Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit "Hip Dysplasia" yang Diduga Bikin Badan Harimau Benggala "Juve" Tampak Kecil...

Kompas.com - 22/12/2022, 08:17 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Animal Defender Indonesia dan Komisi D DPRD DKI Jakarta melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022).

Tujuan mereka tak lain adalah mengecek kondisi harimau benggala bernama Juve yang sebelumnya ramai diperbincangkan lantaran diduga bertubuh kurus.

Hasil sidak, Juve disebut bertubuh prima. Namun, herwan karnivora ini berpotensi mengidap hip dysplasia atau kondisi saat pinggul tumbuh tak normal.

 

Tekankan sidak tanpa koordinasi

Ketua Animal Defender Indonesia Doni Herdaru Tona menekankan, sidak dilakukan tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan pengelola Taman Margasatwa Ragunan.

"Kami tidak ada rekayasa untuk bertemu. Bahkan setelah kami di dalam, baru dihubungi oleh pihak pengelola dan lalu menjembatani apa yang mau dilihat," tegas Doni, didampingi anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Panji Virgianto, saat ditemui di Taman Margasatwa Ragunan, Rabu.

Baca juga: Video Viral Harimau Benggala di Ragunan Tampak Kurus, Ini Penjelasan Pengelola

Doni dan Panji tak langsung mengunjungi kandang Juve saat melakukan sidak. Mereka terlebih dahulu mengunjungi hewan-hewan lainnya yang berada di taman margasatwa tersebut.

Berdasarkan sidak yang dilakukannya, Doni menyebutkan bahwa tak ada hewan bertubuh kurus di Taman Margasatwa Ragunan.

"Kami melihat dulu hewan-hewan yang lain seperti apa, kami tidak menemukan hewan yang kurus di Ragunan," sebut Doni.

Sidak kandang Juve

Setelah itu, Doni bersama Panji baru melakukan sidak ke kandang Juve.

Doni menyatakan, Juve sempat mengaum dengan lantang saat dikunjungi. Karena itu, dia menyatakan bahwa kondisi Juve tergolong prima.

"Kami diberi kesempatan untuk bertemu dengan Juve di kandang perawatannya," ucap Doni.

"Dan kami menilai, Juve dalam kondisi yang prima, di mana dia bisa mengaum dengan keras, protes ada banyak orang," sambung dia.

Baca juga: Animal Defender dan DPRD DKI Sidak Taman Margasatwa Ragunan, Cek Kondisi Harimau yang Dinilai Kurus

Berpotensi derita hip dysplasia

Saat menyidak kandang Juve, Doni mulanya bertanya kepada dokter yang merawat Juve apakah hewan karnivora itu berpotensi hip dysplasia.

Dokter yang merawat Juve itu lantas membenarkan.

"Saya tanya adakah potensi hip dysplasia? Ada," ucap Doni.

Hal ini yang diduga menyebabkan bagian belakang badan Juve kecil.

Baca juga: Harimau Juve di Ragunan Berpotensi Derita Hyp Dysplasia, Kondisi Pinggul Tumbuh Tak Normal

Kata dia, pengelola Taman Margasatwa Ragunan tidak melakukan operasi mengingat Juve sudah berusia lanjut. Juve kini berusia 16 tahun.

Pertimbangan lain, lanjut Doni, bisa jadi Juve justru merasa tidak nyaman usai dioperasi.

"Kenapa tidak dioperasi? Karena pertimbangan usia. Lalu, dia (Juve) nanti bisa stres hanya dalam kandang," tutur Doni.

"Pasca-operasinya akan berisiko serta hasil operasinya belum tentu akan membuat dia lebih nyaman," sambung dia.

Diduga mengidap hip dysplasia sejak lahir

Di lokasi yang sama, Kepala Unit Pengelola Taman Margasatwa Ragunan Endah Rumiyati menyebutkan, Juve diduga mengidap hip dysplasia sejak ia dilahirkan induknya.

"Bawaan dari lahir dia ada kelainan, hip dysplasia," ucap Endah.

Menurut Endah, Juve baru diketahui mengidap hip dysplasia baru-baru ini.

Sebab, kata Endah, penyakit ini tak kentara saat Juve masih kecil. Hip dysplasia baru terlihat ketika Juve menua.

"Iya (Juve diketahui diduga mengidap dysplasia baru-baru ini). Jadi memang kan satu satwa seperti itu, enggak dari kecil kelihatan. Cuma tampak besarnya lebih kelihatan lagi," ucap Endah.

Baca juga: Saat Sidak Harimau Juve Berbuntut Dorongan Untuk Revitalisasi Taman Margasatwa Ragunan..

Akhirnya, pengelola Taman Margasatwa Ragunan tak bisa mengoperasi hewan karnivora itu karena gangguan kesehatan pada Juve baru terungkap.

Sebab, faktor usia tersebut bisa memengaruhi proses operasi dan pasca-operasi. Kata Endah, operasi juga belum tentu membuat Juve merasa nyaman nantinya.

"Ini kami tidak bisa melakukan tindakan karena usia. Faktor usia ini memengaruhi pada saat pembiusan dan pasca-operasi. Nanti dia (Juve) enggak nyaman, malah lebih parah, stres. Nanti bisa menimbulkan kematian," kata Endah.

Endah menambahkan, meski tak bisa dioperasi, Juve tetap menerima pengobatan dan vitamin untuk dugaan penyakit tersebut.

