Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Demo di Kantor Wali Kota Tangsel, Minta Pemkot Bantu Selesaikan Persoalan Tanah

Kompas.com - 15/12/2022, 22:48 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sejumlah warga Kampung Bulak, Jalan Gelora, Pondok Kacang Timur, Pondok Aren, Tangerang Selatan, menggelar demo di depan Kantor Wali Kota Tangsel pada Kamis (15/12/2022).

Mereka mendesak Pemerintah Kota Tangsel untuk membantu menyelesaikan masalah lahan di lingkungan tempat tinggal mereka.

"Sekitar 75 orang yang orasi ke kantor Wali Kota dari jam 13.00 WIB dalam rangka menuntut hak-hak masyarakat, fasum (fasilitas umum) yang ada di Pondok Kacang Timur," ujar seorang pedemo, Tami (47), di depan Balai Kota Tangsel.

Baca juga: Ratusan Warga Protes Lahan Dipasang Patok di Pondok Aren Tangsel, Minta Fasilitas Umum Tidak Digusur

Adapun fasilitas umum yang dimaksud yaitu lapangan, puskesmas, dan gedung sekolah.

Mereka menilai, bangunan di atas lahan tersebut merupakan milik warga sekitar, sehingga tidak boleh digusur.

"Cuma di situ ada pengalihan HGB (hak guna bangunan) atas nama Edy Leo yang mengatasnamakan punya tanah, padahal itu hak milik warga Pondok Kacang Timur," jelas Tami.

"Itu tanah PTP (pemanfaatan tanah pekarangan) dari pemerintah, dikembalikan ke masyarakat, hak garap untuk masyarakat, khususnya Pondok Kacang Timur, di situ enggak tahu sampai tahun berapa ada nama HGB atas nama Edy Leo," lanjut dia.

Baca juga: Motif Pemulung Tusuk Satpol PP di Pasar Rebo, Marah karena Ditegur dan Dipotret

Ia dan warga lainnya menduga, pengukuran yang saat ini sedang berjalan dengan mematok tanda batas hanya sebuah kamuflase untuk penggusuran.

Lantaran, pengukuran dilakukan tanpa melibatkan tokoh masyarakat setempat seperti RT/RW.

"Perlu saya tegaskan, SHM bukan atas nama Edy Leo, di situ HGB. HGB itu ada masa berlaku izinnya, ternyata sampai sekarang belum diperpanjang," kata Tami.

Ia lantas mempertanyakan tujuan pengukuran dilakukan. Tami bingung mengapa pengukuran dijadikan sebagai syarat memperpanjang masa berlaku SHGB, padahal dalam sertifikat sudah dijelaskan luas tanah dan di mana saja batas-batasnya.

Baca juga: Rumah di Kompleks IKPN Bintaro Jaksel Terbakar, 13 Unit Damkar Dikerahkan

Tami juga mempertanyakan kegiatan penggalian tanah untuk membuat saluran sebidang dan pemasangan kamera CCTV di beberapa titik.

"Makanya di sini kami orasi, kami menuntut hak-hak, jangan sampai fasilitas untuk warga digusur, kami tetap akan mempertahankan. Kami tetap khawatir karena pengukuran untuk apa, kalau HGB sudah ada kan yang dulu," jelas Tami.

"Harapannya tentunya para pejabat membela rakyat, apalagi Presiden komitmen usut tuntas mafia tanah. Kalau memang ada yang terlibat, aparat pemerintah ya harus ditindak," lanjut dia.

Sebelumnya diberitakan, ratusan warga menggelar demo di Kampung Bulak pada Selasa (15/11/2022).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com