Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Sejarah Biara Ursulin Santa Maria, Bangunan Penanda Kebangkitan Kaum Hawa

Kompas.com - 26/12/2022, 05:15 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

Rumahnya dengan halaman luas akan dijual karena tidak ada yang mengurus. Para suster membeli sebagian halaman Nyonya Meiland untuk Kapel Santa Maria.

Pada akhir Oktober 1888, seorang tetangga dekat sekolah juga menawarkan rumahnya kepada komunitas Ursulin. Tawaran diterima. Lalu, tahun 1896 seorang tetangga menawarkan rumahnya karena akan kembali ke Eropa.

Setelah rumah dan tanah dibeli, luas kompleks Biara Ursulin dan Sekolah Santa Maria pun membentang dari Jalan Noordwijk sampai Jalan Batoe Toelis.

Baca juga: Paroki Santa Maria Tak Bercela Memaafkan Pelaku Pengeboman

”Setelah lahan terpotong oleh pelebaran jalan, luas lahan saat ini sekitar 2 hektar,” jelas Suster Lucia, pengelola Museum Santa Maria kepada Kompas.

Biara besar dan biara kecil

Tahun 1859, Suster Andre van Gemert OSU membeli satu hotel dengan halaman luas, tepat disamping biara, milik Nyonya Godefroid seharga 35.000 gulden.

Hotel itu kemudian dijadikan biara, asrama, dan sekolah putri yang kini dikenal sebagai SMA Santa Ursula di Jalan Pos (dulu Postweg) Nomor 2.

Biara di Juanda 29 kemudian mendapat nama biara besar (Groot Klooster), sedangkan biara di Jalan Pos 2 disebut sebagai biara kecil (Klein Klooster).

Kehadiran dua sekolah milik para suster Ursulin di Batavia itu, di kemudian hari memicu percepatan dan perluasan pendidikan bagi kaum perempuan di Tanah Air pada awal abad ke-19.

Santa Maria sendiri saat ini menampung 1.668 murid yang terdiri dari siswa-siswi TK-SD, siswi SMP, dan siswi SMK.

Baca juga: Natal, Bukan Hari Raya Keagamaan Semata...

"Jurusan SMK Santa Maria paling populer saat ini jurusan tata boga, mungkin karena sekarang lagi ngetren industri kuliner, ya?” ucap Suster Lucia.

Ia menambahkan, sejak kemerdekaan, Sekolah Santa Maria menerima siswa TK dan SD.
"Tetapi untuk SMP dan SMK, kami tetap membatasi sebagai sekolah perempuan,” ujar Suster Lucia.

Restorasi

Tahun 1923, seperti tergambar dalam buku Ursulin, Pendidik Perempuan Pertama di Indonesia, 1856-2016 (Penerbit: Panitia 160 Tahun Biara-Sekolah Santa Maria, Jakarta 2016), kapel dibongkar dan diperluas.

Interiornya pun dibuat jauh lebih sederhana. Meski demikian, kaca-kaca patri jendela, terutama di atas altar, dipertahankan.

Keindahan bangunan pun tak berkurang karena restorasi bangunan dikerjakan biro arsitek ternama, Hulswit Fermont. Ed Cuypers. Kapel selesai dalam waktu 10 bulan.

Namun, buat Suster Lucia, terdapat da hal yang lebih indah dari arsitektur kapel itu, yakni bunyi suara orgel pipa gereja.

”Sekian tahun lalu saya masih mendengar suara orgel pipa tersebut mengiringi koor biarawati di sini,” katanya, awal Juli lalu. Orgel pipa itu didatangkan dari Belanda, Agustus 1924. Orgel dimainkan pertama kali oleh Suster Madeleine de Fulfence.

(Penulis: Windoro Adi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Keluarga Korban Begal Bermodus 'Debt Collector' Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Keluarga Korban Begal Bermodus "Debt Collector" Minta Hasil Otopsi Segera Keluar

Megapolitan
Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Masih di Bawah Umur, Pelaku Perundungan Siswi SMP di Bogor Tak Ditahan

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Polisi Gadungan di Jaktim Tipu Keluarga Istri Kedua Supaya Bisa Menikah

Megapolitan
Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan 'Study Tour'

Ini Berkas yang Harus Disiapkan untuk Ajukan Uji Kelayakan Kendaraan "Study Tour"

Megapolitan
Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Siswa SMP Lompat dari Gedung Sekolah, Polisi: Frustasi, Ingin Bunuh Diri

Megapolitan
5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

5 Tahun Diberi Harapan Palsu, Sopir Angkot di Jakut Minta Segera Diajak Gabung ke Jaklingko

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com