Sepeninggal sang suami, Eny mulai mengalami gangguan kejiawaan. Sehari-hari, ia hanya dirawat oleh Tiko yang sampai mengorbankan diri untuk tidak mengenyam pendidikan.
Lama kelamaan, keduanya tidak mampu membiayai hidup di rumah itu. Rumah itu pun dibiarkan begitu saja tanpa dialiri listrik dan air.
Baca juga: Eny Sempat Pukul dan Ludahi Petugas Saat Dievakuasi dari Rumah Mewah yang Terbengkalai di Cakung
"Airnya itu ada nadah dari air hujan. Tapi juga ada air dari tetangga sih untuk sehari-hari," ujar Slamet.
Rumah juga dibiarkan tak terawat sehingga terkesan seperti rumah angker bila dipandang dari luar.
Menurut pengakuan Slamet, warga setempat yang ingin memberi bantuan secara finansial untuk menyambung hidup kerap mendapatkan penolakan dari Eny.
"Dia selalu bilang masih punya tabungan. Jadi bantuan-bantuan yang dari tetangga itu seolah enggak perlu," jelas Slamet.
Bahkan, Slamet dan Ketua RT 06/RW 02 Kelurahan Jatinegara, Noves Haristedja, sempat ditolak ketika ingin melakukan pendataan agar Eny dan Tiko mendapat bantuan.
Baca juga: Selama Tinggal di Rumah Mewah Terbengkalai, Eny dan Tiko Hanya Minta Tolong ke Tetangga Tertentu
"Bilang enggak perlu bantuan dan tamu. Maksud saya mau pendataan karena di sini perlu bantuan, tapi lagi-lagi ditolak," kata Slamet.
Bantuan dalam bentuk pembersihan rumah pun ditolak oleh Eny. Walhasil, hingga sebelum Eny dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Duren Sawit, kondisi rumah Eny dan Tiko tampak tak terurus seperti terbengkalai.
"Walau mau bantu untuk bersihin rumah enggak dibolehin. Itu masalahnya. Tiko mau bersihin harus izin, tapi tetap enggak dibolehin," kata Slamet.
(Penulis: Nabila Ramadhian | Editor: Jessi Carina, Ihsanuddin)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.