"Kalau dia merasa enggak nyaman, kami harus tetap kasih obat, vitamin juga," ungkap Endah.

Animal Defender minta ruang hidup Juve diperluas

Doni berujar, berdasarkan hasil sidak, ruang hidup Juve yang saat ini berupa replika hutan, tergolong kecil.

Di habitat aslinya, kata Doni, seekor harimau benggala bisa berlarian hingga berkilo-kilometer.

"Ruang hidupnya (Juve) jangan segini. Dia biasa berjalan berkilo-kilometer, mari kita kompensasi dengan tempat yang lebih baik," kata Doni.

Doni menggambarkan, ruang hidup Juve saat ini seperti kamar. Dengan demikian, Juve selama 16 tahun hidupnya selalu berada di kamar.

Hewan karnovira ini lantas dianggap tidak pernah bersenang-senang.

"Jangan sampai ya hidup di sini doang. Anda mau enggak hidup enggak ngemal, enggak ngopi. Jadi, marilah kita memberikan ruang hidup yang lebih layak," tutur Doni.

Baca juga: Juve Si Harimau Benggala di Ragunan Diduga Idap Hip Dysplasia Sejak lahir

Dalam kesempatan itu, Doni juga meminta prngelola Taman Margasatwa Ragunan memiliki payung hukum sendiri atau terlepas dari naungan dinas.

Di satu sisi, Panji Virgianto mengapresasi Doni karena sudah menyuarakan rasa kekhawatiran terhadap kondisi Juve.

Panji menilai, tanpa ada laporan dari Doni, legislatif Jakarta tak mungkin bisa mengetahui apa yang terjadi dengan Juve.

"Tanpa adanya pengawasan dari masyarakat, sentu saja DPRD tidak mungkin bisa sampai ke tataran, yang bagi, kami tataran terendah hasilnya bisa maksimal," tutur Panji.

Untuk diketahui, Doni sempat mengunggah video yang menunjukkan kondisi tubuh Juve melalui akun TikTok-nya pada 16 Desember 2022.

Baca juga: Animal Defender Minta Ruang Hidup Juve Si Harimau Benggala Diperluas

Dalam video itu, tampak Juve sedang berjalan pelan menjauhi perekam. Harimau berwarna coklat dengan loreng hitam ini tampak kurus dalam video tersebut.

Doni menyematkan sebuah kalimat yang menandakan waktu video itu diambil.

"Rabu, 14 Desember 2022, (di) Kebun Binatang Ragunan," tulis Doni.

Pada hari yang sama, pengelola Taman Margasatwa Ragunan melalui akun resmi Instagram-nya memberikan klarifikasi atas video Juve yang tampak kurus.

"Harimau ini namanya Juve. Dia usianya 16 tahun. Lahir tanggal 11 bulan 7 (tahun) 2006," tutur Wahyu, pengurus Juve, dalam video tersebut.

Baca juga: Juve Mengaum Nyaring, Protes Disidak Anggota DPRD DKI dan Animal Defender...

Wahyu berujar, ukuran tubuh Juve masuk kategori normal. Harimau Juve juga selalu diberi makan dengan jadwal rutin.

"Makannya normal, 5-6 kilogram daging (dalam sehari). Kami berikan setiap hari. Hari Sabtu kami puasakan biar tidak over berat badannya," ujar Wahyu.

Menurut Wahyu, Doni menilai Juve memiliki badan kurus karena mengambil video hewan tersebut dari jarak jauh.

Jika video diambil dari jarak dekat, kaya Wahyu, Juve akan terlihat memiliki ukuran badan yang normal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Polisi: Kantung Parkir di Masjid Istiqlal Tak Seimbang dengan Jumlah Pengunjung

Megapolitan
Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Masyarakat Diminta Tak Tergoda Tawaran Sewa Bus Murah yang Tak Menjamin Keselamatan

Megapolitan
SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

SMK Lingga Kencana Depok Berencana Beri Santunan ke Keluarga Siswa Korban Kecelakaan

Megapolitan
Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Tukang Tambal Ban yang Digeruduk Ojol Sudah 6 Tahun Mangkal di MT Haryono

Megapolitan
Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Keponakannya Sendiri

Megapolitan
Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Terungkap, Jasad Pria Dalam Sarung di Pamulang Ternyata Pemilik Warung Kelontong

Megapolitan
Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Kronologi Tukang Tambal Ban di Jalan MT Haryono Digeruduk Ojol

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Pemkot Depok Akan Evaluasi Seluruh Kegiatan di Luar Sekolah Imbas Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Namanya Masuk Bursa Cagub DKI, Heru Budi: Biar Alam Semesta yang Jawab

Megapolitan
Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Polisi Usul Kantong Parkir Depan Masjid Istiqlal Dilegalkan Saat Acara Keagamaan

Megapolitan
Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Kepsek SMK Lingga Kencana: Kami Pernah Pakai Bus Trans Putra Fajar Tahun Lalu dan Hasilnya Memuaskan

Megapolitan
Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Polisi Terima Laporan Komunitas Tuli Berkait Konten Komika Gerall yang Diduga Rendahkan Bahasa Isyarat

Megapolitan
Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Soal Tepati Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi: Nanti Dipikirkan

Megapolitan
Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Polisi Selidiki Pihak yang Bekingi Parkir Liar di Depan Masjid Istiqlal

Megapolitan
Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Bawaslu Kirim Surat ke Heru Budi, Ingatkan untuk Tak Rotasi Pejabat DKI Jelang Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com