Baru Jakarta Dikritik dan Dianggap Kurang Keren..
Ia menambahkan, slogan yang sekarang tidak memotivasi warga Jakarta untuk memiliki kehidupan yang lebih baik.
"Mungkin Pemda DKI Jakarta yang sekarang kesulitan mencari konsultan branding," ujar Taufik.
Sementara itu, Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai, Heru Budi menganggap bahwa kolaborasi di Ibu Kota telah terbentuk.
Karena itu, menurut Gembong, Heru Budi meningkatkan konsep kerja Pemprov DKI Jakarta dengan slogan barunya.
"Pak Pj (Heru Budi) menganggap bahwa fondasi kolaborasi sudah terbentuk, maka ditingkatkan menjadi 'Sukses Jakarta untuk Indonesia'," ucap Gembong.
"Dalam arti bahwa Indonesia akan sukses apabila Jakarta baik, Jakarta kondusif, Jakarta rapi," sambung dia.
Gembong pun meminta perubahan slogan ini tak diartikan sebagai langkah Heru Budi untuk menghapus peninggalan gubernur sebelumnya, Anies Baswedan.
Wakil Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Nova Harivan Paloh menilai, Heru Budi mengganti slogan Pemprov DKI untuk menunjukkan eksistensinya.
Perubahan logo ini disebut sebagai pembeda dengan pemerintahan sebelum Heru Budi.
"Setiap pimpinan baru itu ingin menunjukkan eksistensinya ya. Untuk bagaimana menunjukkan ada perbedaan sebelumnya," kata Nova.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.