JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria yang menculik Malika Anastasya (6) di Jalan Gunung Sahari 7A, Sawah Besar, Jakarta Pusat, bukan sopir bajaj.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, jajarannya justru telah meminta keterangan sopir bajaj untuk mengungkap kasus penculikan itu.
"(Saksi diperiksa) sementara baru orangtua korban dan sopir bajaj," kata Komarudin saat dihubungi wartawan, Minggu (18/12/2022).
Baca juga: Bocah 6 Tahun Diduga Diculik Sopir Bajaj di Gunung Sahari Jakarta Pusat
Pemeriksaan sopir bajaj menunjukkan bahwa dia tak menyadari orang yang memaksa anak enam tahun masuk ke dalam bajajnya adalah penculik.
Menurut Komarudin, sopir bajaj sekadar mengais rezeki dengan mengantar penumpang ke titik tujuan sesuai permintaan pelaku.
"Sopir bajaj enggak tahu ini (pelaku) siapa. Dikiranya ya orangtua dan anak. Mereka (penculik dan korban) lalu turun di tengah jalan," ungkap dia.
Kemudian, polisi juga telah menyisir kamera CCTV di lokasi untuk mencari petunjuk dalam kasus penculikan tersebut.
Baca juga: Polisi Kesulitan Cari CCTV di Kasus Penculikan Bocah 6 Tahun dengan Bajaj
Namun, kata Komarudin, jajarannya baru mendapatkan satu kamera CCTV sehingga belum memiliki data yang kuat untuk mengungkap identitas pelaku.
"Kami sedang melakukan pengembangan, karena saat ini CCTV yang kami dapat juga baru satu sementara di lingkungan sekitar (TKP)," ucap Komarudin.
Sebelumnya diberitakan, video viral menarasikan seorang bocah berusia enam tahun diduga diculik.
Dalam video tampak pria yang mengenakan pakaian dan topi serba hitam mendekati korban. Kemudian, pelaku memegang tangan korban dan menariknya masuk ke dalam bajaj.
Setelah bocah yang mengenakan pakaian putih itu masuk ke dalam bajaj, pelaku segera bergegas pergi membawa korban dengan bajaj yang ditumpanginya.
Kapolsek Sawah Besar AKP Patar Mula Bona mengungkapkan, kasus penculikan tersebut terjadi pada Rabu (7/12/2022).
"Iya, kejadian tanggal 7 Desember 2022. Keluarga korban kemudian datang ke Polres Jakarta Pusat melaporkan kehilangan anaknya tanggal 9," ujar Bona.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.